Beberapa bulan yang lalu saya melakukan kunjung kesalah satu usaha anggota koperasi Mitra Usaha Perempuan di Dusun Suru, Desa kampung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Beliau adalah Ibu Aminah yang biasa dipanggil mbk Aminah (27). Perempuan yang hanya mengenyam pendidikan terakhir di bangu Sekolah Dasar (SD) telah mampu mengangkat kesejahteraan keluarganya. Beliau mempunyai anak 1 yang baru berumur 6 tahun sedangkan suminya hanyalah seorang buruh bangunan.
Melalui usaha
Dengan umurnya yang masih muda dia mulai merintis usaha kecil-kecilan sejak umur 24 tahun. Alasan yang beliau kemukakan memilih usaha tersebut dikarenakan hasil kerja suami tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Malalui usaha "Donat" dan dengan hanya bermodal Rp 25.000,- diawal usahanya, beliau mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Dimana beliau menjual dagangannya dengan cara keliling. Berjualan keliling menjadi alternatif pilihan utama dikarenakan konsumen yang membeli adalah petani yang sedang di sawah .
Dari beberapa hari menjual dagangannya, muncul permintaan dari para konsumen untuk dia menjual makanan lainnya seperti; nasi, tempe, tahu dan sayur. Permintaan tersebut direspon positif dan dari keuntungan menjual donat, akhirnya mbk Aminah menambah produk daganganya sesuai dengan permintaan konsumen.
Usaha kecil tersebut dijalankan secara terus menerus. Berkat ketekunan dan keuletan dan pada akhirnya Mbk Aminah bisa membuka usaha baru yaitu jual pulsa. Usaha pulsa memberi keuntungan tersendiri dan keuntungan yang diperoleh ditambahkan ke modal usaha lagi dan akhirnya dia mampu menambah produk yaitu dengan menyediakan bensin dan menjual makanan ringan.
Usaha beliau jalankan dengan fasilitas seadanya. Dimana beliau belum mempunyai etalase, lemari untuk jualan dan warung yang rapi dan bagus. Kemudian dari laba yang diperoleh dari usaha tersebut dengan ditambah akses pinjaman pertama sebesar Rp 1.000.000,- ,beliau mampu membeli etalase dan beberapa produk kebutuhan pokok lainnya.
Pandangan Negatif Masyarakat
Banyak Stigma negative dimasyarakat diawal beliu merintis usaha khususnya dimata saudaranya. Ketika berjualan keliling beliu sempat di bilang, “setelah jual donat, tempe, tahu,….besok mau jual apa lagi?” kata-kata itu mengisyaratkan bahwa beliu dianggap akan menjual dirinya.
Dari statmen tersebut beliau sempat mengalami tekanan batin yang luar biasa. Beliau sempat menangis sendiri dikamar tanpa orang lain tahu. Perkataan tersebut sangat menyakitkan bagi beliau. Meskipun demikian sikap ramah sopan dan santun selalu beliau perlihatkan, justru sebaliknyaa perkataan tersebut beliu jadikan semangat untuk selalu berusaha dengan gigih untuk menjalankan usahanya.
Hambatan itu tidak berhenti distu saja, dimana lahan warung yang selama ini beliau pakai yang itu bukan lahan miliknya menjadi masalah baru. Dimana anak pemilik lahan meminta orangtuanya untuk mengusir mbk Aminah. Akan tetapi usaha tersebut gagal karena yang punya tanah (orangtua anak yang meminta mbk Aminah pergi) bilang bahwasanya beliu telah mengijinkan Mbk Aminah untuk usaha dan setiap orang mempunyai keberuntungan dan rejeki yang berbeda-beda. Dari Pernah seekali beliau (Mbk Aminah) diancam dengan menggunakan pisau. Dengan ketenangan hati dan jiwa beliau bisa mengatasinya.
Kemudian dari kendala-kendala tersebut, Mbk Aminah memperluas usahanya yaitu dengan jualan snack di pasar Ngawen dan pasar Nglipar. Dari hasil penjualannya banyak keuntungan yang diperoleh sehingga pada akhirnya keuntungan tersebut mampu menjadi modal tambahan untuk memperbesar usahanya. Dengan berjalnnya waktu suami Mbk Aminah diminta untuk membantu usahanya, karena secara fisik Mbk Aminah sudah tidak kuat lagi jika di minta jualan dengan menggunakan kendaraan dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh.
Dari usahanya tersebut beliu telah mampu membeli Mobil, Sawah, pekarangan, TV, Kulkas, Mesin Cuci dan perabot rumah tangga lainnya dengan nilai total senilai Rp 55.000.000,-. Dari Usahanya, beliu mempunyai cita-cita untuk menaikan haji orangtuanya dan mampu menjadi agen distributor dengan skala yang cukup besar. Kesuksesn tersebut tidak lantas menjadikan Mbk Aminah takabur atau sombong akan tetapi justru sebaliknya. Dalam kehidupan bersosial dia aktiv di koperasi, dia selalu mengajak perempuan yang lainuntu mengikuti pelatihan baik yang mengadakan LSM, Pemdes, Pemerintah Kabupaten maupun lembaga yang lainnya.
Keseuksesan tersebut tidak lepas dari aktivitas sehari-harinya. Diimana secara umum aktivitas yang dijalankan dalam sehariharinya adalah:
- Waktu Pagi: bangun subuh, sholat subuh, kemudian mempersiapkan sarapan, bersih-bersih, membuka took, menata barang dagangan dan mempersiapakan jualan untuk dijual dipasaran
- Agak Siang: beliu mencatan barang-barang yang habis, merekap keuangan dan packing snack untuk dijual dengan skala yang kecil
- Sore-malam: beliu selalui melayani pembeli dengan senyum dan ramah tanpa mengambil keuntungan yang besar. Selain itu beliu juga mengerjakan pekerjaan domestic. Biasa beli ttp warung jam 9 malam
Dengan rutinitas tersebut yang secara umum kunci kesuksesan beliu adalah ulet, tekun, disiplin dan jujur serta tidak mudah putus asa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H