Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pentingnya Memahami Risiko Sebelum Berinvestasi

20 September 2021   13:44 Diperbarui: 26 September 2021   01:20 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Investasi | Sumber: Shutterstock via money.kompas.com

Banyak orang yang tidak mengerti betul tentang investasi tiba-tiba mencoba berinvestasi karena alasan yang beragam. Tetapi kebanyakan karena ada rasa khawatir dengan kondisi keuangan di masa depan.

Umumnya mereka adalah kelompok orang-orang yang mendapatkan pemasukan bulanan, tetapi tiba-tiba aliran gaji berhenti karena pensiun, PHK, menderita penyakit kritis, dan lain sebagainya.

Sisa uang pesangon pun diputarkan dengan harapan uang tersebut akan berkembang. Tetapi mereka tidak memperhitungkan risiko. Bisa jadi hal itu karena kurang pengalaman, kurang mengerti mengenai investasi, tergoda iming-iming, dan sebagainya.

Ada yang menjadi korban investasi bodong yang menjanjikan hasil investasi yang 'terlalu tinggi' dan ada juga yang tidak siap dengan risiko investasi.

Menurut saya, investasi itu ibarat tanaman, diusahakan mulai dari bibit, bertunas, tumbuh membesar, berbunga, dan kemudian berbuah. Setiap levelnya ada risiko yang mungkin terjadi.

Seorang teman yang sedang menyukai tanaman hias, membagikan pengalamannya di media sosial. 

Dia membeli bibit tanaman hias jenis keladi secara online. Ketika bibit diterima, dia mulai menanam bibit-bibit tersebut. Tidak lama kemudian, munculah daunnya. 

Saat itu dia masih belum menyadari apa yang terjadi. Namun setelah beberapa lama, daun bertambah banyak, ternyata itu adalah tanaman liar merambat yang daunnya seperti keladi tetapi bukan keladi tanaman hias yang dia 'beli'. Rupanya dia tertipu.

Begitupun, tidak semua bibit bisa tumbuh sempurna sampai buahnya layak dipanen atau sampai bertunas untuk dikembang biakan. Bahkan setelah berbuah atau bertunas pun, masih bisa dimakan ulat, membusuk sebelum waktunya, jatuh dari pohon ketika belum layak panen, dan seterusnya.

Ilustrasi investasi | source: youthincmag.com
Ilustrasi investasi | source: youthincmag.com

Demikian pula dengan investasi, setiap level ada risikonya.

Tujuan investasi adalah untuk mengembangkan kekayaan yang tadinya hanya sekian menjadi berkali-kali lipat. Contoh investasi misalnya saham, logam mulia, property, dll.

Itulah sebabnya tujuan investasi ini sering disalah gunakan oleh para oknum dengan mengiming-imingi hasil investasi yang tinggi. Padahal makin tinggi hasil investasi, risikonya pun semakin tinggi. 

Orang-orang yang khawatir dengan keuangan masa depan biasanya rentan menjadi korban, karena mereka lebih berharap keuntungan dalam waktu cepat agar uang yang ada tidak cepat habis.

Wajar saja jika seseorang menghitung jumlah uang yang ada sekarang cukup untuk berapa bulan atau berapa tahun lagi, di saat dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan uang, karena semua manusia hidup butuh biaya. 

Dan sangat penting untuk merencanakan semuanya sejak dini. Namun, janganlah juga terlalu mudah jatuh dalam iming-iming hasil investasi yang tinggi.

Investasi sebaiknya disebar, jangan hanya berinvestasi pada satu jenis saja. Apalagi jika Anda sudah tidak dalam usia produktif. 

Sebaiknya ada sumber keuangan sebagai pengganti aliran gaji bulanan, yang berupa uang pensiun, uang hasil usaha, atau uang hasil investasi (jika sudah ada). Karena biaya hidup tetap jalan sekalipun Anda sedang merencanakan atau menunggu hasil investasi.

Dan yang terpenting sebelum berinvestasi, sebaiknya pondasi keuangan dibuat sekuat mungkin. 

Alokasi biaya hari-hari untuk sandang, pangan, papan adalah yang utama. Selanjutnya adalah perlindungan keuangan, berupa proteksi keuangan terhadap kesehatan, proteksi keuangan terhadap penyakit kritis, proteksi keuangan terhadap nilai ekonomis seorang pencari nafkah. Dan barulah alokasi keuangan untuk dana darurat, investasi, dan persiapan warisan.

Sayangnya perlindungan keuangan menjadi hal yang terlupakan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Padahal perlindungan keuangan ini sangat penting untuk melindungi alokasi biaya yang paling utama, yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan anak (bagi yang masih memiliki anak usia sekolah).

Mengapa? Bayangkan jika sandang, pangan, papan sudah terpenuhi, dan Anda mulai berinvestasi. Tiba-tiba di tengah jalan, Anda jatuh sakit dan tidak dapat menghasilkan uang, sementara biaya perawatan dan biaya hidup rutin tetap berjalan. Tentunya dana daurat, tabungan, dan investasi yang akan dipertimbangkan untuk menutup biaya-biaya. Tidak mungkin alokasi dana untuk sandang, pangan, papan dihentikan, bukan? Apa jadinya jika modal investasi ditarik, dana darurat habis, rumah usaha kost-kostan dijual, dan seterusnya. Tentunya modal akan habis dan tujuan investasi tidak akan tercapai.

Tetapi jika sebelumnya sudah ada alokasi dana untuk perlindungan keuangan, maka dana inilah yang dipakai untuk biaya hidup hari-hari dan biaya perawatan selama sakit. 

Jadi, setidaknya untuk sementara waktu, masalah kebutuhan hari-hari dan biaya perawatan dapat diatasi, sementara modal investasi yang sudah ditanam, dapat dibiarkan berkembang dulu hingga akhirnya dikemudian hari dapat menjadi aliran penghasilan rutin yang akan dipakai untuk menutup biaya hidup selanjutnya.

Jika pos-pos pengeluaran utama sudah terlindungi, saya rasa keputusan berinvestasi tidak akan dipengaruhi oleh kekhawatiran akan keuangan dimasa depan, yang membuat sebagian orang menjadi tergesa-gesa dalam berinvestasi.

Sebelum berinvestasi dalam sesuatu hal sebaiknya pelajari dulu cara kerjanya, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai pengelola investasi dan anggota-anggotanya, analisa risikonya, dan tanyakan pada diri sendiri, "apakah siap dengan risikonya?" 

Setiap jenis investasi pasti ada risikonya. Siapkan diri bukan hanya untuk hasil keuntungan yang akan didapat, tetapi siapkan juga kemungkinan risikonya. 

Dan yang terpenting, lindungi keuangan agar rekening biaya sehari-hari, yaitu yang paling utama, tidak terganggu. (VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun