"Saya menang" artinya saya sudah menang, dan itu sudah terjadi. Sedangkan kalimat "saya akan menang" adalah sebuah harapan yang belum terjadi. Berharap dan yakin akan menang, mendapatkan sesuatu, berhasil akan sesuatu adalah hal yang positif, tetapi menyatakan saya menang, saya mendapatkannya, saya berhasil, dsj padahal itu belum terjadi, bisa jadi adalah sesuatu yang mendahului kehendak Yang Maha Kuasa.
Ok lah, ada kelompok orang di dunia ini yang tidak percaya keberadaan dan campur tangan Tuhan, jadi tidak perlu bicara tentang Yang Maha Kuasa. Tetapi tetap saja, sesuatu yang belum terjadi tidak dapat dinyatakan sudah terjadi. Bukankah masih ada proses-proses yang sedang atau harus dilakukan agar sesuatu itu terjadi?
Percaya diri itu wajib, bersiap diri akan apa yang bakal terjadi di masa depan itu harus, tetapi sebaiknya jangan mengklaim bahwa sesuatu sudah terjadi, padahal belum. Apalagi jika pernyataan itu tidak dibarengi dengan fakta-fakta pendukung.
Terlalu percaya diri pun adalah sesuatu yang berbahaya. Orang yang terlalu percaya diri biasanya merasa terlalu sempurna sehingga yakin tidak dapat membuat kesalahan. Biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang yang mencari perhatian. Sementara orang yang percaya diri, adalah orang-orang yang melakukan kesalahan tetapi berusaha untuk tidak melakukannya lagi. (VRGultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H