Suatu saat saya hendak duduk di kursi tunggu si stasiun kereta api Bandung. Kereta yang saya tumpangi akan datang terlambat. Saya bertanya kepada seseorang apakah kursi disebelahnya kosong?Â
Dengan ramah si ibu mempersihkan saya duduk. Saya pun duduk dan seperti kebanyakan orang jaman now, saya mulai membuka HP saya dan menyibukan diri membuka Facebook, mengecek pesan-pesan WA, email, dsb. Namun demikian saya punya kebiasaan menyapa orang didekat saya dan mencoba menjalin komunikasi, terutama jika orang tersebut adalah orang tua.Â
Namun si ibu sedang sibuk bertelepon. Saya pun kembali sibuk dengan HP saya. Si ibu kemudian minta ijin untuk pergi sebentar dan menitipkan tas bawaanya pada saya,'Boleh saya titip sebentar?' Saya pun mengangguk sambil tersenyum. Sempat terpikir bagaimana kalau ada bom atau narkoba :D Tetapi saya merasa tenang-tenang saja, yang biasanya itu berarti tidak akan ada apa-apa.Â
Si Ibu kembali ke kursinya dan mengucapkan terima kasih. Kemudian saya bertanya,'Ibu ke Jakarta juga?' yang dijawab iya. Kamipun terlibat pembicaraan seputar kereta yang terlambat.Â
Dan ibu itu pun mengulurkan tangannya mengajak berkenalan, sambil menyebutkan namanya. Saya pun menyambutnya dan menyebutkan nama saya. Karena merasa salut ibu itu bepergian sendiri, sementara kelihatannya usianya tidak lagi muda, saya pun bertanya usia...apakah tinggal di Bandung atau di Jakarta. Beliau mengatakan tinggal di Bandung tetapi rumah dinas di Jakarta...waw...
"Ibu belum pensiun?"Â
"Kalau anggota DPR tidak ada masa pensiun."
Rupanya ibu ini adalah anggota DPR dari partai Golkar yang ternyata adalah Ceu Popong yang palu nya pernah hilang. Pantas wajahnya terasa familiar. Dia bertanya beberapa hal tentang saya yang kemudian ditanggapi dengan kata-kata bijak dari beliau.Â
Itu bukan kali pertama saya menjalin komunikasi dengan orang tak dikenal di perjalanan. Lebih sering ketika saya sendirian. Dulu, ketika saya masih menjadi penumpang Kereta Api Bandung-Jakarta edisi weekend, karena sekolah di Bandung, tetapi bekerja di Jakarta, saya pernah bertemu seseorang di kereta, yang kebetulan sedang mencari staff dengan skill yang saya punya. Saya pun diundang untuk wawancara :D
Ketika saya berada di negeri orang karena pekerjaan, dan tinggal disana untuk beberapa bulan, suatu hari saya pun memberanikan diri untuk memesan tour ke luar kota. Petugas yang melayani saya berpesan agar berhati-hati, karena saya hanya pergi seorang diri saja.Â
Namun ternyata saya bertemu teman seperjalana, dua kakak beradik dengan pasangannya masing-masing. Mereka berbaik hati mengajak saya bergabung dengan mereka selama tour berlangsung. Hal ini membuat saya merasa lebih tenang, sekalipun saya tidak mengenal mereka. Dan semuanya baik-baik saja mulai dari awal berangkat sampai saya kembali ke rumah.Â