Mohon tunggu...
Vornalita Pelsa Sambalao
Vornalita Pelsa Sambalao Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan - Program Pascasarjana Undiksha

Saya adalah seorang yang peduli dengan pendidikan anak. Pendidikan yang saya jalani harus dapat membantu saya dalam berkontribusi di dunia pendidikan. Hobi berenang, nonton serta travelling membuat saya memiliki banyak cerita yang bisa dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nego yuk dengan Balita

26 November 2024   12:26 Diperbarui: 26 November 2024   13:02 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Beberapa anak mungkin belum mengembangkan keterampilan komunikasi yang cukup untuk dapat bernegosiasi secara efektif. Mereka mungkin merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan mereka, atau tidak tahu bagaimana cara mendengarkan dan berbicara dengan cara yang membangun.

Cara Mengatasinya:

Pelatihan Keterampilan Komunikasi Sejak Dini: Sejak dini, anak-anak dapat diajarkan keterampilan komunikasi dasar seperti berbicara dengan jelas, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menggunakan bahasa yang sopan. Hal ini dapat dilakukan melalui latihan berbicara di depan kelompok atau dengan berbagi cerita di dalam kelas. Pengenalan tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan teman sebayanya sangat penting dalam membangun kemampuan bernegosiasi mereka.

Menggunakan Permainan Role-Playing: Untuk melatih keterampilan komunikasi, gunakan teknik role-playing atau bermain peran. Misalnya, ajak anak-anak untuk memainkan peran dalam situasi tertentu, seperti dua teman yang ingin bermain dengan mainan yang sama. Dengan cara ini, mereka dapat belajar mengungkapkan keinginan mereka, mendengarkan pendapat teman, dan mencari solusi bersama.

Membimbing dengan Contoh: Sebagai guru atau orang dewasa, Anda bisa menjadi contoh yang baik dalam berkomunikasi. Tunjukkan cara-cara berbicara dengan jelas, bagaimana mendengarkan tanpa mengganggu, dan bagaimana menanggapi orang lain dengan empati. Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, sehingga dengan menunjukkan keterampilan komunikasi yang baik, mereka akan lebih mudah mempelajarinya.

Membantu Anak Menggunakan Bahasa yang Sesuai: Anak-anak di usia dini masih belajar untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan mereka dengan bahasa yang sesuai. Guru atau orang tua dapat membantu mereka dengan memberikan kosakata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka dalam situasi negosiasi.

3. Mengatasi Penyelesaian Konflik yang Tidak Memadai

Dalam negosiasi, beberapa anak mungkin kesulitan menemukan solusi yang adil atau setara, terutama jika mereka belum memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik secara konstruktif. Hal ini dapat mengarah pada ketidakpuasan atau ketidakadilan dalam penyelesaian masalah.

Cara Mengatasinya:

Mengajarkan Keterampilan Penyelesaian Konflik: Anak-anak dapat diajarkan cara-cara menyelesaikan konflik secara damai sejak dini. Misalnya, ajarkan mereka tentang konsep "win-win" (semua pihak mendapat keuntungan) dalam penyelesaian masalah. Sediakan langkah-langkah sederhana yang bisa mereka ikuti ketika terjadi perbedaan pendapat, seperti berbicara bergiliran, mencari solusi yang saling menguntungkan, dan menghargai perasaan satu sama lain.

Membimbing dengan Pendekatan Mediasi: Pada awalnya, orang dewasa (guru atau orang tua) harus membantu anak-anak dalam proses negosiasi dengan bertindak sebagai mediator. Mediator dapat membantu anak-anak untuk melihat perspektif yang berbeda, mendengarkan dengan baik, dan memberikan saran untuk solusi yang adil. Sebagai contoh, jika dua anak berdebat tentang siapa yang akan mendapatkan mainan terlebih dahulu, guru dapat membantu mereka menemukan cara yang adil, seperti menggunakan giliran atau bermain bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun