Mohon tunggu...
V Prio
V Prio Mohon Tunggu... Lainnya - ....

......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Luput Perhatian kepada Penghuni Panti Jompo

15 November 2020   13:42 Diperbarui: 14 Agustus 2023   09:13 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Panti Wreda, tempat ini memungkinkan lansia untuk tetap hidup tanpa menggantungkan diri kepada anak atau keluarga. Diambil dari beberapa sumber, di Indonesia dan di Asia, sebagian besar lansia hidup bersama anak dan hidup sendiri. Meskipun demikian Panti Wreda tetap ada, yang secara umum pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah.

PERISKA Cabang Semarang, merupakan wadah paguyuban yang beranggotakan Ibu-Ibu atau Istri dari karyawan PT. SUCOFINDO (Persero) Cabang 

Semarang. Tujuan utamanya adalah untuk membangun kekeluargaan yang erat dan solidaritas antar keluarga para karyawan terutama para istri karyawan. Organisasi ini juga memiliki tujuan mewadahi Ibu-Ibu PT SUCOFINDO Cabang Semarang melaksanakan kegiatan positif, seperti sharing keahlian antar anggota, menyalurkan bakat, menambah ilmu pengetahuan, aktif di kegiatan sosial dan bahkan meningkatkan peran dan image perusahaan dalam kegiatan-kegiatan non profit yang dibuat oleh PERISKA.

Organisasi PERISKA sudah lama berdiri, meskipun tidak semua Cabang aktif, di Kantor Pusat dan di beberapa Cabang organisasi ini masih aktif berjalan hingga saat ini. Di Cabang Semarang organisasi ini sedang mencoba aktif kembali seiring dengan banyaknya karyawan muda atau pasangan suami istri karyawan muda yang diharapkan dengan kombinasi dari yang lebih senior akan membawa banyak kebaikan bagi anggota.

Untuk mewujudkan misi diatas, pada hari Sabtu, 14 November 2020 pukul 09.00 PERISKA Semarang mengadakan kunjungan ke Panti Wreda Harapan Ibu di Ngaliyan Semarang yang dikelola Pemerintah kota Semarang. Untuk kunjungan kali ini PERISKA hanya bertemu pengurus, mengingat pandemi masih berlangsung dan pencegahan penyebaran Covid 19 masih harus dilaksanakan dengan ketat. Memberikan perhatian kepada penghuni Panti Jompo sedikit banyak kita menjadi tertarik mengetahui sedikit hal yang pernah ditulis mengenai penghuni dan Panti Jompo itu sendiri.

Sampai sekarang, Panti Wreda (baca: panti jompo) di Indonesia cukup jarang dijadikan sebagai pilihan tempat bagi orang lanjut usia untuk menjalani hari tuanya. Panti jompo adalah wisma yang diperuntukkan bagi orang-orang lanjut usia. Tempat ini menyediakan pelayanan dan perawatan agar para lansia dapat lebih mudah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti mandi, makan, hingga berpakaian. Saat mendengar kata panti jompo, mungkin sebagian orang merasa kasihan dan bersalah karena telah meninggalkan anggota keluarganya yang sudah lanjut usia di sana.

Panti Jompo Tidak selalu identik dengan hal yang memprihatinkan bagi para lansia. Tak sedikit lansia yang justru bisa menjalani hidup produktif dan bahagia di panti jompo.

Berdasarkan obrolan PERISKA dengan pengurus panti jompo, ada beberapa latar belakang yang menyebabkan lansia tinggal di panti jompo. Lansia yang tinggal di Panti Jompo Harapan Ibu ada yang sama sekali tidak memiliki keluarga dan ada yang masih memiliki keluarga. Pada kenyataannya ada lansia tidak memiliki keluarga ditampung di Panti Jompo yang dikelola oleh pemerintah ini. Panti Jompo ini masih membutuhkan uluran bantuan dari pihak dermawan, terutama untuk kebutuhan sehari-hari, seperti kebutuhan dasar makan seperti beras, gula, telur, terigu, minyak goreng, sarden, kecap, susu, dan lain-lain serta pembersih ruangan seperti porstex, wipol, detergen, pewangi pakaian, sunlight, sabun krim, dan lain lain, kebutuhan pribadi seperti odol, shampo, kapur barus juga turut disumbangkan. PERISKA saat kunjungan menyumbangkan kebutuhan dasar ini, tentu saja belum cukup bisa mengatasi permasalahan Panti Jompo tersebut. Para dermawan diharapkan semakin banyak yang tergerak membantu Panti Wreda Harapan Ibu yang dari segi dana masih mengalami kekurangan.

Panti Jompo di tempat lain ada yang diperuntukan dan menjadi pilihan bagi para lansia masih memiliki keluarga yang tidak memungkinkan menjalani perawatan di rumah dengan berbagai penyebab, antara lain karena anggota keluarga yang sibuk bekerja atau tidak mampu merawatnya dengan baik, kaum wanita yang harus juga membantu keluarga bekerja diluar rumah. Panti jompo menjadi tempat untuk merawat lansia yang memiliki kebutuhan khusus, misalnya lansia yang memiliki penyakit tertentu seperti demensia, stroke, diabetes, atau penyakit jantung. Karena kondisi medisnya tersebut, lansia perlu dipantau dan dijaga dengan lebih saksama.

Masyarakat kita secara umum masih menganggap bahwa perawatan lansia sudah seharusnya menjadi tanggung jawab keluarga. Perbedaan pendapat masih ada di masyarakat, ada yang beranggapan lansia sudah seharusnya dirawat di rumah oleh keluarga dan ada yang berpendapat tidak ada yang salah dengan dititipkan di Panti Jompo, semua dikembalikan kepada kebaikan dan kenyamanan masing-masing keluarga.

Penelitian pada sisi negatif keberadaan lansia di panti jompo menunjukan tinggal di panti jompo membuat para lansia mudah menyerah terhadap kehidupan. Sikap apatis atau tidak peduli terhadap kehidupan sehari-harinya. Sikap apatis diketahui dapat mempengaruhi fungsi otak. Penelitian di Belanda terhadap banyak panti jompo menyebutkan adanya peningkatan risiko kematian hingga 62% dalam kurun waktu empat bulan akibat adanya sikap apatis. Identifikasi ada atau tidaknya sikap apatis, depresi, atau gangguan kejiwaan lain, dapat memberikan arahan jenis bantuan yang proporsional bisa dipenuhi sesuai kebutuhan setiap lansia. Sering terjadi, pihak panti tidak mengetahui atau menyadari gejala yang berbeda-beda yang merupakan manifestasi sikap apatis atau depresi dari tiap-tiap individu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun