Punya teman yang selalu menghindar ketika diajak curhat? Atau mungkin dia terlihat nggak nyaman saat hubungan mulai terasa dekat? Jika iya, kemungkinan besar teman kamu memiliki gaya keterikatan avoidant. Orang dengan avoidant attachment memang cenderung menutup diri, terutama dalam hal berbagi emosi atau perasaan. Bukan berarti mereka nggak peduli atau nggak bisa berhubungan, tapi ada hal-hal mendalam yang membuat mereka susah untuk terbuka.
Nah, gimana sih sebenarnya cara menghadapi teman seperti ini? Simak tips di bawah ini supaya hubungan kamu dan temanmu tetap baik, tanpa bikin mereka merasa tertekan.
1. Jangan Paksa untuk Curhat
Hal pertama yang perlu kamu pahami adalah, memaksa mereka untuk curhat nggak akan membuat mereka merasa nyaman. Orang dengan gaya keterikatan avoidant biasanya lebih suka menyelesaikan masalah mereka sendiri dan merasa canggung jika harus berbicara tentang perasaan. Semakin kamu memaksa, semakin mereka menarik diri.
Cara terbaik? Beri mereka ruang. Ketika mereka siap, mereka akan terbuka dengan sendirinya. Kamu bisa menunjukkan bahwa kamu ada di sana untuk mereka tanpa menuntut apa-apa. Contohnya, kamu bisa bilang, "Kalau kamu butuh cerita, aku ada di sini, ya." Simpel, tapi memberi pesan bahwa mereka punya tempat aman.
2. Kenali Bahasa Tubuh Mereka
Orang dengan avoidant attachment sering lebih nyaman menunjukkan emosinya melalui tindakan daripada kata-kata. Mereka mungkin jarang bilang "aku sayang kamu" atau "aku lagi sedih," tapi perhatikan cara mereka berperilaku di sekitar kamu. Misalnya, mereka tetap menyempatkan waktu buat ketemu meski nggak sering bicara soal perasaan.
Belajarlah membaca bahasa tubuh dan tindakan mereka. Kadang, kehadiran mereka saja sudah menunjukkan bahwa mereka peduli. Jangan selalu mengukur kedekatan dari seberapa sering mereka curhat, tapi lihat bagaimana mereka tetap terlibat dalam hidup kamu.
3. Jaga Komunikasi yang Non-Invasif
Komunikasi dengan orang avoidant butuh pendekatan yang halus. Mereka cenderung merasa tertekan kalau diajak diskusi yang terlalu mendalam atau emosional. Daripada memulai percakapan dengan, "Kamu kenapa nggak pernah cerita sih?" cobalah memulai dengan topik yang lebih ringan atau lebih relevan dengan minat mereka. Ini akan membuat mereka merasa lebih nyaman dan nggak terpojok.
Cobalah juga untuk mendekati mereka dengan pertanyaan terbuka, misalnya, "Gimana harimu?"Â atau "Apa yang lagi bikin kamu sibuk akhir-akhir ini?" Pertanyaan seperti ini membuka ruang untuk berbicara tanpa terasa invasif.