Pernah nggak kamu bertanya-tanya, kenapa ada orang yang terlihat lebih nyaman sendirian? Terutama saat mereka terlibat dalam hubungan, tapi malah cenderung menjaga jarak dan menghindar dari keintiman? Mungkin, mereka termasuk orang dengan gaya attachment avoidant.
Dalam dunia psikologi, attachment style (gaya keterikatan) menjelaskan bagaimana seseorang berinteraksi dan membangun kedekatan dengan orang lain. Orang dengan gaya avoidant attachment memiliki kecenderungan untuk menarik diri, terutama saat merasa hubungan terlalu dekat secara emosional. Yuk, kita bahas lebih dalam alasan psikologis di balik kebiasaan mereka ini.
1. Pengalaman Masa Kecil Membentuk Gaya Attachment
Salah satu alasan kenapa orang avoidant lebih suka menyendiri adalah pengalaman masa kecil mereka. Menurut teori attachment, pola keterikatan yang kita alami dengan orang tua atau pengasuh saat kecil punya pengaruh besar terhadap cara kita berinteraksi dengan orang lain di masa dewasa.
Orang dengan avoidant attachment biasanya tumbuh dalam lingkungan di mana kebutuhan emosional mereka nggak terpenuhi secara konsisten. Mungkin, mereka merasa bahwa ketika mereka meminta perhatian atau kasih sayang, respons yang diberikan oleh pengasuh atau orang tua mereka nggak sesuai dengan harapan. Akibatnya, mereka belajar untuk lebih mandiri secara emosional dan lebih nyaman dengan sendirinya. Mereka merasa, mengandalkan orang lain hanya akan membuat mereka kecewa.
Jadi, ketika mereka dewasa, mereka cenderung menjaga jarak dalam hubungan sebagai bentuk perlindungan diri. Mereka khawatir jika terlalu dekat, mereka akan terluka atau ditolak.
2. Menghindari Ketergantungan Emosional
Orang dengan avoidant attachment juga cenderung menghindari ketergantungan emosional pada orang lain. Dalam hubungan, mereka mungkin tampak mandiri, bahkan mungkin terkesan dingin atau acuh tak acuh. Tapi ini bukan berarti mereka nggak peduli atau nggak memiliki perasaan. Justru, mereka takut terlalu bergantung pada orang lain.
Ketergantungan emosional dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya bagi mereka karena mereka percaya bahwa terlalu bergantung akan membuat mereka rentan. Maka dari itu, mereka lebih memilih untuk menjaga jarak dan menyendiri, karena dengan begitu, mereka merasa lebih aman dan terlindungi.
Misalnya, saat kamu meminta pasangan dengan avoidant attachment untuk berbagi perasaan, mereka mungkin merasa kewalahan. Alih-alih membuka diri, mereka cenderung menarik diri dan menghindari pembicaraan emosional tersebut. Bagi mereka, keterlibatan emosional yang terlalu dalam bisa dianggap sebagai bentuk pengekangan atau tekanan.