Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tidak Mengapa Google Down, Asalkan Kompasianer Tidak Down

16 Desember 2020   21:20 Diperbarui: 17 Desember 2020   00:11 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: socialketchup.in

Google! Sebuah mesin pencari dimana para pengguna Internet sangat mengandalkannya. Bahkan dalam percakapan sehari-hari pun, kadang terselip canda seperti,"Tanyakan saja pada Paman Google!". 

Saya sendiri mempercayakan 'pekerjaan' saya kepada Paman Google, karena kebetulan bidang saya termasuk bidang yang perkembangannya sangat cepat. Jika tidak mengikuti, bukan tidak mungkin menjadi kurang percaya diri. Bukan ketinggalan, tetapi kurang percaya diri karena tidak tahu perkembangan. 

Jadi bagaimana menyiasatinya? Saya kira volume otak kita sangat terbatas, jadi sebaiknya jangan menyimpan segala sesuatunya dikepala. Apalagi katanya, makin banyak mengingat akan makin banyak lupa, tidak mengingat sama sekali, maka tidak akan lupa sama sekali juga, karena tidak ada yang diingat...ha...ha..ha..ha..

Tetapi memang benar, sebaiknya jangan terlalu percaya diri dapat mengingat semuanya. Pointer atau kata petunjuknya nya saja yang disimpan dikepala agar muat lebih banyak. Suatu saat kita butuh lagi, kita ingat pointernya dan tinggal dicari saja menggunakan mesin pencari Google. Dan semuanya beres. Yang penting kita tahu apa yang kita mau dan tahu dimana mencarinya. Begitu bukan? 

Wah kalau begitu, hidup tergantung pada Google dong? Betul! Tetapi sebenarnya bukan tergantung pada Google. tetapi tergantung pada kemampuan mesin pencari yang kebetulan, yang paling terkenal itu, namanya Google.

Sebenarnya ada banyak mesin pencari yang dapat dipakai. Menurut searchenginejournal.com, ada 17 mesin pencari yang cukup ok selain Google. Salah satunya adalah Twitter. Ternyata menurut situs ini, Twitter adalah mesin pencari. 

Sebenarnya apa sih mesin pencari itu? Dan Bagaimana cara kerjanya? Mesin pencari atau search engine dalam arti harafiahnya adalah sebuah 'mesin' yang dipakai untuk mencari sesuatu. Mesin disini dapat diartikan sebagai tool atau alat. Mencari apa? Mencari apapun itu dalam hal ini konteksnya adalah dunia maya alias Internet. 

Mencari dimana? Jika kita mencari sesuatu tentu ada lokasi pencariannya. Tidak mungkin kita mencari sesuatu tetapi tidak tahu mau mencari dimana. Mesin pencari juga pasti punya area pencarian yang dapat 'dijelajah' sedemikian rupa sehingga ketika kata kunci diberikan, sebagi input, kemudian proses pencarian dilakukan sedemikian rupa, maka keluarlah hasilnya yang paling mendekati.

Jadi bagaimana jika Google down? Kalau saya sih hidup harus terus berlanjut. Bukan dengan cara menyimpan segala sesuatunya dikepala, karena itu tidak mungkin. Selain bikin kepala jadi berat, proses pencarian data dan informasi alias mikir pun bisa jadi slow alias lambat kalau semakin banyak data dan informasi yang tersimpan disana. 

Kalau mikir jadi slow, lama-lama bisa tereliminasi juga dari peradaban. Apalagi yang dilakukan otak kita bukan hanya mencari data dan informasi, tetapi melakukan berbagai hal, seperti menghitung, memproses logika, melakukan perbandingan, dan masih banyak lagi yang tidak dapat (atau setidaknya belum dapat) dilakukan oleh mesin pencari sekelas google. Jadi, ternyata manusia masih jauh lebih pintar daripada mesin pencari seperti Google dan kawan-kawannya. So, kalau google down? 

Sebelum ada teknologi mesin pencari, bagaimanakah manusia bekerja? Kalau saya, dulu, masih rajin menulis di agenda yang ada tanggalnya. Apa yang dikerjakan hari ini, apa yang terjadi hari ini, masalah apa yang belum selesai, dll.

Sekarang pun, setidaknya dalam meeting, saya masih suka membawa buku dan pena untuk mencatat segala sesuatu yang dianggap penting, sekalipun ada orang lain yang bertugas menyarikan kembali isi pertemuan yang telah terjadi dan dikirim ke semua yang berkepentingan. Tujuan mencatat untuk apa? Agar dapat 'dipanggil' lagi pada saat dibutuhkan. 

Untuk sesuatu hal, saya hanya menyimpan pointer/petunjuknya saja dikepala. Dan saya akan lebih mudah mengingatnya. Nah detailnya ada dicatatan, entah itu catatan manual di buku atau catatan di komputer. Dijaman teknologi canggih ini, bahkan orang tidak lagi mudah mengingat kapan, dimana, tanggal berapa.

Jadi sebaiknya catatan itu diberi judul atau nama file yang sesuai dengan isinya. Jadi suatu saat dibutuhkan akan lebih cepat mencarinya. Apalagi komputer pun dapat berfungsi sebagai mesin pencari. Jadi ketika kita ingin mencari sesuatu, cukup masukan kata kuncinya, dan file-file dengan judul mendekati akan dimunculkan. Mirip dengan mesin pencari Google bukan?

Buat saya, andai Google down, hidup harus tetap berlanjut. Apalagi masih ada Kompasiana yang merupakan blog rame-rame yang berisi macam-macam tema tulisan dari para penulis dengan keahliannya masing-masing.

Jadi kalau Google down, coba saja masukan keyword di 'mesin pencari'nya Kompasiana, yaitu kotak dibagian atas halaman Kompasiana yang ada tulisan "pencarian". Pasti akan keluar tulisan dari banyak penulis yang mengandung keyword  yang dimasukan.

Bacalah artikel dengan judul yang paling mendekati informasi yang Anda butuhkan. Bukan tidak mungkin Anda akan mendapatkan informasi yang Anda cari he...he..he...

Tidak mengapa Google Down, asalkan para penulis Kompasiana, alias Kompasianer, tidak down!

Hidup Kompasianer!

(VRGultom)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun