Semarang, Jumat (11/10/2024). Mahasiswa Universitas Negeri Semarang bermitra dengan SD Negeri Tanjung Mas dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) MBKM SKM PENGGERAK 2024 melakukan edukasi penanggulangan gizi kurang dengan metode role play.
Tinggi kasus wasting atau gizi kurang di daerah Semarang Utara khususnya penduduk balita dan anak-anak usia sekolah di daerah pesisir Pelabuhan Tanjung Emas, menggerakkan hati mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk melakukan program intervensi penanggulangan kasus gizi kurang pada anak usia sekolah dasar. Dalam upaya penganggulangan wasting ini, tim PKL mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Univeristas Negeri Semarang ini bekerja sama dengan SD Negeri Tanjung Mas dan menjadikan sekolah tersebut sebagai lokasi khusus pelaksanaan intervensi program "Penanggulangn Gizi Kurang dengan Metode Role Play Gizi Seimbang di Sekolah". Kondisi wasting yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti permasalahan malnutrisi karena konsumsi gizi tidak seimbang, penyakit, serta infeksi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan intervensi berupa pembelajaran di dalam kelas dengan metode belajar bermain peran atau role play terkait dengan pelaksanaan nutrisi bekal makan sehat di sekolah.
Kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa prodi kesmas dengan partisipan aktif murid kelas 5 untuk berlakon dan memeragakan dua kebiasaan murid yang gemar jajan sembarangan dan tidak sehat dibandingkan dengan siswa yang membawa bekal sehat dari rumah. Tujuannya, supaya para siswa dapat mengetahui dan menilai dampak yang timbul dari kebiasan dua siswa yang bertolak belakang, serta dapat memetik pelajaran pentingnya mengonsumsi nutrisi dengan memerhatikan gizi seimbang terlebih di usia pertumbuhan demi keoptimalan tumbuh kembang fisik dan otaknya.
Di samping itu, kegiatan tersebut mendapat dukungan penuh dan disambut baik oleh pihak sekolah. Antusiasme siswa-siswa kelas 5 dalam berperan aktif pelaksanaan role play bekal gizi seimbang menjadi wujud nyata suatu keberhasilan program terlaksana dengan lancar.
Selain itu, tanggapan positif disampaikan langsung oleh kepala sekolah dengan beranggapan bahwa metode belajar dengan cara bermain peran atau role play ini dikatakan baru dalam metode belajar mengajar biasanya sehingga anak-anak menjadi sangat antusias dan semangat untuk mempelajari ilmu gizi seimbang.
"Dengan cara bermain, mereka mudah memahami materi daripada (metode) ceramah. Kedepannya, anak-anak dapat terus menerapkan ilmu tersebut untuk diri mereka semua," tutur Anik, kepala SD Negeri Tanjung Mas.
Harapannya, program edukasi bekal makan sehat dapat terus dilaksanakan dengan dukungan penuh dari pemerintah setempat, pihak sekolah, dan siswa-siswi SDN Tanjung Mas serta dapat menjadi contoh bagi sekolah yang lain demi menurunkan permasalahan malnutrisi kekurangan gizi sementara sehingga ke depannya kasus gizi kurang atau gizi buruk pada usia anak sekolah dapat teratasi dan dientaskan secara tuntas terutama di wilayah Semarang Utara dan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H