Masalahnya adalah bagaimana aplikasi itu dapat dipergunakan tidak hanya oleh orang Indonesia. Karena budaya digital sudah membuat kita tidak hanya bergaul dan berkomunikasi dengan orang se-Indonesia saja. Selain itu, bergaul dengan dunia International memang perlu supaya tidak kuper. Dulu saya bingung, kenapa ada istilah "cuma di Indonesia" yang biasanya mengarah ke yang jelek-jelek. Padahal, di negara lain juga ada.Â
Media sosial tidak hanya dipakai untuk pamer foto, update status galau, menyebarkan berita hoax, perang status berbau-bau politik, dsj. Iklan bisnis di media sosial sekarang juga sudah banyak. Mencari informasi tentang seseorang, lebih mudah dengan mencari media sosialnya. Entah itu Facebok, Linkedin, Instagram, Twitter, dll.Â
Jika akses ke Facebook atau media sosial lain di Indonesia ditutup, dan Indonesia membuat media sosial sendiri, semoga hasil karya anak bangsa itu  dapat dipakai diseluruh dunia, agar akses pertemanan dengan orang lain di luar Indonesia tidak terputus. Dan semoga aplikasinya lebih canggih, dapat dipercaya dari sisi keamanan, lebih handal, didukung dengan promosi yang gencar, sehingga dapat menggantikan media sosial lain yang sudah lebih dulu dipakai orang sedunia. (VRGultom)