Mohon tunggu...
Voril Marpap
Voril Marpap Mohon Tunggu... Karyawan Honorer Pemda KOta Baubau -

Pemuda sederhana, Baik hati dan Tidak sombong

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Jarak dan Ujian Kesetiaan Cinta

29 Agustus 2014   15:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:11 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14092754252100000430

“ De yakinlah cinta ku padamu, sangatlah tulus, tolong jaga dirimu baik-baik, insya allah tahun tahun depan aku akan menikahimu, agar kita dapat dapat membentuk rumah tangga yang utuh, itu kan harapanmu..?” kataku

“ Ia bang… Aku sangat sayang skali sama abang…. Aku mencintaimu bang…” jawabnya.. saat itu aku melihat dimata Rika mulai berkaca-kaca. Akupun juga demikian adanya.. sungguh kawan aku tak sanggup melewatinya tak terasa air mataku pun keluar juga akhirnya, kami berduatenggelam dalam suasana haru yang mengguras emosi.

“ De’ mungkin disana aku sangat merindukanmmu, kau tau bahwa kau adalah impianku, kau adalah nafasku, kau adalah jantung hatiku de’ tak ingin rasanya aku berpisah dengan mu, namun perpisahaan ini adalah merupakan awal dari dari masa depan kita.. tolong titip hatiku di hatimu“ ucapku

Kemudian Rika menataptajam kearah mataku, dan berkata

“ cepat pulang bang, aku sangat merindukan abang…” katanya.

***

Hari petama bekerja, aku langsung diberi tanggung jawab oleh pimpinan redaksi surat kabar sinar harapan untuk memberi pelatihan jurnalistik singkat kepada wartawan baru yang akan melakukan kegiatan jurnalistik dilapangan. Sungguh diluar dugaanku kawan, wartawan baru itu adalah wanita dia lelah berada dikantor redaksi sejak sejam yang lalu. Sambil mengerjakan pekerjaan dan rutinitasku, dari dekat pintu masuk ruanganku terdengan bunyi ketokan,

