Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Menjadi Pekerja Profesional yang Dibayar Per Jam

17 Oktober 2020   16:42 Diperbarui: 18 Oktober 2020   18:06 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu mengikuti seminar-seminar dan update pengetahuan yang ketika ada pekerjaan, hal ini tidak sempat dilakukan. Bulan ketiga dan seterusnya semua itu masih dilakukan, namun mulai menghitung...tabungan saya cukup untuk berapa bulan lagi? Namun tetap diusahakan untuk tidak 'diam' agar otak tidak mampet. 

Dan semua yang bisa dikerjakan akan dikerjakan, siapa tahu ada ide yang tiba-tiba muncul ketika mengerjakan sesuatu. Oh ya, menulis untuk berbagi ilmu lewat blog pribadi, itu adalah salah satu cara untuk membangun "brand".

Tidak perlu takut, orang lain yang membaca blog kita menjadi lebih pintar sehingga saingan kita menjadi lebih banyak. Justru dengan saingan lebih banyak, seharusnya kita lebih terangsang untuk lebih kreatif. Karena meskipun kita memutuskan untuk tidak berbagi ilmu, dunia ini tetap berkembang, dan semua orang tetap harus menjaga agar tidak ketinggalan jaman.  

Bekerja dengan dibayar per jam menurut saya, apapun bidangnya, ada untung ruginya. Waktu kerja yang flexible namun harus disiplin. Jika tidak disiplin mana mungkin dapat mengatur waktu kerja?  

Kalau karyawan tetap sudah sangat umum, jam kerjanya adalah jam 9 pagi sampai jam 6 sore, dan target yang harus mereka capai mungkin target harian. 

Hari ini harus menyelesaikan apa. Waktunya jauh lebih banyak dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan untuk pekerja jam-jaman targetnya adalah per jam. Berapa lama saya akan mengerjakan pekerjaan ini untuk mendapatkan bayaran sebesar sekian. 

Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini dan berapa bayaran yang saya targetkan untuk sekian jam mengerjakan pekerjaan ini. Jika ternyata salah hitung, ya salah sendiri :D Dan jika ternyata ada kendala dari sisi client yang menyebabkan pekerjaan tertunda, sebaiknya disebutkan dalam perjanjian bagaimana solusinya.

Sudah waktunya kita orang Indonesia saling menghargai waktu orang lain. Kalau masih belum bisa 'saklek' seperti di negara lain yang sudah bisa menghargai waktu, minimal masing-masing pihak dapat menyelesaikannya dengan baik.

Sebagai freelancer, bayaran yang saya terima untuk suatu pekerjaan, belum bisa setinggi apa yang tertera dalam proposal proyek, ketika masih terikat pada suatu perusahaan. 

Namun menjadi freelancer, menurut saya, kita menjadi pribadi yang professional. Dibayar sesuai skill yang kita punya dan bertanggung jawab atas perkembangan skill sendiri. Jadi bekerja dan belajar bukan untuk boss, bukan untuk perusahaan, tetapi sebagai persiapan pekerjaan yang lebih baik dimasa depan.

Jika saat ini Anda adalah pekerja yang dibayar per jam, jangan berkecil hati, nikmati saja dan jadikanlah itu latihan management waktu, management keuangan pribadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun