Sebenarnya membuat system anti korupsi disaat terjadi banyak pencurian itu lebih mudah. Karena 'lubangnya' mudah diidentifikasi. Masalahnya karena penjaga rumah juga sudah ada yang ikut merasakan hasilnya, maka disinilah ada yang pro dan kontra ketika penjaga rumah yang lain hendak menutup lubang-lubang yang sudah diketahui satu per satu. Ada pertentangan, tuduh-menuduh, saling menjatuhkan, yang intinya para pencuri tidak mau lubang tempat dia masuk mengambil harta  itu ditutup. Maka pemimpin yang merupakan kepala rumah tangga di rumah itu memutuskan untuk mengganti staf-staf pembantunya, agar lebih mudah menutup lubang-lubang yang memungkinkan pencuri masuk.
Ternyata lubang-lubang itu sudah sangat besar, sehingga butuh waktu, usaha, dan kerja keras untuk bisa menutup lubang-lubang tersebut. Sementara itu pencuri yang identitasnya belum diketahui secara nyata, alias musuh dalam selimut, berusaha menghalang-halangi usaha penutupan lubang-lubang itu. Tetapi dengan kegigihan dari kepala rumah tangga dan para pembantunya, pasti pada akhirnya semua lubang yang sudah teridentifikasi bisa ditutup.Â
Setelah itu, apakah aksi korupsi akan berhenti? Rasanya tidak. Setelah semua lubang yang kelihatan nyata sudah ditutup, para pencuri akan berusaha mencari lubang alias celah yang lain, yang belum ditutup. Maka sudah semestinya bagian keamanan memang selalu siap siaga dan waspada. Pencuri itu selalu selangkah lebih maju daripada semua system keamanan yang sudah dibuat. Karena jika tidak demikian pencurian tidak akan terjadi :)
Kesimpulan
System anti korupsi harus dibuat sebaik mungkin untuk menangkal usaha pencurian. Sebagai permulaan, system tersebut dapat dibentuk berdasarkan kasus-kasus korupsi yang sudah pernah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang diperkirakan sedang direncanakan.Â
Selanjutnya para petugas tetap harus waspada kalau-kalau ada koruptor yang menggunakan cara baru untuk melakukan korupsi.Â
Jika setelah system anti korupsi dibuat masih terjadi kasus korupsi, maka para petugas harus cepat membereskannya agar tidak memberi celah para koruptor membuat rantai kerja sama dengan orang dalam dan pihak-pihak lain yang dapat membantu terjadinya korupsi.Â
Penyelidikan yang sedang berjalan terhadap kasus-kasus yang ada agar tidak dihentikan dan dijadikan acuan untuk memperkuat system anti korupsi.
Harus ada system pengamanan didalam juga, agar orang dalam tidak menggunakan kesempatan yang ada untuk melakukan korupsi.Â
Terakhir, rakyat sebagai pemilik rumah bersama, juga perlu untuk menjadi pengamat dan pengawas, bukan malah menjadi pelaku juga dengan beralasan, "korupsinya rakyat kan korupsi kecil-kecilan, tidak seperti para pejabat itu"
Rakyat juga harus waspada agar tidak dimanfaatkan dan dihasut untuk terjadinya peluang korupsi. Janganlah mau diadu domba agar terpecah-pecah. Politik pecah belah itu adalah cara untuk melemahkan pengawasan rakyat terhadap rumah yang dimilikinya. Pencuri selalu selangkah lebih maju, maka itu jangan lengah.Â