Masih ingatkah Anda, ketika baru pertama kali bekerja pasti sering mendengar, "digaji berapa aja, yang penting dapat pekerjaan dulu", begitu kalimat yang sering terlontar dari orangtua, saudara tua, teman yang jadi panutan jika setelah melamar ke sana-ke mari namun belum dapat kerjaan karena sulitnya lowongan kerja.
Bahkan saking sudah hopeless-nya, ada yang dalam surat lamarannya tidak tahu mau melamar pekerjaan apa sehingga asal lamar. Dia hanya menuliskan, "Saya bersedia melakukan pekerjaan apa pun". Belum tahu dia, kalau dikasih pekerjaan jauh di bawah apa yang diharapkan, hehehe......
Ngomongin resign, sesungguhnya apa alasan Anda bekerja akan mempengaruhi alasan Anda pula untuk resign dari sebuah pekerjaan. Sebagai contoh fresh graduate yang mungkin akan resign jika merasa ilmu sudah cukup dan perlu mencari tantangan baru. Mungkin juga karena merasa sudah berpengalaman, maka merasa diri pantas untuk mendapat jabatan baru yang tidak didapat di tempat lama, atau untuk mendapat gaji lebih tinggi.
Saya mau menceritakan tentang kisah teman saya yang sering berpindah pekerjaan demi alasan gaji. Tidak salah memang, semua orang berhak mencari gaji dan mendapatkan jumlah yang dia inginkan.Â
Tentunya ada saat di mana kita tidak hanya bekerja untuk belajar atau demi mendapatkan pengalaman bekerja saja. Dan ada juga saat di mana memang dirasa layak untuk dibayar mahal karena keahlian dan pengalaman kita memang jauh lebih baik daripada para pemula. Tetapi akhirnya teman saya ini sering dipertanyakan loyalitasnya.
Pasalnya, teman saya juga tidak malu-malu untuk minta kembali ke perusahaan lama ketika dia butuh. Namun, ketika ada tawaran dengan bayaran lebih besar lagi, maka dengan ringan, dia pun akan melepas kerjaan di tempat kerja yang lama.Â
Memang sebaiknya kita setia bukan pada atasan atau tempat kerja, tetapi setia pada pekerjaan kita. Namun jangan juga resign dan pindah ke tempat lain jangan hanya semata-mata karena gaji.Â
Tak dipungkiri juga, bayaran tinggi pasti diikuti oleh tanggung jawab lebih tinggi. Tanyakanlah dulu pada diri sendiri sebelum resign, "apakah saya sanggup untuk mengemban tanggung jawab yang lebih besar? Apakah saya siap dengan budaya kerja yang belum tentu cocok dengan diri saya?" Jangan-jangan belum habis masa percobaan malah sudah pengen menyerah.
Lantas, apa saja sih selain perihal gaji kecil yang membuat orang ingin resign?
Jenuh
Alasan seseorang resign bisa jadi karena jenuh. Setelah bertahun-tahun bekerja, saking cintanya pada pekerjaan, mungkin dia hampir tidak pernah ambil cuti dan pergi liburan, hal itu dapat membuat jenuh dan semangat kerja turun.Â
Daripada merusak nama baik sendiri karena kejenuhan yang membuat performance turun, memang lebih baik undur diri. Setelahnya mungkin bisa pergi liburan keliling Indonesia dan keliling dunia, menikmati hidup dengan memanfaatkan hasil kerja selama ini sebelum mencari kerja baru.Â
Saya kira tindakan tersebut sah-sah saja selama perhitungannya tepat. Jika usia masih muda dan ingin resign, minimal ada tabungan untuk 6 bulan ke depan setelah dikurangi dana liburan.Â
Melanjutkan Sekolah
Melanjutkan sekolah bisa menjadi alasan juga seseorang resign. Resign yang dapat diterima dengan lapang dada oleh perusahaan tempat kita bekerja. Bagaimanapun karyawan adalah aset perusahaan, apalagi karwayan yang berprestasi.
Jika seseorang ingin melanjutkan sekolah, biasanya itu adalah rencana yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, hingga akhirnya tiba waktunya resign.Â
Jika dana Anda dapat meng-cover biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari, juga tidak ada salahnya resign.Â
Jika memang tekad Anda sudah bulat ingin berkonsentrasi pada pendidikan demi masa depan yang dimimpikan. Dalam hal ini, mungkin Anda dapat mengambil pekerjaan part time yang ringan-ringan saja untuk sekadar tambahan uang saku.
Melanjutkan Usaha OrangtuaÂ
Ada saat di mana seseorang mengemban tugas meneruskan usaha keluarga, sekalipun dia sudah bekerja menjadi karyawan di tempat lain.Â
Sebaiknya jika Anda ingin resign, yakinkan diri bahwa Anda keluar dari pekerjaan tidak dengan keterpaksaan. Resign untuk alasan ini juga saya rasa tidak akan menjadi masalah bagi perusahaan tempat kerja.Â
Lingkungan Kerja yang Tidak KondusifÂ
Lingkungan kerja yang tidak kondusif dapat menimbulkan stres. Stres yang berkepanjangan tidak baik untuk kesehatan. Kalau saya, daripada sakit, lebih baik saya resign dan mencari bos baru.
Jika seorang karyawan sakit saat bekerja, setahu saya, ada periode maksimal perusahaan masih akan membayar gaji kita. Mungkin tiga bulan, enam bulan, dan seterusnya. Setelah itu, perusahaan akan memberhentikan Anda karena dianggap tidak produktif. Anda juga akan kehilangan penghasilan. Mending kalau penyakitnya sudah sembuh, kalau belum? Perusahaan mungkin hanya akan kasih pesangon dan Anda akan hidup hanya dari pesangon itu.
Ingin Mencoba Cara Kerja Zaman Now
Saya punya teman yang sebenarnya sangat berprestasi dan tidak punya masalah dengan lingkungan pekerjaannya. Namun dia memutuskan resign karena ingin keliling dunia. Dan dia melakukannya bersama dengan istrinya. Â
Mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan merekam perjalanan mereka untuk dijadikan konten di YouTube. Namun, dia masih menerima pekerjaan di bidang IT, tetapi hanya kalau sedang ingin diambil saja. Perusahaan lama pun masih suka memberinya pekerjaan, karena memang skill-nya oke dan orangnya bertanggung jawab.
Ingin Mulai Berbisnis Sendiri
Ini juga serign kali menjadi alasan resign seseorang. Sebaiknya jika Anda ingin berbisnis sendiri, yakinkan diri bahwa Anda siap memulai bisnis baru Anda. Siapkan dana cadangan untuk membayar tagihan rutin Anda selama belum mendapat keuntungan dari usaha Anda.
Begitulah ragam alasan mengapa orang memutuskan resign. Jadi, apa pun alasan Anda untuk resign, sebaiknya berikanlah alasan yang dapat diterima dan lakukan semuanya dengan baik. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan lama adalah suatu keharusan.Â
Meski kata pepatah "dunia tak selebar daun kelor", namun kenyataannya sering kali meski sudah resign, ternyata orang-orang di sekitar kita masih berkaitan dengan orang-orang dari tempat kerja lama. Dengan kata lain, lingkungan kita ternyata masih berputar di situ-situ saja.
Bukan tidak mungkin juga suatu saat nanti, kita kembali bekerja di tempat lama dengan orang-orang lama. Jadi penting untuk keluar baik-baik dan tetap menjaga hubungan baik.
Jangan pernah resign dalam keadaan marah, kecuali Anda dipecat duluan. Sebaiknya jika ada masalah, selesaikan dulu masalahnya, baru kemudian ambil keputusan dalam keadaan tenang. Â
Resign dalam keadaan marah, sama saja meninggalkan sesuatu dalam keadaan belum selesai, tidak tuntas. Biasanya ujung-ujungnya tidak baik untuk diri sendiri.Â
Kalau pun pihak perusahaan seperti sengaja membuat Anda tidak betah, selama belum dipecat, kalau saran saya, baiknya tunjukan dulu "gigi" kita. Tunjukan prestasi tak tertandingi, baru kemudian ajukan surat pengunduran diri.Â
Apa pun alasan resign sebaiknya tinggalkan kesan yang baik. Suatu hari nanti mereka mungkin akan membutuhkan kita lagi atau mungkin kita sendiri yang butuh mereka (VRG)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H