“ Permisi pak,…” ucapnya
“ Ia Silakan masuk… silahkan duduk,” kataku sambil mempersilakan
“ sebelumnya perkenalkan pak Namaku Dila Pramaisela, aku wartawan baru disini, “ sambil menjabat tangannku.
Hmm aku akui kawan, dari pandangan saat pertama kali aku melihat wartawan baru itu masuk kedalam ruangannku, aku sempat merasakan sesuatu yang dhasyat di dalam hatiku. Akupun sadar itu semua terjadi pada saat yang tidak tepat, yakni pada saat aku telah mendapatkan pujaan hatiku di kampung. Aku tau bahwa cobaan dan ujian kesetiaan cinta ku pada kekasihku di kampung adalah ujian yang mesti aku lewati namun aku berdoa semoga dikuatkan hatiku sehingga aku dapat melalui ujian kesetiaan itu dengan baik.
“ Oh ia.. kamu yang akan mengikuti pelatihan jurnalistik ya…, “ tanyaku
“ ia pak..” jawabnya dengan antusias dan semangat
“jangan panggil pak, panggil saja abang,,” kataku dengan nanda menggoda
“ baik bang…” katanya
“ ayo kita mulai sekarang “ kataku lalu kamipun langsung memulai melakukan pelatihan jurnalistik
sejak awal aku telah merencenakan pelatihan jurnalistik tersebut akan memakan waktu 3 hari dimana, hari pertama adalah pengenalan materi, hari ke dua dan ketiga adalah praktek peliputan peliputan langsung kelapangan. Hari pertama aku meberikan materi-materi standar jurnalistik dan kode etik yang ada di surat kabar sinar harapan. Materi-materi tersebut diantaranya teknik wawancara, teknik peliputan berita, teknik penulisan berita dan masih banyak lagi.
Aku rasa Dilla sangang menikmati semua proses pelatihan dan saya yakin dia akan dapat menjalankan tugas dan kewajiban yang akan diberikan oleh tim redaksi nantinya. Aku tau bahwa aku merarasa jatuh cinta padanya namun rasa cinta yang sangat dalam terhadap kekasihku membuat semuanya biasa-biasa saja karena cinta kami berdua saat ini terkendala oleh jarak namun janji untuk menikahi kekasihku itu akan aku wujudkan tahun depan ini adalah bagian dari cobaan kesetiaan cintaku padanya.
“ oke sudah kurang lebih 3 jam kita pelatihan jurnalistik.. bagaimana apa masih ada yang perlu di tanyakan atau sekalian didiskkusikan?” tanyaku
“ ia ang sudah tidak ada.. bang saya sudah tidak sabar untuk melakukan peliputan keesokan harinya” jawab Dila dengan semangat dan antusias
“ baiklah kalau begitu kita akhiri saja pelatihan kita hari ini, nanti kita ketemu lagi besok jam 9 pagi aku harap tidak boleh telat,” kataku sambil menujukan ruangan rapat
“besok kita ketemu di rapat redaksi ya.. sambil aku perkenalkan dengan rekan-sekan mu di lapangan “ seruku.
Memang kawan, aku menilai pelatihan tersebut bukan pelatiha biasa. Pada saat aku memberikan materi aku tidak sadar telah jatuh cinta pada wanita yang berparas cantik itu. Dari pengalaman itu, kemudian aku mengakui bahwa cinta itu bisa datang kapan saja lalu sejak saat itu aku percaya bahwa cinta itu datang tanpa di duga salah satunya dengan pandangan pertama.
Kedenganrannya memang aneh karena aku baru menyadarinya, yang menjadi persoalan adalah aku telah memiliki seorang wanitayang cantik dan sangat aku cintai, dia selalu setia padaku kini cobaan menimpaku mengapa pada saat aku bertemu dengan Dila tiba-tiba hatiku bertanya-tanya apakah dia sudahpunya pasangan atau belum.
Pemikiran tersebut terjadi sangat cepat kawan, naluri keingin tahuakan mekasaku bertanya baertanya dan terus bertanya. Setelah pelatihan itu, aku selalu terbayang terus dengan dila, semakin aku berusaha menghilangkan pikiranku tentang dia semakin tajam rasa penasarannku ingin mengenal dia. Aku terjebak dalam pikiran ku sendiri kawan. Aku tak tau harus bagaimana dalam mengatasi problema itu aku merasa terobang-ambil di lautan dalam yang antara mau berteduh di tepi tetapi tujuanku belum kesampaian dan lain sebagainya. Pikiranku yang tidak karuan itu memaksaku untuk tidak bekerja secara maksimal.
Aku akui kawan, jika pikiran kita sedang kalut apapun yang ktia kerjakan selalu saja bertantakan, hal tersebut juga terjadi padaku aku juga merasakan hal yang sama namun aku selalu bersyukur aku masih dapat mengendalikannya karena aku yakin semua yang dikerjakan itu haru benar dan alhamdulilah aku sudah terbiasa dengan pekerjaan yang seperit ini.
Seusai jam bekerja , tanpa mengurangi rasa hormat, saya langsung izin pamit duluan denngan pimpinan redaksi dengan alasan tidak enak badan. Padahal saya hanya ingin menenangkan pikiran dengan berkomunikasi dengan wanita pujaan hatiku. Alhamdulilah aku dibuat sadar bahwa itu adalah ujian cinta yang akan memicu pecahnya suatu hubungan.
Secepatnya aku menghubungi kekasihku aku menceritakan kepadanya apa yang terjadi aku berusaha jujur denga perasaanku kepada dila. Dan semuanya akan baik-baik saja walaupun aku merasa baha dila adalah cobaan sekaligus ancamanterhabat cinta jarak jauh yang aku tempuh dengan kekasihku. Walalu pun demeikian, aku menyakinkan kekasihku bahwa ini adalah persekawanan ideologis yang sama-sama mencitai dunia jurnalistik.

[caption id="attachment_355977" align="aligncenter" width="640" caption="Secercah Harapan Dalam Impian, Foto : Voril Marpap (@vorilfrens.Pic"]

14092754252100000430
14092754252100000430
[/caption]

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun