Saat itu, Diseluruh sudut ruangan kerja ku sedang kudapati dalam keadaan berantakan tak terawat. Debu bertebaran kemana-mana, setelah kurang lebih 12 hari lamanya aku tinggalkan untuk cuti kerja dalam rangka mudik sekaligus liburan dan berlebaran di kampung halamanku tercinta.Lantaran sebelum libur Hari Raya Idul Fitri kemarin aku tidak sempat membereskannya terlebih dahulu, wal hasil kini aku harus membersihkannya sendiri. Namaku Arya, Saat ini aku bekerja pada kantor redaksi harian surat kabar Sinar Harapan sebagai redaktur. Baiklah kali ini aku akan becerita tentang romansyah cinta ku yang terhalang oleh jarak dan waktu, tetapi dengan penuh keyakinan hati, cinta kasih dan saling percaya membuat aku dan Rika Prasilya mampu menjalaninya.
Baru sehari yang lalu aku memulai kembali bekerja sebagai redaktur, sebelumnya aku dibuat sangat senang sekali, karena aku baru saja bertemu Rika wanita yang sangat aku cintai yang mewarnai hidupku selama 2 tahun terakhir. Taukah kau kawan Rika adalah pujaan hatiku, menurutku dia adalah wanita yang cantik dan mempesona gadis-gadis di kampungku memang terkenal cantik-cantik. Tutur katanya yang lemah lembut serta kasih sayangnya membuat aku semakin jatuh cinta padanya. Menjalin hubungan percintaannya dengannya membuatku merasa menikmati apa sebenarnya cinta itu, sungguh kawan dia adalah wanita pujaan sekaligus penjaga hatiku.
Dentuman Kapal Pelni Bukit Siguntang mulai bersuara pertanda, kapal itu akan segera berangkat menuju pulau jawa, Bagiku peristiwa hari itu adalah peristiwa yang paling menyedihkan.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, aku telah mengambil keputusan yang menjadi ujian bagi hubungan kami, yakni sebuah keputusan untuk segera merantau ke pulau jawa demi memaksimalkan bekal dalam rangka membina rumah tangga yang Sakinah, mawadah, warahma bersama Rika. Ia kawan, Ini adalah pertaruhan komitmen dan tanggung jawab sebagai pria sejati.
Sebelum aku masuk untuk bekerja seperti biasanya, di akhir penghujung Idul Fitri tahun ini, hatiku merasa sedih tak karuanm jujur aku akui aku tidak pernah sama sekali menginginkan perpisahan itu, Karena di hati kecilku yang paling dalam aku masih sangat ingin bersamanya. tiap malam aku selalu mengingatnya hingga saat aku menulis kisah ini aku pun masih sangat rindu padanya.
Aku sadar, ketika bibir ini berkata selamat jalan kasih, saat itu pula hatiku menangis sedih dan pilu, karena segera akan meninggalkan wanita yang aku cintai. Walaupun demikian aku sadar bahwa jarak yang amat sangat jauh membuat kesetiaan kami di uji. Semunya itu aku lakukan demi dia dengan tujuan ingin menggapai cita-cita serta impian besar kedepannya dengan meluapkan secara maksimal kasih sayang yang nyata kepadanya. Tentunya atas dasar rasa cinta dan kasih sayang yang tulus hasil dari komitmen kami berdua. Aku berharap kepada Allah SWT akan memudahkann semuanya.
Di ujung Pelabuhan Murhum kawan, aku ucapkan kata-kata yang sangat menguras emosiku. Sebagai seorang pria, sejatinya aku tidak akan mengeluarkan air mata, tapi hari itu airmataku bercucuran seperti air yang mengalir akibat dari rasa ingin selalu bersama dengan dia.
“ Dek.., abang pamit ya…. Jaga dirimu baik-baik, abang harap kamu akan selalu setia untuk menanti abang kembali…” Kataku sambil mengecup keningnya dengan pelan.
Aku akui kawan kecupan itu, sangat berbekas di hatiku rasanya aku ingin berteriak Tuhan jangan pisahkan kami namun harus aku lawan demi cinta yang abadi aku harus rela meninggalkannya.Betapa sungguh kawan, aku tak kuasa membendung rasa sedih yang tertanam di dalam dadaku. Walaupun hatiku merasa tidak ingin berpisah dengannya, namun apa daya hanya dengan cara itu aku akan menggengam dunia dan membawakan rembulan menuju mahligai bahagia. Ia kawan Perpisahan itu terjadi terjadi sangat cepat sekali.
Aku harus meninggalkan dirinya, untuk mencari rezeki, dengan harapan jika aku kembali nantinya aku akan langsung menikahinya agar semua harapan dan cita-cita kami berdua akan terwujud dengan baik. Kali ini aku berjanji padanya Insya Allah tahun depan aku akan akan melamar dia.
“ Ia Bang… hati-hati dijalan yaa…, aku doakan semoga abang selamat sampai tujuan, semoga apa yang abang cita-citakan dapat menjadi kenyataan cepat pulang ya bang…..” Jawab Rika dengan penuh senyuman, Secara spontan aku langsung memeluknya dan sekali-kali menciumi keningnya.
“ De yakinlah cinta ku padamu, sangatlah tulus, tolong jaga dirimu baik-baik, insya allah tahun tahun depan aku akan menikahimu, agar kita dapat dapat membentuk rumah tangga yang utuh, itu kan harapanmu..?” kataku
“ Ia bang… Aku sangat sayang skali sama abang…. Aku mencintaimu bang…” jawabnya.. saat itu aku melihat dimata Rika mulai berkaca-kaca. Akupun juga demikian adanya.. sungguh kawan aku tak sanggup melewatinya tak terasa air mataku pun keluar juga akhirnya, kami berduatenggelam dalam suasana haru yang mengguras emosi.
“ De’ mungkin disana aku sangat merindukanmmu, kau tau bahwa kau adalah impianku, kau adalah nafasku, kau adalah jantung hatiku de’ tak ingin rasanya aku berpisah dengan mu, namun perpisahaan ini adalah merupakan awal dari dari masa depan kita.. tolong titip hatiku di hatimu“ ucapku
Kemudian Rika menataptajam kearah mataku, dan berkata
“ cepat pulang bang, aku sangat merindukan abang…” katanya.
***
Hari petama bekerja, aku langsung diberi tanggung jawab oleh pimpinan redaksi surat kabar sinar harapan untuk memberi pelatihan jurnalistik singkat kepada wartawan baru yang akan melakukan kegiatan jurnalistik dilapangan. Sungguh diluar dugaanku kawan, wartawan baru itu adalah wanita dia lelah berada dikantor redaksi sejak sejam yang lalu. Sambil mengerjakan pekerjaan dan rutinitasku, dari dekat pintu masuk ruanganku terdengan bunyi ketokan,
“ Permisi pak,…” ucapnya
“ Ia Silakan masuk… silahkan duduk,” kataku sambil mempersilakan
“ sebelumnya perkenalkan pak Namaku Dila Pramaisela, aku wartawan baru disini, “ sambil menjabat tangannku.
Hmm aku akui kawan, dari pandangan saat pertama kali aku melihat wartawan baru itu masuk kedalam ruangannku, aku sempat merasakan sesuatu yang dhasyat di dalam hatiku. Akupun sadar itu semua terjadi pada saat yang tidak tepat, yakni pada saat aku telah mendapatkan pujaan hatiku di kampung. Aku tau bahwa cobaan dan ujian kesetiaan cinta ku pada kekasihku di kampung adalah ujian yang mesti aku lewati namun aku berdoa semoga dikuatkan hatiku sehingga aku dapat melalui ujian kesetiaan itu dengan baik.
“ Oh ia.. kamu yang akan mengikuti pelatihan jurnalistik ya…, “ tanyaku
“ ia pak..” jawabnya dengan antusias dan semangat
“jangan panggil pak, panggil saja abang,,” kataku dengan nanda menggoda
“ baik bang…” katanya
“ ayo kita mulai sekarang “ kataku lalu kamipun langsung memulai melakukan pelatihan jurnalistik
sejak awal aku telah merencenakan pelatihan jurnalistik tersebut akan memakan waktu 3 hari dimana, hari pertama adalah pengenalan materi, hari ke dua dan ketiga adalah praktek peliputan peliputan langsung kelapangan. Hari pertama aku meberikan materi-materi standar jurnalistik dan kode etik yang ada di surat kabar sinar harapan. Materi-materi tersebut diantaranya teknik wawancara, teknik peliputan berita, teknik penulisan berita dan masih banyak lagi.
Aku rasa Dilla sangang menikmati semua proses pelatihan dan saya yakin dia akan dapat menjalankan tugas dan kewajiban yang akan diberikan oleh tim redaksi nantinya. Aku tau bahwa aku merarasa jatuh cinta padanya namun rasa cinta yang sangat dalam terhadap kekasihku membuat semuanya biasa-biasa saja karena cinta kami berdua saat ini terkendala oleh jarak namun janji untuk menikahi kekasihku itu akan aku wujudkan tahun depan ini adalah bagian dari cobaan kesetiaan cintaku padanya.
“ oke sudah kurang lebih 3 jam kita pelatihan jurnalistik.. bagaimana apa masih ada yang perlu di tanyakan atau sekalian didiskkusikan?” tanyaku
“ ia ang sudah tidak ada.. bang saya sudah tidak sabar untuk melakukan peliputan keesokan harinya” jawab Dila dengan semangat dan antusias
“ baiklah kalau begitu kita akhiri saja pelatihan kita hari ini, nanti kita ketemu lagi besok jam 9 pagi aku harap tidak boleh telat,” kataku sambil menujukan ruangan rapat
“besok kita ketemu di rapat redaksi ya.. sambil aku perkenalkan dengan rekan-sekan mu di lapangan “ seruku.
Memang kawan, aku menilai pelatihan tersebut bukan pelatiha biasa. Pada saat aku memberikan materi aku tidak sadar telah jatuh cinta pada wanita yang berparas cantik itu. Dari pengalaman itu, kemudian aku mengakui bahwa cinta itu bisa datang kapan saja lalu sejak saat itu aku percaya bahwa cinta itu datang tanpa di duga salah satunya dengan pandangan pertama.
Kedenganrannya memang aneh karena aku baru menyadarinya, yang menjadi persoalan adalah aku telah memiliki seorang wanitayang cantik dan sangat aku cintai, dia selalu setia padaku kini cobaan menimpaku mengapa pada saat aku bertemu dengan Dila tiba-tiba hatiku bertanya-tanya apakah dia sudahpunya pasangan atau belum.
Pemikiran tersebut terjadi sangat cepat kawan, naluri keingin tahuakan mekasaku bertanya baertanya dan terus bertanya. Setelah pelatihan itu, aku selalu terbayang terus dengan dila, semakin aku berusaha menghilangkan pikiranku tentang dia semakin tajam rasa penasarannku ingin mengenal dia. Aku terjebak dalam pikiran ku sendiri kawan. Aku tak tau harus bagaimana dalam mengatasi problema itu aku merasa terobang-ambil di lautan dalam yang antara mau berteduh di tepi tetapi tujuanku belum kesampaian dan lain sebagainya. Pikiranku yang tidak karuan itu memaksaku untuk tidak bekerja secara maksimal.
Aku akui kawan, jika pikiran kita sedang kalut apapun yang ktia kerjakan selalu saja bertantakan, hal tersebut juga terjadi padaku aku juga merasakan hal yang sama namun aku selalu bersyukur aku masih dapat mengendalikannya karena aku yakin semua yang dikerjakan itu haru benar dan alhamdulilah aku sudah terbiasa dengan pekerjaan yang seperit ini.
Seusai jam bekerja , tanpa mengurangi rasa hormat, saya langsung izin pamit duluan denngan pimpinan redaksi dengan alasan tidak enak badan. Padahal saya hanya ingin menenangkan pikiran dengan berkomunikasi dengan wanita pujaan hatiku. Alhamdulilah aku dibuat sadar bahwa itu adalah ujian cinta yang akan memicu pecahnya suatu hubungan.
Secepatnya aku menghubungi kekasihku aku menceritakan kepadanya apa yang terjadi aku berusaha jujur denga perasaanku kepada dila. Dan semuanya akan baik-baik saja walaupun aku merasa baha dila adalah cobaan sekaligus ancamanterhabat cinta jarak jauh yang aku tempuh dengan kekasihku. Walalu pun demeikian, aku menyakinkan kekasihku bahwa ini adalah persekawanan ideologis yang sama-sama mencitai dunia jurnalistik.
[caption id="attachment_355977" align="aligncenter" width="640" caption="Secercah Harapan Dalam Impian, Foto : Voril Marpap (@vorilfrens.Pic"][/caption]
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H