Demikian pula dengan investasi, setiap level ada risikonya.
Tujuan investasi adalah untuk mengembangkan kekayaan yang tadinya hanya sekian menjadi berkali-kali lipat. Contoh investasi misalnya saham, logam mulia, property, dll.
Itulah sebabnya tujuan investasi ini sering disalah gunakan oleh para oknum dengan mengiming-imingi hasil investasi yang tinggi. Padahal makin tinggi hasil investasi, risikonya pun semakin tinggi.Â
Orang-orang yang khawatir dengan keuangan masa depan biasanya rentan menjadi korban, karena mereka lebih berharap keuntungan dalam waktu cepat agar uang yang ada tidak cepat habis.
Wajar saja jika seseorang menghitung jumlah uang yang ada sekarang cukup untuk berapa bulan atau berapa tahun lagi, di saat dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan uang, karena semua manusia hidup butuh biaya.Â
Dan sangat penting untuk merencanakan semuanya sejak dini. Namun, janganlah juga terlalu mudah jatuh dalam iming-iming hasil investasi yang tinggi.
Investasi sebaiknya disebar, jangan hanya berinvestasi pada satu jenis saja. Apalagi jika Anda sudah tidak dalam usia produktif.Â
Sebaiknya ada sumber keuangan sebagai pengganti aliran gaji bulanan, yang berupa uang pensiun, uang hasil usaha, atau uang hasil investasi (jika sudah ada). Karena biaya hidup tetap jalan sekalipun Anda sedang merencanakan atau menunggu hasil investasi.
Dan yang terpenting sebelum berinvestasi, sebaiknya pondasi keuangan dibuat sekuat mungkin.Â
Alokasi biaya hari-hari untuk sandang, pangan, papan adalah yang utama. Selanjutnya adalah perlindungan keuangan, berupa proteksi keuangan terhadap kesehatan, proteksi keuangan terhadap penyakit kritis, proteksi keuangan terhadap nilai ekonomis seorang pencari nafkah. Dan barulah alokasi keuangan untuk dana darurat, investasi, dan persiapan warisan.
Sayangnya perlindungan keuangan menjadi hal yang terlupakan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Padahal perlindungan keuangan ini sangat penting untuk melindungi alokasi biaya yang paling utama, yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan anak (bagi yang masih memiliki anak usia sekolah).