Menyeduh teh hijau dengan cara sederhana---menggunakan air yang tidak terlalu mendidih, sekitar 80 derajat Celsius, untuk menjaga rasa alaminya tetap lembut. Sedangkan untuk teh melati, bisa menambahkan sedikit madu, menciptakan perpaduan rasa manis dan harum yang menenangkan.
Ada juga momen-momen istimewa di mana memilih menggunakan teko tanah liat tradisional. Bukan hanya karena estetika, tetapi karena cara ini menghadirkan rasa yang lebih kaya, seolah-olah tanah tempat teh tumbuh ikut berbicara melalui setiap tegukan.
Penutup
Setiap cangkir teh memiliki cerita, baik itu dari daun yang dipetik dengan tangan yang sabar, aroma yang memikat, hingga cara menyeduh yang penuh perhatian. Teh bukan hanya soal rasa, tetapi juga refleksi---tentang kehangatan rumah, kebersamaan, dan perjalanan hidup. Jadi, bagaimana kisah teh di rumah Anda? Apakah ada cerita yang ingin dibagi? Karena dalam setiap tegukan, selalu ada kenangan yang menunggu untuk diceritakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H