Tawamu beku
Meski terus ku dekap dalam sendu
Pelukmu gigil
Menggeligis sendi yang tak mempan ku selimuti
Tatapan matamu bak cahaya,
Kucoba berkaca, namun yang terpantul ternyata dia.
Kita bersama tapi tak semasa
Aku disini, saat kau di tempo hari.
Meski demikian aku tak membuih
Kembali Ku dekap Lembut belayan tubuhmu
sepasang bola mata mu
Menggelombangkan lara
Ku selami tatapan peneguh asa,
Lagi... Yang kudapati bayangannya,
Tersenyum dalam kilat mata mu
Aku,, berpaling pura-pura tak tahu.
Kembali ku gigil dalam pelukmu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H