Biasanya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, identik dengan ceramah oleh guru dan siswa bagian yang menyimak. Namun, perkembangan zaman, metode belajar yang itu-itu saja malah memuat siswa mudah bosan dan mengantuk apabila sekadar duduk dan mendengaran guru.Â
Sebagai pengajar, guru dituntut untuk berinovasi dan memutar otak "bagaimana cara supaya pembelajaran di dalam kelas efektif, tapi tidak membosankan?" Lantas, satu ide muncul. Bagaimana jika saat belajar digabungkan dengan metode bermain? Untuk itu, maka tercetuslah ide bermain peran sebagai metode pembelajaran di dalam kelas.
Dalam artikel jurnal oleh (Anggraeni et al., 2024) bermain peran (role play) di kalangan anak sekolah dasar dapat melatih siswa tampil percaya diri, Â meningkatkan keterampilan berkomunikasi, memberikan argumen, dan meningkatkan keberanian dalam diri.Â
Dalam suatu kesempatan yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang sedang melakukan Praktik Kerja Lapangan, mereka menerapkan metode bermain peran dalam menyampaikan topik kesehatan berupa "Pelaksanaan Bekal Makan Sehat dan Gizi Seimbang di Lingkungan Sekolah".
Melalui kegiatan tersebut, metode role play berhasil membawa siswa menjadi lebih aktif dan materi yang disampaikan lebih mudah diterima daripada metode pembelajaran biasa alias ceramah atau presentasi dari pihak pengajar tanpa mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Ini dibuktikan dengan penilaian pretest dan posttest dari para siswa sebelum dan sesudah penyampaian materi gizi seimbang usia anak sekolah.
Sejalan dengan metode pembelajaran bermain peran, pada Jumat (11/10/2024)  mahasiswa Universitas Negeri Semarang yang bermitra dengan SD Negeri Tanjung Mas dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) MBKM SKM PENGGERAK 2024 melakukan edukasi penanggulangan gizi kurang dengan metode role play tersebut.
Dilatar belakangi tingginya kasus wasting di daerah Semarang Utara khususnya penduduk balita dan anak-anak usia sekolah di daerah pesisir Pelabuhan Tanjung Emas tersebut, menggerakkan hati sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) untuk melakukan program upaya penanggulangan kasus gizi kurang pada anak usia sekolah dasar.Â
Dalam pelaksanaannya, tim PKL mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, UNNES ini bekerja sama dengan SD Negeri Tanjung Mas dan menjadikan sekolah tersebut sebagai lokasi khusus pelaksanaan intervensi program penanggulangan gizi kurang dan buruk di sekolah.Â
Kondisi wasting yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti permasalahan malnutrisi karena konsumsi gizi tidak seimbang, penyakit karena lingkungan, serta infeksi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan intervensi berupa pembelajaran di dalam kelas dengan metode belajar bermain peran atau role play terkait dengan pelaksanaan nutrisi bekal makan sehat di sekolah.
Kegiatan bemain peran ini mengikutsertakan beberapa murid kelas 5 untuk berlakon menjadi siswa dan guru. Mereka memeragakan langsung dua kebiasaan murid yang berkebalikan. Yang satu gemar jajan sembarangan dan yang lainnya tidak. Mahasiswa berperan sebagai narator dan orang tua siswa, dalam jalannya cerita mereka dapat belajar dan bermain sekaligus.