3. Butuh Ruang untuk Memproses Perasaan
Salah satu karakteristik orang dengan avoidant attachment adalah kebutuhan mereka untuk memiliki ruang pribadi. Mereka lebih suka memproses perasaan dan emosi secara mandiri. Hal ini berbeda dengan orang yang memiliki gaya attachment lain, seperti secure attachment, yang lebih nyaman membicarakan masalahnya dengan pasangan atau orang terdekat.
Orang avoidant merasa bahwa memproses perasaan mereka sendirian lebih efektif. Mereka nggak merasa perlu melibatkan orang lain dalam proses emosional mereka, karena bagi mereka, keterlibatan orang lain bisa memperumit situasi atau membuat mereka merasa tertekan.
Jadi, kalau kamu punya pasangan atau teman dengan gaya attachment avoidant, penting banget untuk menghargai kebutuhan mereka akan ruang pribadi. Jangan langsung menganggap bahwa mereka nggak peduli atau nggak tertarik padamu hanya karena mereka butuh waktu sendirian. Memberikan mereka waktu dan ruang untuk memproses perasaan mereka bisa menjadi kunci agar hubungan tetap berjalan harmonis.
4. Menjaga Kendali dalam Hubungan
Orang dengan avoidant attachment cenderung merasa perlu untuk selalu menjaga kendali dalam hubungan mereka. Mereka takut kehilangan kebebasan atau terjebak dalam situasi yang terlalu intens secara emosional. Untuk menghindari perasaan terjebak ini, mereka sering kali berusaha untuk mengontrol sejauh mana mereka terlibat dalam hubungan.
Mereka juga cenderung menghindari konflik atau percakapan yang terlalu emosional, karena mereka merasa bahwa hal tersebut bisa membuat mereka kehilangan kendali atas perasaan mereka. Dalam banyak kasus, mereka lebih memilih untuk menarik diri daripada menghadapi situasi yang bisa memperdalam kedekatan emosional.
Misalnya, saat kamu mencoba untuk membicarakan masalah yang mendalam dengan pasangan avoidant, mereka mungkin akan memberikan jawaban yang singkat atau bahkan menghindari topik tersebut. Ini bukan berarti mereka nggak peduli, tapi lebih kepada mekanisme pertahanan diri mereka untuk tetap merasa "aman" secara emosional.
5. Ketakutan Akan Penolakan
Salah satu alasan utama orang avoidant lebih suka menjaga jarak dalam hubungan adalah ketakutan akan penolakan. Mereka takut jika mereka terlalu dekat dengan seseorang, mereka akan ditolak atau ditinggalkan. Ketakutan ini membuat mereka lebih memilih untuk menyendiri daripada menghadapi kemungkinan terluka.
Orang avoidant mungkin merasa bahwa jika mereka terlalu bergantung pada orang lain, mereka akan kehilangan kendali dan menjadi lebih rentan terhadap penolakan. Oleh karena itu, menjaga jarak emosional menjadi cara mereka untuk melindungi diri dari perasaan tersebut.