Mohon tunggu...
Vornalita Pelsa Sambalao
Vornalita Pelsa Sambalao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan - Program Pascasarjana Undiksha

Saya adalah seorang yang peduli dengan pendidikan anak. Pendidikan yang saya jalani harus dapat membantu saya dalam berkontribusi di dunia pendidikan. Hobi berenang, nonton serta travelling membuat saya memiliki banyak cerita yang bisa dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mager, Gabut: Gejala Kemalasan?

26 November 2024   15:08 Diperbarui: 26 November 2024   15:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mager, Gabut: Gejala Kemalasan?

Di era digital ini, istilah seperti "mager" (malas gerak) dan "gabut" (gak butuh kegiatan) sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Fenomena ini sepertinya sudah menjadi bagian dari keseharian banyak orang. Namun, apakah benar fenomena tersebut hanya sekadar bahasa gaul atau ada sesuatu yang lebih dalam yang perlu kita perhatikan? Apakah "mager" dan "gabut" bisa dianggap sebagai gejala kemalasan? Atau apakah ada faktor lain yang mendasari fenomena ini? Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang merasa "mager" atau "gabut", apakah itu hanya gejala sementara atau tanda dari masalah yang lebih dalam seperti kemalasan, stres, atau kelelahan mental.

Apa Itu "Mager" dan "Gabut"?

Sebelum menggali lebih dalam tentang apakah fenomena "mager" dan "gabut" adalah gejala kemalasan, mari kita pahami terlebih dahulu istilah-istilah ini.

  • Mager adalah singkatan dari "malas gerak", yang merujuk pada perasaan malas atau enggan untuk melakukan kegiatan fisik atau aktifitas yang membutuhkan energi. Seseorang yang merasa mager cenderung ingin berbaring atau duduk diam tanpa melakukan apa-apa.
  • Gabut adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan bosan atau tidak memiliki tujuan atau kegiatan yang berarti. Biasanya, seseorang yang merasa gabut merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan waktu mereka, sehingga mereka merasa terjebak dalam kebosanan.

Kedua istilah ini sangat erat kaitannya dengan fenomena yang lebih besar yang melibatkan perasaan tidak produktif dan tidak termotivasi.

Apakah "Mager" dan "Gabut" Tanda Kemalasan?

Kemalasan adalah sikap yang condong menghindari suatu tugas atau pekerjaan yang membutuhkan upaya, dan lebih suka untuk beristirahat atau menghindar dari tugas dan kewajiban. Dalam konteks ini, "mager" dan "gabut" dapat diasosiasikan dengan gejala kemalasan. Namun, kita perlu menyadari bahwa kedua fenomena ini mungkin tidak selalu terkait dengan kemalasan dalam arti tradisional. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi seseorang merasa mager atau gabut, dan tidak semuanya terkait dengan kemalasan.

1. Kelelahan Mental dan Fisik

Salah satu alasan mengapa seseorang merasa mager atau gabut adalah kelelahan. Kelelahan bisa bersifat fisik maupun mental. Dalam hidup sehari-hari yang berfase cepat dan penuh tekanan,  sering kali kita terjebak dalam kegiatan berulang yang membuat kita letih. Pekerjaan, tugas kuliah, masalah pribadi, dan tuntutan sosial yang tinggi dapat menyebabkan seseorang merasa kehabisan energi. Ketika tubuh atau pikiran merasa lelah, sering kali perasaan mager atau gabut muncul sebagai cara tubuh memberi tahu kita bahwa kita membutuhkan waktu untuk istirahat dan pemulihan.

Cara Mengatasinya:

Istirahat yang Cukup: tidur atau istirahat yang cukup dapat membantu kita. Keletihan fisik dan mental sangat berpengaruh pada produktivitas dan motivasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun