Mohon tunggu...
Veronika Gultom
Veronika Gultom Mohon Tunggu... Programmer/IT Consultant - https://vrgultom.wordpress.com

IT - Data Modeler; Financial Planner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budayakan Antre?

6 April 2018   15:25 Diperbarui: 6 April 2018   15:31 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hareee geneee gak mau antri? 

Kenyataannya masih banyak sekali orang Indonesia yang tidak 'bersedia' antri dengan berbagai macam alasan. Suatu hari disebuah tempat perbelanjaan dimana tidak ada kasir cepat seperti di supermarket-supermarket yang sudah memisahkan kasir keranjang dengan kasir troli, saya harus menunggu dua orang di depan yang belanjaannya satu troli penuh. 

Di depan saya, seorang wanita yang sama dengan saya, belanjaannya sedikit. Karena sudah menunggu terlalu lama, saya berinisiatif bertanya kepada petugas yang lewat apakah ada kasir cepat untuk yang belanjaannya sedikit. Dijawab tidak ada. Ya sudah mau tidak mau harus menunggu antrian di depan selesai. 

Eh tiba-tiba ada seorang ibu nyelonong memotong antrian dan berdiri di depan saya. Saya bilang pada ibu tersebut,'Antri dari belakang, bu'. Ibu itu menyingkir setelah melongok ke belakang. Tapi dia berdiri disamping saya sambil berbicara,'Belanjaan saya sedikit, yang ngantri belanjaannya banyak-banyak. Saya masih ada urusan lain'. 

Wah memangnya cuma dia yang punya urusan lain...yang lain kurang kerjaan gitu?? :D

Lain waktu ada seorang Bapak, yang tiba-tiba nyelonong langsung ke depan ditengah-tengah antrian. Ketika seseorang menegur untuk mengantri dari belakang, bapak itu kelihatan tidak suka dan berkata kalau dia juga sudah antri hanya saja baru ke toilet. Bisa gitu ya? :D 

Masalah antri memang sepele tapi sadarkah Anda kalau Anda nyelonong melewati orang-orang lain yang sudah menunggu duluan, berarti Anda menyepelekan mereka. Anda menganggap diri Anda lebih penting dari mereka. 

Bukan cuma waktu Anda yang terbuang, yang lain pun bersedia menunggu yang artinya 'membuang' waktu. Kalau Anda merasa kaki pegal karena menunggu terlalu lama, yang lain pun sama. Janganlah ingin diistimewakan karena alasan-alasan yang mungkin orang lain pun punya alasan yang sama, bahkan mungkin lebih baik dari alasan Anda.  

Jika Anda memang harus didahulukan karena alasan tertentu, misalkan hampir ketinggalan pesawat, ada baiknya Anda meminta ijin dulu kepada pengantri yang lain karena keperluan Anda memang sangat mendesak. Saya rasa orang lain pun akan mengerti dan memberikan kesempatan untuk Anda. 

Mengapa ada istilah 'Budayakan Antri'? Rupanya kita terbiasa menjalankan 'kebudayaan' yang sudah berlaku di suatu tempat secara turun-temurun. Di luar budaya itu salah atau benar, efektif atau tidak, relevan atau tidak, karena budayanya sudah begitu, maka itulah yang dijalankan. 

Sering kali, karena punya 'kenalan orang dalam' maka sesuatu dapat diselesaikan dengan cepat. Ada budaya untuk saling 'tolong-menolong', kita kan tetangga....kita kan teman....dia saudara saya...dst. 

Keinginan untuk menolong adalah baik, namun janganlah menimbulkan ketidak adilan bagi orang lain. Karena hal itu akan menimbulkan ketidak teraturan bahkan mungkin kekacauan. 

Apalagi jika Anda seorang pemimpin. Bagaimana jika semua saudara, tetangga, teman, minta didahulukan dalam suatu hal dimana Anda punya wewenang.  Jika demikian, saya rasa tidak perlu lagi ada peraturan, tata cara, atau SOP. Karena semuanya merasa berhak untuk 'ditolong'. Saya pun saudara Anda. Saudara sebangsa setanah air :D

Jika kebetulan Anda mengenal petugas di suatu tempat dimana Anda sedang menunggu giliran, dan petugas itu ingin berbuat baik pada Anda dengan mendahulukan Anda, karena rasa kekeluargaan, alangkah baiknya jika Anda menolak dengan halus,'Terima kasih, saya tunggu giliran saja'.  

Dengan begitu Anda juga 'menyelamatkan' dia dari perbuatan melanggar aturan :D Ini hal kecil memang, tetapi kalau mau semua urusan berjalan cepat, ya harus teratur. Supaya teratur, perlakukanlah orang lain sama seperti diri Anda sendiri, karena memang haknya juga sama dengan Anda. 

Semoga Antri dapat menjadi budaya orang Indonesia, dimana seseorang tidak lagi harus malu atau marah ketika  ditegur saat tanpa sengaja memotong antrian, tidak perlu merasa kesal sendiri karena ada orang memotong antrian seenaknya. 

Semoga segala urusan dapat berjalan lebih lancar karena kita memiliki budaya keteraturan dan saling menghormati satu sama lain, tidak merasa penting sendiri, tidak merasa punya urusan lebih banyak, dsb. Budayakan antri sampai antri itu menjadi budaya kita yang dijalankan dengan sukarela. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun