Buku adalah jendela dunia. Begitu kata pepatah. Tetapi menurut saya, tergantung bukunya. Buku apa yang dibaca?
Ok lah buku apapun yang dibaca, ternyata itu menambah pengetahuan. Entah pengetahuan apa, yang jelas pembaca pasti memilih bacaannya sendiri yang paling cocok. Jika membaca karena dipaksa, itu mungkin dalam rangka menghadapi ujian, sehingga mau tidak mau harus membaca buku.
Selain menambah pengetahuan, membaca juga dapat menghibur, misal saat membaca kisah-kisah yang disajikan dalam bentuk cerpen, cerbung, novel, atau apapun itu bentuknya.Â
Dengan membaca juga, membuat kita terangsang untuk berpikir kritis. Mungkin ada banyak hal yang tidak terpikirkan oleh kita karena memang belum pernah mengalami suatu pengalaman yang membuat kita belajar sesuatu dari pengalaman itu.Â
Membaca, meskipun belum pernah mengalami, kita jadi tahu hal-hal yang tak terpikirkan tersebut, dan dapat belajar sesuatu dari situ. Jadi suatu saat kita mengalami hal yang sama, kita sudah lebih siap menghadapinya. Kalaupun bukan kita yang mengalaminya, setidaknya kita dapat lebih bijak menanggapi atau memberikan saran-saran pada orang lain yang meminta saran kita.
Dan masih banyak lagi keuntungan membaca.
Di zaman sekarang ini, bacaan bermutu tidak hanya berbentuk buku yang berisi lembar-lembaran kertas, tetapi bisa juga e-book, artikel-artikel di website, tulisan-tulisan singkat yang disebarkan lewat media sosial, group WhatsApp, dll. Secara umum kita sebut saja tulisan.
Namun sayangnya, minat baca orang Indonesia ternyata tergolong sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Menurut penelitian UNESCO, dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang membaca.Â
Memang sih, perpustakaan umum di Indonesia kurang populer. Bahkan bertahun-tahun saya tinggal di Jakarta, saya baru tahu ada perpustakaan umum di satu tempat saja. Apa saya yang kurang gaul ya?
Padahal, saya paling rajin mengunjungi toko buku, walaupun kadang tidak membeli. Bahkan ketika masih sekolah dulu, saya 'belajar' di toko buku, dengan cara membaca ditempat sampai mengerti isi buku dan kemudian menghafal diluar kepala, karena dimana-mana ada tulisan 'dilarang mencatat'. Besoknya balik lagi untuk membaca buku yang sama :D.Â
Itu dulu, waktu belum punya uang untuk membeli buku sendiri. Setelah bekerja dan punya uang sendiri, yang dibaca adalah bagian belakang buku atau ringkasan isi buku, jika menarik baru dibeli.