Ketika sampai pada pembicaraan gaji yang sebelumnya sudah saya tuliskan pada form yang harus saya isi, mereka mengatakan bahwa bahkan gaji mereka pun tidak sampai sejumlah yang saya minta, nah lho...
Padahal, saya sudah merendahkan standar gaji saya serendah-rendahnya sampai pada angka yang sanggup saya terima ha...ha..ha....
Terus terang, saya jadi merasa tidak enak hati. Dan sebenarnya memang selama bekerja, saya tidak pernah bekerja hanya untuk gaji tetapi kebetulan gaji saya selalu "cukup". Â
Andai mereka dapat meyakinkan saya untuk mengambil pekerjaan itu, walau gaji yang ditawarkan tidak sesuai dengan yang saya minta, mungkin akan saya pertimbangkan.
Dan sesudah itu, memang saya bertanya-tanya, apakah standar saya ketinggian?Â
Rasanya tidak. Tetapi setelah itu, sebelum menentukan angka, saya akan bertanya pada head hunter, berapa standar gaji yang pantas untuk posisi ini dan saya bandingkan dengan hasil penelitian saya sendiri mengenai nilai yang pantas untuk posisi itu.Â
Memang saat itu sudah cukup lama saya tidak bekerja sebagai karyawan, setelah sebelumnya bekerja cukup lama di luar negeri.Â
Maka, mungkin saya pernah menyebutkan angka yang terlalu tinggi untuk ukuran di Indonesia, walaupun sebenarnya itu sudah diturunkan serendah-rendahnya.
Lain waktu, saya pernah mendapat panggilan wawancara dari satu perusahaan besar berkali-kali, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi saja.Â
Wawancara pertama, dengan departmen A, dan wawancara kedua dilakukan di hari yang berbeda dengan departmen B, begitulah sampai 5 kali.Â