Mohon tunggu...
Voni Anggraeni
Voni Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Mahasiswa Prodi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa UNNES Berikan Policy Brief Bersertifikasi HAKI dalam Upaya Penanganan Wasting SDN Tanjung Mas Kota Semarang

21 November 2024   08:34 Diperbarui: 21 November 2024   08:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Serah Terima Policy Brief dan Dokumen HAKI kepada Kepala SDN Tanjung Mas (Sumber foto: dokumentasi pribadi))

Tanjung Mas, Kota Semarang. Mahasiswa Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang melakukan intervensi dan pembuatan policy brief dalam upaya penanggulangan wasting atau gizi kurang usia anak sekolah di SD Negeri Tanjung Mas.

Jumat (11/10/2024), kelompok mahasiswa dari prodi kesehatan masyarakat, Universitas Negeri Semarang (UNNES) bermitra dengan salah satu sekoah dasar di wilayah Tanjung Mas dalam upaya penanggulangan angka gizi buruk pada usia anak sekolah dasar. Didampingi bersama dengan mitra, sekelompok mahasiswa telah melakukan observasi lapangan, diskusi, dan wawancara guna mengumpulkan informasi terkait permasalah gizi di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil observasi, laporan pihak sekolah ditemukan masalah malnutrisi anak sekolah dikarenakan oleh banyak faktor salah diantaranya ialah keterbatasan sekolah memantau jajanan anak di luar sekolah, kondisi perekonomian orang tua berhubungan dengan karaktristik masyarakat daerah pesisir yang sebagiannya bermata pencaharian nelayan, pengupas kerang, dan serabutan lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dari pihak Kepala SD Negeri Tanjung Mas, Anik Kristyanti menyebutkan bahwa hanya terdapat satu wali siswa yang berprofesi sebagai pegawai negeri.

Oleh karenanya, kondisi mayoritas orang tua siswa bersikap "kurang peduli" terhadap konsumsi nutrisi seimbang untuk anak-anak mereka kurang diperhatikan sehingga terjadinya kondisi kurang gizi pada usia anak sekolah menjadi hal yang lumrah. Bekerja sama dengan pihak sekolah dengan mengamati program kesehatan yang berhubungan dengan upaya pemenuhan gizi anak seperti program bekal sehat, olahraga rutin, pemeriksaan atau screening kesehatan di bawah pengawasan puskesmas menjadi porgram unggulan sekolah dalam mengentaskan gizi kurang di kalangan siswanya. Berdasarkan hasil pengamatan dan serangkain kegiatan yang dilakukan mahasiswa UNNES, mereka memberikan rekomendasi berdasarkan kajian ilmiah yang tertuang dalam bentuk policy brief.

Karya ilmiah policy brief berjudul "Pentingnya Pemenuhan Nutrisi Gizi Seimbang di Sekolah Daerah Pesisir" berisi kajian ilmiah hasil observasi sekolah, data pendukung, serta rekomendasi program dan tindakan yang ditujukan kepada pihak sekolah supaya dapat menjadi perhatian terutama pada pelaksanaan kentin sehat supaya difasilitasi baik secara sarana mau pun prasanrana. Kemudian, perlunya penyebarluasan informasi terkait gizi seimbang untuk usia anak sekolah; mengimbau untuk konsumsi jajanan sehat, membawa bekal sehat dari rumah, keutamaan kegiatan fisik, serta penerapan pola hidup yang sehat.

Proses advokasi dan pemberian rekomendasi dalam policy brief tersebut telah dilakukan kepada pihak sekolah. Dalam suatu evaluasi program dan hasil advokasi,  kepala sekolah mengemukakan bahwa rekomendasi yang diberikan cukup membantu sekolah untuk menentukan program berkenaan dengan permasalahan gizi. Tentunya hal ini menjadi bahan rujukan pembuatan keputusan dengan pertimbangan sumber daya. Namun, dari pihaknya mengungkapkan akan segera ditindaklanjuti utamanya untuk  kepentingan sekolah dalam upaya meningkatkan program demi mengentaskan status gizi kurang atau buruk di lingkungan sekolah.

Selain itu, karya policy brief tersebut telah mendapatkan pengakuan dari pihaknya untuk kemudian didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM supaya bersertifikat HAKI atau paten sementara dan diakui secara nasional sebagai bentuk karya monumental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun