Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jadilah Pengguna Smartphone yang Smart

30 Oktober 2019   17:38 Diperbarui: 30 Oktober 2019   23:47 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SmartPhone for Smart People | Photo by Tyler Lastovich from Pexels

Belum lagi, koneksi Internet dari laptop harus menggunakan alat tambahan. Maka saya pun membeli smartphone pertama saya yang berukuran agak besar, yaitu samsung galaxy note (GT-N700), di awal tahun 2012.

Waktu itu di Indonesia sedang musim Blackberry dan saya baru kembali ke tanah air, namun keukeuh tidak mau beli Blackberry. Karena tidak punya Blackberry, saya jadi ketinggalan berita. Karena grup-grupannya menggunakan Blackberry.

Teman-teman bilang, salah sendiri karena tidak pakai Blackberry. Ohhhh...jadi smartphone itu salah satu fungsinya untuk group-groupan toh...

Dan sampai sekarang Samsung Galaxy Note itu masih ada. Masih bisa dipakai sebagai smartphone, walau harus nempel terus ke power listrik karena baterei sudah tidak berfungsi, walaupun sudah beberapa kali diganti dengan yang baru, original pula.

Cukup lama smartphone ini menemani saya, sekitar 5 tahunan. Sempat di-off-kan selama hampir 2 tahun, karena saya mendapat inventaris kantor berupa Iphone yang diganti setiap awal tahun dengan versi terbaru.

Maklum, pekerjaan menuntut untuk bisa remote meeting, remote akses ke server di kantor sekalipun bukan jam kerja, dll. 

Di sini penggunaan smartphone memang cocok, karena pekerjaan kami menuntut kerja smart, yang di dalamnya termasuk untuk grup-grupan, atau untuk update mengenai masalah yang harus selesai dalam waktu sekian jam sebelum customer menaikan komplain.

Setelah resign dari kantor yang meminjamkan iphone selama bekerja untuk mereka, saya kembali menggunakan Samsung lama saya.

Saat orang-orang sekitar mulai mentertawakan, dan minta saya ganti handphone dengan yang terbaru, saya cuek-cuek saja, karena merasa smartphone ini masih bisa memenuhi kebutuhan saya.

Hanya, memang, setelah pemakaian beberapa tahun, saya harus bolak-balik hapus isinya, karena memory full, atau mau install aplikasi baru, space tidak mencukupi. Untuk upgrade memory, katanya sudah tidak support karena itu smartphone sudah versi terlalu lama. hehe..

Smartphone itu baru saya 'rumahkan' setelah jatuh dan layarnya retak. Awalnya masih saya bawa-bawa keluar rumah karena layar cuma retak hanya mengganggu pemandangan saja. Fungsi masih ok. Setiap ada yang melihat, pasti komentarnya, "Handphonenya pecah ya....?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun