Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Alert System

16 Juli 2020   15:10 Diperbarui: 16 Juli 2020   15:07 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ada sesuatu yang tidak sesuai aturan, apakah kita akan menunggu orang lain, dalam hal ini pihak yang merasa dirugikan, mengajukan keluhan/keberatan, ataukah kita sendiri yang bertindak duluan?

Kalau saya pribadi, kita sendiri yang harus bertindak duluan. Mengapa? Karena itu adalah bentuk pertanggung jawaban dan kepedulian.

Kalau orang lain mengeluh duluan mengenai hasil kerja kita, maka itu akan memberikan kesan kurang serius, kurang mampu mengatasi masalah, dan kurang bertanggung jawab. Padahal belum tentu. Bisa saja semua hal yang perlu sudah diantisipasi, namun pengawasan kurang.

Perusahaan-perusahaan besar seharusnya sudah menerapkan SOP yang benar untuk keamanan data pelanggannya, tetapi mengapa masih ada kasus kecolongan seperti pada kasus data seorang pelanggan Telkomsel?

Jangan-jangan tidak ada alert system yang memberitahukan mengenai pelanggaran yang terjadi. Maka data terlanjur bocor keluar. Lebih parah lagi kalau  ternyata pihak yang merasa dirugikan mengajukan keluhan dulu, baru kemudian perusahaan pemilik database melakukan investigasi.

Apa itu alert system?

Alert System adalah system yang memberi tahukan tentang sesuatu yang terjadi. Biasanya kejadian yang diberitahukan adalah yang dianggap pelanggaran, ketidak normalan, ketidak sesuaian dengan peraturan, dsj.

Dengan alert system ini diharapkan sebuah kejadian yang tidak normal, "dilaporkan" oleh system, agar pihak berwenang dapat melakukan pengecekan atau investigasi terhadap ketidak normalan tersebut. 

Alert system melaporkan sebuah kejadian yang dianggap ketidak normalan, dapat melalui email yang terkirim secara otomatis, SMS/pesan ke mobile phone, telepon kepada orang yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut, tampilan di monitor yang langsung memberitahukan ketidakwajaran, dsb. 

Intinya ada warning yang dikirim secara otomatis atau dapat dilihat langsung, begitu system mendeteksi adanya ketidak normalan. Dengan adanya warning/pesan peringatan ini, diharapkan orang yang bertanggung jawab akan segera melakukan pengecekan atas ketidak normalan tersebut.

Sama seperti alarm yang dipasang di gedung-gedung, yang akan berbunyi ketika mendeteksi sesuatu yang tidak normal, maka para petugas keamanan akan langsung bergerak melakukan penyelidikan.

Jika pelanggaran terjadi didalam system komputerisasi, sudah banyak software untuk mendeteksi aktivitas pelanggaran tersebut, sehingga mudah dideteksi. 

Mungkin dikemudian hari setiap perusahaan juga harus menerapkan deteksi pencurian data lewat kamera kearah komputer atau dokumen didalam sebuah ruangan yang rentan terhadap pencurian data.

Bisa juga mungkin di kemudian hari pemilik data pribadi di bank-bank, perusahaan telekomunikasi, rumah sakit, hanya bisa dibuka oleh orang bersangkutan, bukan lagi oleh Customer Service yang perlu membaca data dalam melayani pertanyaan-pertanyaan pelanggan.  Tuntutan semakin tinggi, maka kita pun harus semakin cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun