Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler | Teknologi untuk semua orang, maka semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Eksotisme Arsitektur Gereja Katolik di Filipina

17 Desember 2019   18:59 Diperbarui: 17 Desember 2019   21:24 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
San Agustin Church, Manila (Photo: theurbanroamer.com)

Filipina adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik terbesar di Asia. Menurut beberapa literature, pertama kali agama Kristen masuk ke Filipina pada abad ke-16 melalui bangsa Spanyol yang datang ke Filipina untuk kepentingan perdagangan rempah-rempah. 

Agama Katolik pertama kali masuk ke Cebu dan kemudian menyebar ke daerah-daerah lain. Menurut wikipedia, pada 2010, Filipina adalah negara ketiga terbesar di dunia yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.

Berada di Manila, ibu kota Filipina, selama beberapa bulan, membuat saya mempunyai kesempatan untuk meng-explore kota Manila setiap weekend dan hari libur.

Yang paling menonjol disini adalah gedung-gedung gerejanya yang megah dan eksotik. Di setiap gedung nampaknya ada sebuah kapel yang cukup besar. Cukup besar karena ukuran kapel disana hampir seluas gereja-gereja Katolik di Indonesia yang pernah saya masuki. Gedung-gedung gerejanya sendiri jauh lebih besar daripada kapel-kapel itu.

Gereja terdekat ke tempat tinggal saya di sekitar Mall of Asia adalah Shrine of Jesus yang bangunannya lebih modern dibandingkan gereja-gereja tua dibeberapa tempat. Misalnya gereja Baclaran yang masih tergolong dekat ke area Mall of Asia dan Gereja San Agustin di Intramuros.

Gereja Baclaran atau dikenal juga dengan nama National Shrine of Our Mother Perpetual Help, bertempat di dekat Baclaran Market. Gereja ini dibuka pertama kali pada tahun 1958. 

Gedung gerejanya besar dengan tiang-tiangnya yang juga besar. Konon gereja ini dapat menampung 2000 orang duduk di bangku-bangku gereja, dan 9000 orang berdiri. Saya merayakan misa hari minggu disini sekali dan datang di hari biasa sekali.

Baclaran Church (dok-pri)
Baclaran Church (dok-pri)

Tidak seperti perayaan misa di Indonesia, di Filipina umat maju kedepan untuk menyambut komuni secara tidak beraturan. Kalau di Indonesia, umat akan maju ke depan untuk menyambut komuni secara beraturan sesuai urutan tempat duduk. Gereja sebesar ini, umatnya tetap penuh sampai melimpah keluar gedung. Tetapi memang semua gereja di Filipina selalu penuh.

Bahasa yang dipakai pada saat misa adalah bahasa Tagalog. Meskipun saya memilih jam misa berbahasa Inggris, namun pada saat kotbah tetap saja pastornya berbahasa Tagalog. Hanya liturgi dan lagu-lagunya yang berbahasa Inggris.

Ketika saya datang dihari biasa ke Gereja Baclaran ini pun, banyak umat yang berdoa didalam gereja dan pintu-pintu gereja terbuka lebar.

Disekitar lingkungan gereja, banyak pedagang kaki lima. Secara umum, kesan disekitar lingkungannya agak kumuh. Saya mencoba masuk ke suatu gedung pusat perbelanjaan didekat gereja, untuk mencari makanan. Ya memang, suasananya jauh berbeda jika dibandingkan dengan mall of Asia yang glamor.

Untuk sampai di lokasi gereja Baclaran ini bisa naik taxi atau bis. Namun saya sarankan naik taxi saja dari area Mall of Asia (MOA), Pasay City. Sebenarnya bisa jalan kaki juga kalau mau, karena tidak terlalu jauh.

Gereja tua yang lain, yang sempat saya kunjungi di Manila adalah San Agustin Church di area kota tuanya Manila. Sepertinya ini gereja termegah di Manila, bangunannya seperti di film-film Eropa jaman dulu. Area gereja ini sangat luas, dan ada museum yang dibuka untuk umum. 

Menurut teman-teman lokal, gereja ini sering dipakai untuk melangsungkan sakramen pernikahan. Yah sebenarnya menikah bisa digereja mana saja. Tetapi gereja ini memang lebih megah dibanding gereja-gereja lain di Manila. Mungkin karena itulah umat memilih melangsungkan sakramen pernikahan disini.

Bagian Dalam Gereja San Agustin, Manila. (Dok-Pri)
Bagian Dalam Gereja San Agustin, Manila. (Dok-Pri)

Di halaman gereja ada banyak orang yang menawarkan diri untuk memotret. Namun karena sudah diperingatkan oleh teman-teman lokal, maka saya tidak menggubris mereka. Kebetulan juga ketika itu saya datang sendirian.

Gereja San Agustin selesai dibangun pada tahun 1607, dan merupakan gereja tertua di Filipina yang dibangun dengan batu. Museum San Agustin dengan kisahnya dimasa lalu, yang juga bisa dicari di Internet, membuat saya berpikir, orang jaman dulu bisa membangun gereja semegah ini walau menghadapi berbagai kendala. Sekalipun gereja ini dibangun dimasa penjajahan dan bukan orang lokal yang membangun, tetapi jaman dulu tidak senyaman jaman sekarang. Namun demikian mereka sanggup mendirikan bangunan semegah ini.

Disekitar gereja, seperti kota tua pada umumnya, banyak tempat-tempat bersejarah lain. Ada cafe dengan model bangunan tua ala spanyol, dan kalau berjalan kaki menuju jalan besar, akan ada beberapa museum lain. Area Intramuros ini juga terkenal dengan Intramuros wall nya dimana kita bisa melihat beberapa meriam dan bangunan-bangunan tua sisa jaman penjajahan.

Masih ada beberapa gereja yang saya kunjungi di Manila. Secara umum gedung-gedung gereja tua disana berkesan eksotik. Beberapa gereja yang berarsitektur modern juga ada. Umumnya gereja-gereja dengan arsitektur lebih modern berlokasi di atau sekitar pusat perbelanjaan. Suatu pemandangan yang umum di gereja-gereja di tengah area pusat perbelanjaan, umat yang datang terlambat mengikuti misa dari luar gereja, sementara orang-orang lain dipertokoan terlihat sibuk berbelanja bahkan mondar-mandir didepan mereka.

Masih ada beberapa bangunan gereja lain di luar Manila City yang saya berkesempatan mengunjunginya, yaitu di Iloilo City. Saya mengunjungi dua bangunan gereja di kota ini, yaitu Jaro Cathedral dan Molo Church. Keduanya megah dan luas, hampir sama dengan San Agustin di Manila. Bangunan gereja-gereja tua di Filipina, mungkin tidak kalah eksotisnya dengan bangunan-bangunan gereja di Eropa. 

Jaro Cathedral, Iloilo (dok-pri)
Jaro Cathedral, Iloilo (dok-pri)

Molo Church, Iloilo (dok-pri)
Molo Church, Iloilo (dok-pri)

(VRGultom).  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun