Mohon tunggu...
Syinchan Journal
Syinchan Journal Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pemikir bebas yang punya kendali atas pikirannya

Begitu kau memahami kekuatan kata katamu, kamu tidak akan mengatakan apapun begitu saja. Begitu kau memahami kekuatan pikiranmu, kamu tidak akan memikirkan apapun begitu saja. Ketahuilah Nilaimu

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Membangun Ikatan Orang Tua dan Anak Melalui Film

18 Oktober 2024   07:05 Diperbarui: 18 Oktober 2024   07:08 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Watching Film (Freepik.com/Freepik)

Film sering kali menjadi medium yang kuat untuk mengeksplorasi hubungan manusia, terutama ikatan antara orangtua dan anak. Melalui lensa layar, kita diajak merasakan kedalaman emosi dan tantangan yang dihadapi dalam menjaga hubungan ini. Dua film yang sangat menarik untuk dibahas dalam konteks ini adalah Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis dan Home Sweet Loan. Kedua film ini, dengan segala konfliknya, mengajak kita untuk merenungkan bagaimana emosi dan ketahanan dapat membentuk ikatan yang lebih kuat antara orangtua dan anak.

bolehkah sekali saja ku menangis (Imd.com)
bolehkah sekali saja ku menangis (Imd.com)

Menggali Emosi dalam Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis

Film Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis menyuguhkan kisah tentang seorang anak yang berjuang menghadapi rasa sakit emosional dan kehilangan. Di tengah kesedihan, ia harus berhadapan dengan kenyataan hidup yang keras. Melalui perjalanan ini, penonton diajak merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung oleh si anak, serta bagaimana orangtuanya berusaha menjadi tempat berlabuh.

Dalam banyak adegan, kita melihat momen-momen di mana anak merasa tidak dimengerti dan terasing. Namun, di sisi lain, ada momen-momen haru ketika orangtua berusaha keras untuk memahami dan mendukung anak mereka. Komunikasi menjadi kunci dalam film ini, menyoroti pentingnya dialog yang terbuka dalam hubungan keluarga.

Sebuah studi oleh Fagan dan Churchill (2012) menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki komunikasi yang baik dengan orangtuanya cenderung lebih mampu menghadapi stres dan kesedihan. Hal ini terbukti dalam film, di mana ketika orangtua dan anak saling berbagi perasaan, ikatan mereka semakin kuat, meski harus melalui proses yang menyakitkan.

Ketahanan dalam Home Sweet Loan

Berbeda dengan Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis, Home Sweet Loan memberikan perspektif lain mengenai hubungan orangtua dan anak. Di film ini, kita menyaksikan konflik antara harapan orangtua dan keinginan anak untuk mengikuti passion-nya. Tekanan dari ekspektasi sering kali menjadi sumber ketegangan dalam hubungan ini.

Ketika anak berjuang untuk memenuhi harapan orangtua, kita melihat bagaimana ketahanan dibangun dari ketegangan ini. Film ini menggambarkan momen-momen sulit di mana anak merasa terjebak, tetapi juga menunjukkan bagaimana dialog yang baik dapat membantu meredakan ketegangan. Dalam sebuah survei oleh Pew Research Center (2020), 50% remaja mengaku merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi orangtua, menunjukkan relevansi tema ini dengan realitas kehidupan sehari-hari.

Ketahanan dalam hubungan ini muncul ketika orangtua dan anak saling menghargai pandangan masing-masing. Melalui komunikasi yang terbuka, mereka dapat mencapai kesepakatan yang memperkuat hubungan, meski harus menghadapi perbedaan pandangan.

Home Sweet Loan (Youtube.com/Visinema Pictures)
Home Sweet Loan (Youtube.com/Visinema Pictures)

Film sebagai Alat Edukasi Emosional

Kedua film ini memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya empati dan komunikasi dalam hubungan orangtua dan anak. Melalui kisah yang disuguhkan, penonton dihadapkan pada pengalaman yang mungkin mirip dengan kehidupan mereka sendiri. Ini adalah kesempatan yang baik bagi orangtua dan anak untuk berdiskusi, berbagi perasaan, dan memahami perspektif satu sama lain.

Dari sudut pandang deskriptif, karakter dalam kedua film ini sangat kuat dan mudah untuk dihubungkan. Mereka tidak sempurna, tetapi dalam ketidaksempurnaan itulah kita menemukan kemanusiaan. Metode analisis yang digunakan dalam film ini menggambarkan realitas kehidupan yang sering kali rumit, tetapi tetap penuh harapan.

Statistik Emosi dan Hubungan Keluarga

Memahami ketahanan emosi dalam hubungan orangtua dan anak sangat penting. Menurut American Psychological Association (2021), sekitar 30% anak-anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka kepada orangtua. Kesenjangan dalam komunikasi ini dapat mengakibatkan masalah yang lebih besar jika tidak ditangani.

Film berfungsi sebagai cermin yang mencerminkan tantangan tersebut. Melalui karakter-karakter yang kompleks, penonton bisa merasakan betapa sulitnya membangun komunikasi yang baik. Namun, film juga menunjukkan bahwa ada harapan; dengan usaha dan keinginan untuk berkomunikasi, hubungan dapat diperbaiki dan diperkuat.

Pelajaran dari Film

Baik Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis maupun Home Sweet Loan menyuguhkan gambaran mendalam tentang emosi dan ketahanan dalam hubungan orangtua dan anak. Melalui konflik dan resolusi yang ditawarkan, kita diingatkan bahwa komunikasi adalah fondasi yang penting. Dengan terbuka mengenai perasaan, harapan, dan ketakutan, kita dapat membangun ikatan yang lebih kuat.

Film adalah lebih dari sekadar hiburan; ia adalah alat yang bisa kita gunakan untuk memahami diri kita dan hubungan kita dengan orang-orang terdekat. Melalui refleksi pada cerita-cerita ini, kita bisa lebih memahami tantangan yang dihadapi dalam hubungan kita sendiri dan menemukan cara untuk menciptakan koneksi yang lebih kuat dan lebih berarti.

Dengan memahami bahwa ketahanan dalam hubungan itu mungkin dan bahkan diperlukan, kita, sebagai orangtua dan anak, dapat bekerja sama untuk membangun ikatan yang lebih baik. Dalam setiap cerita, ada pelajaran yang bisa kita ambil. Mari kita gunakan film sebagai medium untuk menjembatani komunikasi dan saling memahami, karena di balik setiap kisah, selalu ada harapan untuk hubungan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun