Pernah nggak, kamu punya teman, pasangan, atau kenalan yang cenderung menjauh ketika hubungan sudah mulai akrab? Atau mungkin kamu sendiri pernah merasa takut untuk terlalu dekat dengan orang lain, padahal di sisi lain kamu sebenarnya ingin menjalin hubungan? Kalau iya, mungkin kamu atau orang yang kamu kenal memiliki gaya keterikatan yang disebut avoidant attachment.
Dalam psikologi, ada teori tentang attachment atau keterikatan yang menjelaskan bagaimana cara seseorang membentuk hubungan emosional dengan orang lain. Gaya keterikatan ini biasanya terbentuk sejak kecil, berdasarkan hubungan kita dengan orang tua atau pengasuh. Nah, salah satu bentuk attachment yang cukup umum adalah avoidant attachment. Yuk, kita bahas lebih jauh tentang apa itu avoidant attachment dan kenapa mereka sering takut dekat sama orang.
Apa Itu Avoidant Attachment?
Avoidant attachment adalah salah satu dari empat jenis gaya keterikatan dalam teori attachment. Orang dengan avoidant attachment biasanya menghindari terlalu banyak keterlibatan emosional dalam hubungan. Mereka cenderung menjaga jarak dari orang lain, bahkan dari orang yang mereka sayangi, karena mereka merasa lebih nyaman sendirian atau dengan keterlibatan emosional yang minim.
Bukan berarti mereka nggak peduli atau nggak punya perasaan. Justru sebaliknya, mereka bisa saja peduli, tetapi ada ketakutan mendalam bahwa jika mereka terlalu dekat atau bergantung pada orang lain, mereka akan terluka, kecewa, atau kehilangan kebebasan.
Kenapa Mereka Sering Takut Dekat Sama Orang?
Orang dengan avoidant attachment sering kali merasa takut untuk dekat dengan orang lain karena beberapa alasan psikologis. Yuk, kita lihat alasan-alasan tersebut.
1. Pengalaman Masa Kecil yang Membentuk
Avoidant attachment biasanya berkembang sejak masa kecil. Anak-anak yang tumbuh dengan pengasuh atau orang tua yang cenderung nggak responsif secara emosional bisa membentuk gaya keterikatan ini. Misalnya, ketika seorang anak butuh perhatian atau kasih sayang, tetapi respons dari orang tuanya kurang memadai atau terkesan cuek, anak tersebut akan belajar bahwa mengandalkan orang lain itu nggak aman.
Akibatnya, mereka akan mengembangkan pola perilaku untuk melindungi diri dengan menghindari kedekatan emosional. Di masa dewasa, pola ini terus berlanjut dan mereka jadi lebih cenderung menjaga jarak dalam hubungan, karena mereka merasa bahwa kedekatan bisa membawa kekecewaan.