Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dipertemukan oleh Tuhan Secara Online

18 Oktober 2020   13:25 Diperbarui: 18 Oktober 2020   13:54 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: https://cdn.pixabay.com/

Maka tampilan foto akan bermain, atau jika aplikasinya pintar, akan dilengkapi dengan berbagai fitur yang membantu. Misal mencocokan kepribadian secara otomatis. Bisa otomatis karena masing-masing pihak sudah mengisi form survey kepribadian, sehingga secara programming, data-datanya bisa dibandingkan. Kalau foto, siapa yang tahu kalau foto yang ditampilkan adalah foto asli tanpa aplikasi make up dan penghalus tampilan wajah :D

Jika sudah menemukan 'data' orang yang kira-kira cocok, barulah kenalan online. Chit-chat beberapa waktu dan kemudian bertukar nomor telepon, janjian ketemu, dan seterusnya. Saya kira sama saja dari jaman nabi Adam sampai sekarang. Kalau ada kejadian kriminal yang menimpa pengguna aplikasi kencan online, jangan menyalahkan 100% aplikasinya. Aplikasi sifatnya hanya membantu. Keputusan atas sebuah tindakan adalah tanggung jawab pribadi. 

Jadi jika setelah berbincang-bincang dan bertukar cerita secara online baik via aplikasi, meningkat ke telpon, tanpa disadari merasa dekat, tetaplah waspada dan yakinkan diri, apakah ini orang yang saya cari? Sekali lagi, aplikasi hanya membantu berdasarkan data dari orang-orang yang mendaftar, dengan teknologi pemrograman, dibuat secanggih mungkin. 

Sama saja dengan kalau dikenalkan, biasanya akan muncul pertanyaan yang ditanyakan kepada si comblang,"Dia orangnya gimana?" Kalau secara manusia, mungkin bisa dijawab. "Ya oklah, kelihatanya cocok buat kamu" Kalau secara aplikasi, jawaban yang diberikan hanyalah berdasarkan data yang dicocok-cocokan berdasarkan algoritma.

Dalam kasus kerabat saya yang minta dikenalkan dengan seorang wanita, saat itu saya tidak ingat siapa teman saya yang kira-kira cocok untuk dia. Tiba-tiba keesokan harinya, salah seorang teman kost lewat didepan kamar saya, dan pamitan untuk berangkat kerja,"Duluan ya...dahhh". Tiba-tiba saja saya teringat dengan kerabat saya yang semalam telepon dan langsung saya tawarkan,"Eh tunggu, mau gak dikenalin, saudara gw lagi cari jodoh nih". 

Ternyata gayung bersambut...dan nomor telpon teman kost ini saya berikan kepada saudara saya. Tanpa usaha tambahan dari saya, mereka akhirnya menjalin hubungan dan saya hanya tahu ketika mendapat undangan pernikahan dari mereka. Nah ini dia yang baik aplikasi kencan online maupun comblang offline, tidak bisa lakukan. Semuanya tetap atas usaha sendiri untuk saling mengenal dan meyakinkan diri apakah ini orangnya yang saya cari. Comblang, offline maupun online, hanya membantu menghubungkan saja. 

Ngomong-ngomong, mengelola aplikasi kencan online, sepertinya bisa jadi alternatif jenis pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dimasa pandemi ini lho :D Dimana orang-orang dimanapun berada, dianjurkan untuk lebih banyak berdiam di rumah saja, kesempatan untuk bertemu orang baru jadi lebih kecil. Siapa tahu dimasa pandemi ini ada orang-orang yang akan dipertemukan secara online setelah berusaha sekian lama secara offline gagal melulu :D Kenalan awalnya lewat online, proses selanjutnya, setelah pandemi berakhir, offline dong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun