Mohon tunggu...
Voni Anggraeni
Voni Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjadi Salah Satu Penyakit Kronis di Dunia, Mari Mengenal Lebih Dekat TB Paru

26 November 2024   10:49 Diperbarui: 26 November 2024   11:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pinterest.com/sepenuhnya.com

Halo, sobat Kompasiana!

Saudaraku, betapa mahalnya kesehatan itu. Tubuh yang sehat adalah karunia Tuhan untuk tidak disia-siakan. Menjaga tubuh tetap sehat merupakan salah satu wujud rasa bersyukur atas karunia-Nya telah diberikan, sehat merupakan kenikmatan yang tiada tara. Saat sehat, betapa kita sangat beruntung bisa melakukan aktivitas yang lain. Terkadang kita lupa bahwa menjaga tubuh tetap sehat adalah salah satu bentuk ibadah kepada-Nya karena tubuh adalah titipan yang perlu dijaga dan dirawat sebagaimana sesuatu titipan,  maka tidak boleh abai pada kesehatan diri. 

Mari saya ajak untuk mengenal lebih dalam TB Paru atau TBC.

TBC atau tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru sehingga sering disebut TB Paru. Penularannya sangat mudah, bisa melalui droplet atau bahkan embusan napas yang terbawa oleh udara dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. Pada tahun 2020 sebanyak 1,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit tuberklosis. TB Paru merupakan penyebab kematian terbesar ke 13 di dunia dan penyakit menular terbesar kedua terbesar setelah COVID-19.

1. Temuan Kasus TBC di Indonesia

Berdasarkan infografis dari kanal akun instagram Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) @kemenkes_ri, temuan kasus TBC di Inonesia sejak 4 tahun terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sejak tahun 2020 sekitar 400 ribu kasus temuan TBC berturut-turut mengalami kenaikan 443 ribu kasus pada tahun 2021, sebanyak 724 ribu pada tahun 2022, dan  821 ribu pada tahun 2023. Bahkan, data temuan kasus TB paru terbaru sampai bulan Oktober 2024, terdata 692 ribu kasus dan akan terus meningkat sampai akhir tahun yang sama. Hingga diperkirakan pada tahun depan, angka temuan tersebut dapat mencapai 1 juta kasus TBC yang ditemukan.

Terdengat sangat mengerikan, ya, Sob?

2. Media Penularan Bakteri

Penularannya sangat mudah, hanya melalui udara dan kontak dengan penderita. Bakteri Mycobaterium tuberculosis dapat tertular melalui droplet dahak dari penderita yang terinfeksi ketika sedang berbicara, batuk, atau bersin.

3. Golongan yang Berisiko Tinggi

  • Pengidap HIV. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penderita HIV/AIDS dapat 18 kali lipat lebih mungkin tertular TB aktif.
  • Kekurangan gizi. Orang yang mengalami ganguan kekurangan gizi 3 kali lebih berisiko tertular TB paru.
  • Penggunan alkohol. Ini berisiko 3,3 kali lipat lebih mungkin atau berisiko tertular TB paru.

4. Cara Pemeriksaan TB Paru

Beberapa cara pemeriksaan TB Paru meliputi:

  • Laboratoris dahak. Memerlukan uji laboratorium, seperti smear microscopis (sputum BTA), biakan/kultur bakteriologis, pemeriksaan X-pert MTB/RIF/Tes Cepat Mokeluler.
  • Pemeriksaan radiologis, seperti rontgen dada/ foto thoraks.
  • Tuberkulin tes. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus TB paru pada anak.

5. Gejala TBC

  • Utamanya batuk berdahak selama 2-3 minggu lebih secara terus-menerus.
  • Batuk hingga nyeri dada; bercampur darah;
  • Penurunan berat badan
  • Demam, dan berkeringat di malam hari

6. Upaya Pencegahan

Berikut ini beberapa cara supaya terhindar dari penularan TBC, sebagai berikut.

  • Melakukan vaksinasi BCG pada bayi baru lahir;
  • Menjaga imun tubuh, mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan terapkan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS);
  • Lakukan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) sebagai obat pencegahan;
  • Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC) sehingga dapat menghentikan rantai penularan jika pengobatan dilakukan segera dengan ketentuan 3T (tepat dosis, tepat cara, tepat waktu).

7. Pengobatan

Panduan pengobatan nasional TBC di Indonesia meliputi:

  • Fixed Dose Combination atau Kombinasi dosis tetap (KDT), yaitu paket obat untuk satu periode pengobatan;
  • Kombipak, merupakan paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z);
  • Obat lepasan, merupakan sediaan obat tunggal yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam bentuk terpisa dengan dosis berdasarkan keputusan klinis (Kemenkes RI, 2023).

    Perlu diingat, ya, panduan pengoabatan ini hanya sebagai informasi, untuk mengonsumsi obat-obatan tersebut harus dengan resep dokter.

8. Komitmen Pengentasan TBC di Dunia dan Indonesia

Pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh WHO dan pemerintah Rusia pada November 2017 berdiskusi tentang TB dengan para kepala negara dan pemerintahan, kemudian di pertemuan tingkat tinggi PBB tahun 2018 disepakati dan dideklarasikan bahwa semua negara anggota PBB menambahkan komitmen End TB Strategy di dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris Sustainable Develompment Goals (SDGs) yakni mengakhiri epidemi TB paling lambat pada tahun 2030 dengan target penurunan sebesar 90% jumlah kematian akibat TB paru.

Di Indonesia, pengendalian TB Paru tahun 2020-2024 menerapkan strategi fungsional dan strategi yang memungkinkan. Strategi fungsional merupakan strategi teknis yang menargetkan area intervensi berupa penempuan kasus, pengobatan, dan pencegahan. Strategi yang memungkinkan adalah strategi menargetkan faktor kontekstual yang dapat dimanfaatkan untuk pencapaian strategi fungsional berupa memperkuat komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung eliminasi TB Paru 2030, pemanfaatkan temuan penelian dan teknologi manajemen TB Paru, memperkuat manajemen program (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2023).

Sekian informasi yang dapat saya bagikan. Semoga komitmen global dalam upaya penurunan kematian sebesar 90% akibat TB paru atau TBC dapat terwujud, besar harapan supaya Indonesia dapat terbebas dari TBC.  Semoga bermanfaat. Aamiin.

=========

Sumber rujukan:

Kemenkes RI. (2023). Survei Kesehatan Indonesia. 01, 1--68.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Revisi Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Di Indonesia 2020-2024 Dan Rencana Interim 2025-2026. 286.

https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets#:~:text=TB%20adalah%20penyebab%20kematian%20terbesar,di%20atas%20HIV%2FAIDS).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun