Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Polemik Anggaran Aibon: Human Error atau Cacat Teknologi?

31 Oktober 2019   00:55 Diperbarui: 31 Oktober 2019   18:10 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tulisan di Kompas tentang Gubernur DKI yang menyalahkan sistem yang tidak smart, sehingga kesalahan input tidak terdeteksi, saya jadi ingin berkomentar: saya ada setujunya dengan pendapat beliau. Seharusnya ada warning atau semacam list dari data-data yang dianggap "salah" menurut sistem teknologi. 

Lantas bagaimana sebuah sistem dapat mengeluarkan warning tersebut? Apa dasarnya? 

Orang bicara tentang sesuatu tentu tidak asal-asalan, musti ada rujukannya, pembuktiannya, alasan-alasannya. Demikian pula dengan sistem. Kalau manusia masih dapat berpikir on the spot tentang segala kemungkinan, kalau sistem tentu tidak bisa. Sistem melakukan sesuatu berdasarkan apa yang sudah diprogram. Smartnya sebuah sistem ada batasnya, yang dapat diukur.

Lantas bagaimana kira-kira sistem yang dapat "menolak" atau memberikan peringatan untuk data-data yang diinput tidak masuk akal? Kategori tidak masuk akal ini harus jelas. Apakah tidak masuk akal secara angka, secara pos alokasinya, secara departemennya, dll

Kemungkinan Salah Input
Kemungkinan salah input memang ada, misal seharusnya 10.000 dimasukan kebanyakan nolnya menjadi 100.000. 

Salah input itu wajar. Tapi pertimbangan untuk memasukan data tentu ada dasarnya. Entah itu berdasarkan anggaran tahun sebelumnya ditambah sekian persen, entah berdasarkan perhitungan lain sehingga menghasilkan angka sejumlah X. Maka data yang diinput ke sistem seharusnya dapat dicek ulang setelah diinput.

Dan sekalipun angka itu lolos, salah input ini dengan mudah dikoreksi dan tidak perlu masuk panggung pemberitaan. Toh ada buktinya, kalau itu hanya kesalahan input. Kecuali inputnya memang asal input tanpa ada bukti dokumen, yang artinya angka dibuat asal-asalan. 

Selama ada dasar inputnya, salah input selalu bisa diperbaiki dengan mudah. Ini adalah jenis human error yang wajar-wajar saja dan solusinya juga gampang. Minta orang database-nya untuk mengeluarkan data yang diinput dalam bentuk list dan bandingkan dengan bukti dokumen atau dasar input yang lain.

Dengan demikian kesalahan input atau kesalahan business logic dapat dideteksi dengan cepat. 

Jadi filter awal ada di tangan pembuat anggaran, bukan di sistem. Kalau sudah jelas salah, mengapa di input? Itu namanya ngerjain operator yang nginput data.

Jika angka dihitung otomatis oleh sistem berdasarkan history data sebelumnya, atau berdasarkan logic yang lain, ya tinggal dicek logic-nya mengapa dapat menghasilkan angka sebesar itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun