Biasanya tidak banyak orang yang mau benar-benar menjadi relawan yang tidak dibayar sama sekali. Maka orang yang ada biasanya harus bisa menangani masalah-masalah sendiri. Mungkin kita tidak punya pengalaman, tidak punya keahlian disitu, tetapi kalau memang niat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, selalu ada jalan dan biasanya keahlian kita bertambah dengan sendirinya.
Menjadi relawan dalam sebuah organisasi/komunitas biasanya bukan cuma tugas sehari dua hari, tetapi per periode, misalnya setahun. Bukan berarti, sekali bersedia menjadi relawan, lantas kita tinggalkan pekerjaan utama kita. Justru disinilah kita dituntut untuk dapat mengatur waktu. Waktu untuk pekerjaan utama, waktu untuk tugas relawan, waktu untuk bersenang-senang, waktu untuk keluarga, dll. Sebaiknya mengalokasikan waktu dengan benar agar semuanya dapat tetap berjalan dengan baik. Misalkan dua jam dalam seminggu. Walau sedikit, jika diatur dengan baik, pasti ada hasilnya.
Jadi walau berat, pekerjaan sebagai relawan itu banyak gunanya. Banyak gunanya jika Anda bertahan sekalipun berat. Tidak ada kata resign sebagai relawan. Mungkin Anda harus pindah ke kota lain, negara lain, atau tidak punya waktu lagi untuk melakukan pekerjaan itu, atau jenuh, tidak apa-apa, karena tidak ada sesuatu yang abadi. Dan kita semua pasti perlu refreshing. Tetapi sebagai relawan tidak ada istilah, saya mau berhenti karena sudah sekian tahun tidak ada penghargaan untuk saya. (VRGultom)
Para relawan tidak mendapat bayaran, bukan karena mereka tidak berharga, tetapi karena mereka terlalu tinggi nilainya - Sherry Anderson
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H