Tepat 1 tahun yang lalu, saya menerima surat elektronik yang mana isi di dalamnya sebuah pengumuman yang menunjukkan bahwa saya lolos sebagai mahasiswa peserta Kampus Mengajar yang kala itu baru pada angkatan 2.Â
Kampus Mengajar merupakan salah satu program Merdeka belajar Kampus Merdeka yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program ini dilaksanakan -+ selama 5 bulan, terhitung sejak awal Agustus hingga akhir Desember.
Program ini ditujukan kepada mahasiswa Perguruan Tinggi yang berada dibawah naungan Kemendikbud dengan sasaran sekolah yang masih memiliki akreditasi di bawah B atau bahkan belum terakreditasi. Tujuan dari adanya program ini tentu selain membantu kondisi pendidikan di masa-masa Pandemi Covid-19, tapi juga sebagai tempat yang mewadahi mahasiswa dalam mengambil peran secara langsung di tengah masyarakat, khususnya dalam hal ini di bidang pendidikan.
SD Khoiru Ummah merupakan sekolah di mana saya ditempatkan. Sekolah swasta yang menjunjung tinggi nilai keislaman, sekolah Islam Terpadu, sekolah Tahfidz Quran. Di dalamnya terkumpul para ustadz dan ustadzah yang sangat sabar dalam membimbing anak didiknya menjadi generasi Qurani.
Jika melihat kembali tujuan dari pada hadirnya mahasiswa peserta Kampus Mengajar di setiap sekolah yang memenuhi standar kategori dari Kemendikbud yang sudah ditetapkan, memang sekolah ini dalam sisi kurikulum pembelajaran pengetahuan umum perlu kami bantu.Â
Namun, bedanya sekolah ini dengan sekolah yang lain adalah materi pengetahuan umumnya tidak terlalu difokuskan. Melainkan, kurikulum dari SD Khoiru Ummah itu sendiri lah yang menjadi fokus utama di sekolah ini; siswa menjadi Hafidz & Hafidzah, siswa cerdas generasi Qurani.
Lalu, apa yang kami lakukan jika dalam materi pembelajaran pengetahuan umum dari pihak sekolahnya saja tidak terlalu difokuskan untuk siswanya?
Program Kampus Mengajar memfokuskan pada 4 bidang yang dapat membantu kelangsungan berjalannya sistem sekolah yang menjadi sasaran, yakni selain membantu kegiatan belajar mengajar, tapi juga ada penguatan teknologi dan kegiatan administrasi untuk sekolah sasaran tersebut.
Selaras dengan program studi saya, yaitu Pendidikan Manajemen Perkantoran, saya banyak membantu dalam proses administrasi sekolah. Terlebih saat itu berpapasan dengan jadwal Akreditasi Sekolah.
Kegiatan administrasi sekolah yang saya tangani berkaitan dengan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, dan administrasi pengarsipan. Hal-hal yang dikerjakan pada kegiatan pengelolaan administrasi ini, diantaranya:
1. Pembuatan blangko absen guru dan pegawai.
2. Pengelolaan keuangan penggunaan jasa dan pembelian barang untuk keperluan sekolah.
3. Pencatatan selurug keuangan sekolah.
4. Pengelolaan dan pelaporan dana bantuan (BOS).
5. Pencatatan surat masuk dan keluar.
6. Mengklasifikasikan surat.
7. Pengarsipan surat.
8. Administrasi yang berkaitan dengan pengelolaan perpustakaan.
Memang tidak dapat dipungkiri, dengan hadirnya peserta mahasiswa Kampus Mengajar dan dengan adanya bantuan pada kegiatan administrasi, sedikit banyak tata kelola administrasi di sekolah lebih membaik dan terlihat rapi dari sebelumnya.
Dari adanya program MBKM ini, khususnya Program Kampus Mengajar terasa sekali banyak manfaatnya tidak hanya membantu guru-guru di sekolah sasaran saja, tetapi sekaligus menjadi tempat untuk mahasiswa mengabdi kepada masyarakat secara langsung dan juga untuk mengimplementasikan ilmu yang sebelumnya sudah dipelajari di bangku perkuliahan serta menambah pengalaman bagi mahasiswa itu sendiri.
Besar harapan saya, program Kampus Mengajar ini dapat selalu terlaksana setiap tahunnya untuk sedikit membantu pendidikan dan sekolah-sekolah di Indonesia menjadi lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI