Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hidup Tanpa Whatsapp dan Terpisah dari Group Pertemanan

22 Januari 2021   15:44 Diperbarui: 22 Januari 2021   16:12 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Komunikasi Lewat Whatsapp (sumber: unicef.org)

Beberapa tahun lalu ketika komunikasi via BlackBerry sedang marak di tanah air, saya baru saja memutuskan untuk kembali tinggal di Indonesia. Seperti layaknya orang-orang yang baru pindah ke suatu tempat baru, ternyata kembali ke tempat lama pun perlu penyesuaian, termasuk dalam hal komunikasi.

Di rantau ketika itu, komunikasi via Internet sudah menggunakan Whatsapp, dan sepengetahuan saya sudah jarang orang menggunakan BlackBerry. Karena itu, tidak terbersit niat untuk membeli Blackberry. 

Saya memang tidak intens berkomunikasi dengan banyak teman ditanah air. Hanya beberapa teman dekat yang biasanya saya telpon langsung kala kesepian atau kangen. 

Selebihnya hanya berkomunikasi lewat email. Jika ada berita tentang salah seorang teman sekomunitas, biasanya teman-teman dekat inilah yang memberitahu, lewat sms. 

Pun dengan keluarga, saya menelpon ke rumah seminggu sekali, jadi tetap update dengan berita-berita keluarga meski hanya mendengar dari orang-orang yang sering saya telpon saja.

Ketika pulang ke tanah air, saya pikir saya harus mulai aktif lagi berkegiatan. Karena itu, saya mulai beredar diantara teman-teman lama. Setiap bertemu teman lama, pertanyaan yang diajukan selalu sama, "Ada PIN BB?" dan dengan enteng saya jawab,"Saya tidak menggunakan BlackBerry". Dan komunikasi pun tidak berlanjut. Setiap ada berita-berita penting, saya selalu ketinggalan berita karena tidak diberi tahu. Alasan mereka, "Salah sendiri tidak punya BB!".

Namun saya masih keuekeuh tidak mau membeli BlackBerry :D

Saya pikir, memangnya pertemanan dan persaudaraan hanya sebatas group-groupan di Blackberry?

Untungnya, tidak lama kemudian, Blackberry bisa diakses lewat Android. Dan kemudian pada akhirnya era Blackberry ditinggalkan dan orang mulai memasuki era Whatsapp. Jadi keputusan saya untuk tidak ikut-ikutan menggunakan Blackberry benar pada saat itu.

Jika sekarang whatsapp "hendak" ditinggalkan karena dianggap tidak lagi melindungi privacy pengguna, saya tunggu trend saja. Bagaimana trend nya. Bagaimanapun aplikasi whatsapp adalah suatu alat komunikasi. Komunikasi itu pasti harus ada lawannya. Tidak mungkin berkomunikasi sendiri bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun