Mana lebih baik, membayar tenaga tambahan untuk membantu merekam guru mengajar, atau membiarkan semua pihak kesulitan dengan segala keterbatasan mereka.Â
Guru-guru yang kesulitan dengan ketiadaan komputer, HP. Atau semua alat itu mungkin ada, tetapi kurang bisa menggunakannya untuk keperluan mengajar.Â
Murid-murid yang juga kesulitan karena harus belajar lewat HP dengan layar kecil, kurang leluasa bertanya pada guru, dan harus berusaha sendiri menyelesaikan tugas-tugas yang mungkin belum dimengerti. Orang tua yang merasa berat dengan biaya Internet dan waktu yang harus disediakan mendampingi anak belajar.
Atau mengapa bukan pemerintah yang memproduksi video-video pengajaran itu, toh kurikulumnya sama seluruh Indonesia. Sementara guru-guru dapat menggunakan waktunya lebih untuk diskusi.Â
Diskusi online bersama murid-murid dalam arti membantu murid untuk mengerti materi yang disampaikan dalam video pengajaran tersebut, dan mendampingi murid-muridnya, walau secara online, agar tetap semangat menggapai cita-cita.Â
Menurut saya, orang tua dan guru-guru tidak harus lebih canggih dan pintar daripada google si mesin pencari. Tugas orang tua dan guru adalah mendukung dan mendampingi anak-anaknya belajar, menunjukan bagaimana caranya, tetapi bukan mencarikan jawaban tugas-tugas atau malah orang tua yang mengerjakan tugas sekolah anak.
Semoga pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah pengajaran online ini. Jaman saya dulu, ada program acara cerdas cermat, program khusus matematika. Bukankah media televisi bisa digunakan kembali untuk keperluan pendidikan.Â
Jadi setidaknya bagi yang kesulitan dengan biaya Internet, dapat menggunakan media televisi untuk keperluan sekolah online ini. Dan rekamannya bisa ditayangkan menggunakan media Internet, agar bisa didownload dan diulang-ulang tanpa menggunakan kuota Internet.Â
Mungkin saatnya juga bagi para tenaga ahli dibidang IT ikut turun jadi relawan untuk membasmi penyakit gaptek, jika memang kendalanya adalah karena gaptek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H