Perjalanan Menuju Surau
Suatu ketika ada dua orang sedang berjalan menuju surau yang jauh dari tempattinggalnya, tiba-tiba cuaca pun takbersahabat “ jegler, jegler” suara kilat terdengar dengan keras. “Mas aku takut“ kata alim. “Ada apa to dik kok takut”, sahut kakaknya.Tenangdiksebentar lagi kita akan sampai suraunya kyai ahmad. Tapi kak, mala mini begitu gelap, burung-burung pun tak berani berkicau! “Eaa , adikku tersayang kalau malam burungnya sedang tidur” , lho... kok tidur kan burung hantu itu nggak tidur kalau malam kak! Yeee...adik,semakin besar semakin menjadi.
Setelah mereka capek bergurau kemudian mereka saling pandang memandang tanpa kata-kata seoalah sesuatu akan terjadi.
Suasanapun hening tanpa suara, kecuali suara angin yang berbisik-bisik denganpepohonan. Pohon itu bergoyang dengan lenggokkan yang begitu anggun. Dua anak itu perlahan melangkahkan kaki untuk menuju surau. Setelah mereka berjalan sekitar 7 meter, mereka berhenti sejenak untuk istirahat di tengah-tengah hutan. Dibalik pohon yang besar munculah seseorang tak diketahui darimana datangnya seseorang tua itu, mereka tak mengenali paras wajah beliau.
“Nak mau pergi kemana?” Tanya kakek tua. Ini sudah larut malam sebaiknya kalian beristirahat dulu di tempat kami. Tapi, kami belum mengenal siapa kakek sebenarnya? Jawab ke dua anak tersebut.
Kalau begitu perkenalkan diriku! karena ada sebuah pepatah “ tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka takkan ada suatu pengorbanan”, untuk itu nak!,
Kita di dunia ini hendaklah saling kenal mengenal diantara ciptaan sang maha kuasa. Dengan kita saling kenal mengenal maka berarti kita juga sudah menjalin silaturahim antara satu dengan yang lain. “Namaku cokrodipuro, nama kalian siapa”? tanya kakek itu, kemudian kakek tersebut berhenti sejenak untuk menanti jawaban dari kedua anak tersebut.
Namun, dua anak kecil itu masih terdiam 999 bahasa, bukan lagi 1000 bahasa. Suasana yang tadinya sunyi nan hening tak lama kemudian sang bulan purnama pun seolah-olahtersenyum kepada mereka. Malam yang gelap menjadi terang, burung-burung yang tadinya sedang tidur mereka bangun untuk mendengarkan petuah sang kakek tua. Dan akhirnya mereka menuju gubuk tua yang di huni sang kakek, mereka terheran-heran dengan gubuk tua itu.
Dibalik gubuk yang sangat sederhana yang terbuat dari anyaman bambu ternayata di dalamnya terdapat hidangan makanan yang tak kalah enak dengan ayam-ayam yang dibuatfried chicken.
Selain itu didalam rumah itu ada lukisan yang bertuliskan 2 kalimat syahadat yang berkuran 4 x 4 meter , ke dua anak tersebut semakin terkagum-kagum. Mereka tak hanya kagum dengan barang-barang tersebut karena di balik itu ada nilai tersendiri yang ada di dalam gubuk kakek tua. Mata mereka mulai mengantuk ” kek kami tidur dulu ya”? iya nak!, semoga istirahat kalian mendapat berkah dan ni’mat dari sang Maha Kuasa.
Suara adzan mulai berkumandang dari masjid satu ke masjid lain. Mereka tersentak akan suara tersebut, “ bangun..bangun..bangun...” terdengar suara kakek itu dari balik pintu yang berwarna cokelat yang kombinasikan dengan anyaman bambu. Merekapun bergegas untuk mengambil air wudhu dan melanjutkan shalat berjamaah bersama sang kakek. Setelah shalat berjamaah mereka berpamitan, kek kami pamit dulu ya.. kami mau melanjutkan perjalanan menuju surau yang didirikan ahmad mattamakin al-flamfangi. Kakek tersebut hanya bisa berkata “ hati-hati nak semoga selamat sampai tujuan sembari merogoh sakunya, “ kek mau ngapain”? tanya alim.
Tangan kakekpun memegang uang Rp 500.000 an sambil mengasihkannya kepada alim dan adiknya. Duh,,,duh,,, kek! Kok repot-repot to! Ucap adik alim. Kakekpun menjawab “ enggak kok ini sekedar untuk beli permen dan tolong uang ini digunakan untuk hal-hal yang yang bermanfaat. Iya kek, dan kapan–kapan jika tuhan masih memberikan kita umur panjang semoga kita dapat berjumpa. “Assalamualaikum ” ucap kedua anak itu penuh semangat danberantuasias. Perlahan-lahan mereka menjauhi gubuk itu dengan niat yang baru, rasa bahagia menyelimuti badan mereka.
Assalamualaikum pak kyai ! Assalamualaikum pak kyai! Suara itu terdengar sampai dalam ruang tamu. Wa’alaikum salam warroh matullohhibarokatuh jawab sang kyai, yang penuh dengan kharismatiknya yang penyabar, dan banyak petuah yang sangat manjur.Silahkan masuk dulu dan duduklah nak! Dan nikmati serta bersantailah sembari makan-makanan yang ada.
Sambil makan maukah kamu aku beri nasihat? Kata ahmad muttamakin al-flamfangi, salah satu fadhilah surat alfatihah yaitu membuat hati menjadi lunak dalam bahasa jawa “ ben ora atos atine”. Sehingga ketika dinasihati sedikit demi sedikit akan masuk kemudian meresapi dan pada melakukan action. Apa lagi ketika orang tua yang memiliki buah hati dan menginginkan anaknya menjadi anak yang sholih sholihah maka hendaklah mengamalkan surat ini minimal 11 kali. Amalan itu berlaku jika orang itu mau melakukan dan yakin hal-hal seperti yang telah disebut di atas. Lho, tapi kan ndak ada di quran dan hadits? Tanya mereka dengan penasaran.
Nak, zaman telah berganti dari tahun ke tahun maka permasalahanpun semakin runyam, jika sesuatu harus didasarkan dengan assunah dan al- quran, maka yang terjadi hanya akan mempersulit diri sendiri sesunggugnya Allah tidak suka mempersulit manusia namun kadang malah manusia itu sendiri yang mempersulit diri sendiri. Sahabat rasul pun melakukan hal-hal yang baru dan tak sesaui dengan rasul, rasul jarang shalat tharawih di majid. Namun beliau melakukannya di rumah beliau dan shalat terawih secara berjamaah apakah diwajibkan ? “tidak tahu kyai”! kalau belum tahu maka carilah dasarnya dulu, Oooobegitu pak kyai?
Untuk itu nak, hidup dizaman akhir ini lebih hati-hati jangan asal berbicara sebelum kita mencoba untuk mencari tahu alasannya, disaat orang mengatakan ini ga’ boleh itu ga’ boleh! Marilah kita berkaca, siapa tahu orang yang di kata-katain lebih baik daripada kita. Maka toleransi dan sikap saling menyadari menjadi penting . Yang mau amalan a boleh, b boleh,c juga boleh, semuanya di beri kebebasan terserah mau pakek yang mana. Asalkan tidak menyalahi sayri’at islam.
Pak kyai, berarti meskipun rakyat indonesia itu plural maka tetaplah untuk saling toleransi, mengayomi, dan saling sadar diri. Serta menciptakan suasana saling tolong menolong diantara sesama. Ya benar sekali nak, semoga engkau dapat memahamiya dan mengaplikasikan dalam kehidupan.
Cerita diatas,jika ada kesalahan yang kurang berkenan di hati mohon maaf.
Terimakasih
Biar tidak keras hatinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H