Mohon tunggu...
Voni R Damayanti
Voni R Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa UIN maulana malik ibrahim malang semoga bermanfaat :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Sekolah Dasar Pendidik Karakter Terbaik

20 Maret 2018   23:32 Diperbarui: 20 Maret 2018   23:38 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tanggal 14 maret 2018 kemarin adalah hal yang paling mengesankan dalam hidup saya, sebuah pengalaman baru dimana saya ditugaskan untuk melakukan observasi ke sebuah SD negeri di tengah kota. ya, bagi saya itu adalah sebuah kesenangan, pembelajaran, sekaligus menjadi refreshing di tengah padatnya jadwal kuliah saya.

karena kuliah di jurusan pendidikan guru madrasah, observasi di SD adalah hal yang bisa saya jadikan pengalaman tersendiri. apalagi ini juga merupakan observasi pertama kalinya untu saya.

saat berproses akan melakukan observasi sangatlah diluar ekspetasi saya, ternyata melakukan observasi tidaklah mudah atau gampang-gampang susah. saya harus izin di jauh-jauh hari kepada seorang kepala sekolah yang sangat sulit ditemui karena kesibukannya. setelah menemui kepala sekolah, saya diminta menemui walikelas kelas 2 karena memang pada saat itu saya memilih mengobservasi kelas dua.

walikelasnya sangat baik, namun sedikit sulit ketika beliau saya minta untuk saya awasi ketika beliau mengajar. entah apa alasannya. mungkin, beliau hanya tidak nyaman ketika kegiatan pembelajarannya diamati oleh seseorang. setelah lama beliau saya bujuk, akhirnya beliau mengizinkan dan meminta saya untuk datang pagi lusa.

***

pada saat hari H akan observasi ke SD negeri X, saya merasa sedikit kaku dan gugup. saya membayangkan entah apa yang terjadi nanti. bagaimana anak-anak yang akan saya temui nanti, mereka penurut atau bagaimana. saya mencoba tidak memperdulikan tentang bayangan-bayangan itu, saya tetap berangkat, karena bagaimanapun itu adalah sebuah tugas yang wajib untuk saya kerjakan sekaligus proses belajar untu saya.

pagi hari itu saya berangkat sedikit kesiangan. itu bukanlah sebuah alasan yang saya sengaja. karena jam selesai kegiatan pagi di asrama adalah sampai jam 8, walikelas menolak saya untuk melakukan observasi dan meminta melakukan observasi lain hari, karena beliau akan menghadiri rapat. saya berpikir harus bagaimana saya? tugas observasi tidak berjalan sedangkan laporan harus cepat diselesaikan. setelah membujuk sekian lama agar beliau mengizinka saya untuk menghandle kelas 2 ketika beliau rapat daripada jam kosong akhirnya beliau mau dan mengizinkan saya menghandle anak didiknya.

saya masih menunggu sekitar setengah jam kala itu, karena saat itu menunjukan pukul 9 dimana itu adalah waktu anak-anak untuk beristirahat. saya duduk ditengah kerumunan anak-anak yang sedang berlarian. itu membuat saya tersenyum. saya jadi teringat masa kecil saya dulu. begitu indah dan bahagia, dimana tidak akan saya dapatkan kembali saat ini.

saya pandangi mereka, pemandangan yabg unik di depan saya. anak-anak dengan berbagai karakter. ada anak-anak yang sudah mengenal berdandan seperti dalam proses pubertas, dan saya sangat tahu bahwa dia adalah anak kelas 6. dan ada beberapa anak yang memang aktif dan mencoba menyapa sekaligus berkenalan dengan saya. mereka sangat lucu dan menggemaskan. 

***

bel masuk setelah istirahat berbunyi. itu adalah tanda bahwa saya akan masuk. belajar bersama mereka. kekhawatiran yang saya takutkan saat akan berangkat tadi, hilang seketika karena melihat anak-anak ini. mereka mulai berbaris untuk masuk kedalam kelas. ada beberapa yang sangat susah untuk berbaris dan mendorong-dorong temannya. adapula yang meninju-ninju dan memukul temannya. 

saya melihatnya dan saya larang. seketika itu membuat saya tercengang akan jawabannya. saya berkata "hayoo.. memukul temannya itu baik apa tidak ?" ada dari salah satu anak laki-laki menjawab " biarkan saja bu, saya kan seperti bapak saya." saya terdiam ! saya tidak tahu harus berkata seperti apa lagi. karena saya hanyalah mahasiswa dalam tahap belajar. kata-kata itu sekaligus menjadi tampran keras bagi saya bagaimana saya harus memberi contoh pada anak-anak saya kelak.

setelah masuk kelas, mereka berdo'a duduk dengan rapi. tapi iti hanya berlaku sementara, beberapa menit kemudian mereka mulai berjalan-jalan dan berteriak-teriak. mereka aktif dan licah sekali. saya fikir mungkin ini saatnya saya belajar mengendalikan kelas. saya mulai berhitung satu sampai lima dengan iming-iming akan memberi hadiah jika mereka duduk rapi di tempat masing-masing. dan saya berhasil !! mereka duduk dengan sangat manis.

ada banyak yang saya lakukan. yakni memberi game, tugas menulis dan lain-lain. mereka menulis dengan baik walaupun ada sedikit anak yang tidak mau menulis. saya memang sudah diberi catatan oleh walikelas ada beberapa anak yang memang sulit untuk diminta menulis. jadi saya berinisiatif memberi permen untuk penulis yang selesai terlebih dahulu. mereka berlomba mebulis dan mereka semua berhasil menyelesaikannya. 

semakin lama kelas semakin tidak terkondisikan, jika tadi hanya beberapa anak yang berlarian. untuk kali ini 85% anak keluar dari tempat duduknya. ada seorang anak berkaca mata memberitahu saya seperti sangat peduli dan peka dengan keadaan sekitar. dia berkata "kak kalau rame ambil penggaris kayu ini mbak lalu pukul-pukulkan kemeja atau ke papan tulis, pasti semua diam" sambil memberi saya penggaris kayu sepanjang sekita satu meter. saya hanya tersenyum, saya ambil penggarisnya dan mengucapkan terimakasih. namun saya arahkan bahwa itu bukanlah sikap yang benar.

lantas hal sepele itu membuat saya begitu teriris. begitukah pendidikan negaraku ? setiap apa yang dicontohkan oleh guru akan sangat berpengaruh pada perilaku anak didik dan akan melekat pada karakternya hingga ia dewasa.

sekali lagi pelajaran yang saya dapat pada saat observasi adalah tentang pembentukan karakter anak didik. mereka tidak bisa mengenali bagaimana harus bertidak. mereka hanya bisa meniru apa yang telah diajarkan kepada mereka. dan pembentukan karakter memanglah secara umum sangat mudah dibentuk pada usia sekolah dasar. iti sebabnya kita bisa lebih mengingat banyak apa yang terjadi saat SD dan lebih berkesan pada saat SD daripada TK, SMP dan SMA. itu sebabnya guru pada saat SD bisa dikatakan guru dengan pendidik karakter yang terbaik. ketika seorang guru memberi contoh baik maka akan terbentuk karakter yang baik begitu juga sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun