Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler Teknologi untuk semua orang, karena semua orang perlu melek teknologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Relawan adalah Pekerjaan yang Paling Berat

22 November 2019   18:16 Diperbarui: 22 November 2019   18:34 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya tidak banyak orang yang mau benar-benar menjadi relawan yang tidak dibayar sama sekali. Maka orang yang ada biasanya harus bisa menangani masalah-masalah sendiri. Mungkin kita tidak punya pengalaman, tidak punya keahlian disitu, tetapi kalau memang niat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, selalu ada jalan dan biasanya keahlian kita bertambah dengan sendirinya.

Menjadi relawan dalam sebuah organisasi/komunitas biasanya bukan cuma tugas sehari dua hari, tetapi per periode, misalnya setahun. Bukan berarti, sekali bersedia menjadi relawan, lantas kita tinggalkan pekerjaan utama kita. Justru disinilah kita dituntut untuk dapat mengatur waktu. Waktu untuk pekerjaan utama, waktu untuk tugas relawan, waktu untuk bersenang-senang, waktu untuk keluarga, dll. Sebaiknya mengalokasikan waktu dengan benar agar semuanya dapat tetap berjalan dengan baik. Misalkan dua jam dalam seminggu. Walau sedikit, jika diatur dengan baik, pasti ada hasilnya.

Jadi walau berat, pekerjaan sebagai relawan itu banyak gunanya. Banyak gunanya jika Anda bertahan sekalipun berat. Tidak ada kata resign sebagai relawan. Mungkin Anda harus pindah ke kota lain, negara lain, atau tidak punya waktu lagi untuk melakukan pekerjaan itu, atau jenuh, tidak apa-apa, karena tidak ada sesuatu yang abadi. Dan kita semua pasti perlu refreshing. Tetapi sebagai relawan tidak ada istilah, saya mau berhenti karena sudah sekian tahun tidak ada penghargaan untuk saya. (VRGultom)

Para relawan tidak mendapat bayaran, bukan karena mereka tidak berharga, tetapi karena mereka terlalu tinggi nilainya - Sherry Anderson

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun