"Maaf, kami tidak menyediakan kantong plastik", kata mba kasir. Dan kalimat itu kami dapat nyaris di semua toko yang kami kunjungi di Bali, minggu lalu.
Setuju! Kurangi penggunaan plastik. Jangan pakai plastik jika ada alternatif lain.
Menurut beberapa artikel yang saya baca, katanya plastik itu sulit dihancurkan dan menjadi sampah terbesar di dunia. Pernah juga dengar dari seorang teman, katanya sekarang sudah ada teknologi yang dapat menghancurkan plastik. Entahlah mana yang benar. Biarlah itu menjadi bahan diskusi dan dijelaskan oleh para ahli di bidangnya.
Namun, saya juga membaca kalau di supermarket-supermarket di Thailand, sekarang mereka menggunakan daun pisang sebagai pembungkus makanan atau sayuran untuk menggantikan plastik.
Saya juga membaca dan mendengar kalau sampah plastik di laut sering menimbulkan 'kecelakaan' yang mengorbankan penghuni laut. Sampah plastik yang mengalungi leher singa laut dan mengakibatkan mereka terluka, binatang-binatang laut yang tidak sengaja menelan sampah plastik mengakibatkan mereka terluka atau bahkan mati, dan laut yang tidak lagi bersih bagi para penyelam pecinta alam bawah laut, dll.
Bahkan saking banyaknya, sampah-sampah plastik itu dapat menutupi perairan dan membentuk 'pulau'. Ini tentu bukan pemandangan yang enak dilihat. Sungai lebih enak dinikmati dengan memandang aliran airnya atau dengan berenang diatasnya. Suara aliran air yang menenangkan jauh lebih bermanfaat untuk kesehatan daripada hamparan sampah berbau diatas sungai.
Saya juga tahu saat ini pemerintah Indonesia mulai memberlakukan peraturan pengurangan penggunaan plastik. Bahkan di Bali sepertinya semua toko sama sekali tidak menyediakan plastik. Mereka hanya memberikan alternatif bawa tas belanja sendiri atau beli tas belanja non plastik.
Di beberapa kota seperti Jakarta dan Bandung (yang saya tahu), supermarket masih menyediakan plastik berbayar dan alternatif bawa tas belanja sendiri atau membeli tas belanja dari kain yang bisa dipakai berkali-kali. Namun di warung-warung kecil, mereka masih menyediakan kantong plastik gratis untuk membawa belanjaannya.Â
Nampaknya peraturan pemerintah ini tidak diterapkan di semua kalangan. Hanya toko-toko besar yang memberlakukan plastik berbayar. Itu pun lebih banyak konsumen yang merasa lebih baik beli kantong plastik daripada bawa sendiri dari rumah. Di warung-warung tradisional, kadang -kadang saya dengar omelan-omelan jika tidak diberikan plastik untuk membungkus barang belanjaannya.
Masih banyak yang berpikir, berapa sih harga plastik koq pelit amat? Kalau dipikir-pikir, negara-negara lain yang lebih kaya saja bisa diedukasi tanpa mengkait-kaitkan sesuatu dengan harga murah atau mahal, lha ini yang sering mengaku negara berkembang, negara miskin masih bisa bilang, berapa sih harganya....koq pelit amat :D