Berapa banyak area bisnis di Indonesia yang dilengkapi dengan area parkiran, bongkar muat barang dari kendaraan, tempat menurunkan penumpang, tempat kendaraan menunggu beberapa menit?
Area bisnis modern mungkin sudah mulai memperhitungkan hal itu. Namun area pemukiman yang berubah menjadi area bisnis, apakah ada solusinya?
Kebutuhan penduduk Indonesia akan kendaraan pribadi sangat dapat dimaklumi, karena kendaraan umum pun dapat dikatakan masih kurang memadai dari berbagai sisi.Â
Kurang aman, tidak ada fasilitas yang mendukung untuk penyandang disabilitas dan lansia, waktu kedatangan dan ketibaan yang tidak dapat diprediksi, karena masih ada jenis kendaraan umum yang bisa ngetem bermenit-menit, dsb.
Dengan kondisi seperti itu, perlu dimaklumi dan diterima alasan mengapa orang lebih suka memiliki kendaraan pribadi sebagai alat transportasi daripada menggunakan kendaraan umum. Sekalipun rumah mereka masuk gang dan tidak memungkinkan untuk memiliki garasi.
Lalu jika demikian, apakah pihak berwenang yang bertugas memberantas parkir liar dengan tujuan mulia, demi kepentingan dan kenyamanan bersama, akan berhasil? Rasanya kecil kemungkinan jika tidak ada solusi yang lebih baik bagi semua pihak.
Sekadar solusi sepihak memberlakukan derek kendaraan yang parkir sembarangan tetapi tidak memberi solusi bagi para pemilik kendaraan, rasanya tidak akan bertahan lama, atau ujung-ujungnya semua urusan selesai dengan uang.Â
Minimarket yang ada dipemukiman penduduk berusaha memberantas tukang parkir liar tetapi tidak menyediakan lahan parkir dan sistem keluar masuk kendaraan yang benar. Mestinya mereka juga harus memperhitungkan sistem keluar masuk dan lamanya parkir di area parkiran mereka yang terbatas.Â
Restauran-restauran dan bisnis lain, seharusnya menyediakan tempat parkir yang memadai bagi para konsumennya dan tidak membiarkan para tukang parkir liar memarkirkan kendaraan pelangganya dipinggiran jalan umum yang tentu saja mempersempit lalu lintas yang mengakibatkan kemacetan.
Sistem perumahan yang tidak memiliki area parkiran sebagai antisipasi jika ada keramaian disalah satu rumah penduduk, tidak ada area bongkar muat, area menurunkan penumpang, seperti di negara tetangga, Singapura yang anti macet, seharusnya mulai dibenahi.Â