Hai para pembaca yang terkasih. Pada kesempatan yang pertama ini saya akan menuliskan tentang negara-negara maju yang mulai mengambangkan teknologi untuk mengambil gen plasma nutfah dari negara lain agar dapat dikembangkan di negaranya sendiri dengan teknik kultur jaringan. Selamat membaca, semoga Tuhan selalu memberkati kalian.
Kita sering tidak menyadari bahwa sumber daya hayati kita diambil olah negara lain. Hal ini sekarang bisa dilakukan dengan mudah, yaitu dengan kultur jaringan. Lalu apakah itu berdampak baik atau buruk? Kultur jaringan sendiri adalah budidaya dengan menggunakan jaringan tanaman untuk membuat tanaman baru dengan sifat yang sama dengan induknya. Teknik kultur jaringan sendiri sebenarnya memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Teknik ini sering disebut dengan kultur in vitro atau yang berarti di dalam kaca. Ada 2 media yang bisa digunakan dalam kultur jaringan, yaitu media padatan yang berupa sel dan media cair yang berupa nutrisi yang dilarutkan dalam air.
Lalu juga ada beberapa tujuan dari kultur jaringan itu sendiri, yaitu untuk memperoleh bibit baru yang kualitasnya lebih baik. Yang kedua untuk mendapatkan bibit tanaman dengan lebih cepat serta hasil yang lebih banyak, tentunya dalam waktu yang tidak lama tetapi anakan yang dihasilkan dapat sama atau seragam. Yang ketiga untuk mendapatkan sifat tanaman yang sama dengan induknya. Dan juga masih ada lagi beberapa tujuan lain dari kultur jaringan.
Sekarang bagaimana dengan aplikasi kultur jaringan itu sendiri? Saat ini kultur jaringan sudah digunakan untuk beberapa kebutuhan manusia. Yang pertama kultur jaringan digunakan sebagai mikro propragasi, yaitu perbanyakan tanaman secara mikro. Teknik ini telah digunakan untuk produksi beberapa tanaman dalam skala besar. Kedua kultur jaringan digunakan untuk perbaikan tanaman. dalam hal ini jika melakukan perbaikan tanaman dengan metode konvensional, maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama.Â
Kultur jaringan pun mulai dikembangkan agar memperbaiki suatu tanaman dengan mudah dan cepat. Yang ketiga kultur jaringan digunakan untuk produksi tanaman yang bebas penyakit. Teknologi ini telah memberikan kontribusi untuk mendapatkan tumbuhan yang sehat dan bebas virus.Â
Keempat kultur jaringan digunakan untuk tranformasi genetik. Yaitu dalam membantu keberhasilan rekayasa genetika tanaman. Dan yang kelima kultur jaringan digunakan untuk produksi senyawa metabolit sekunder, kultur sel-sel tanaman juga dapat digunakan untuk memproduksi senyawa biokimia.
Lalu, sekarang bagaimana dengan bioetika kultur jaringan itu sendiri? Bioetika sendiri berasal dari bahasa Yunani, bios yang berarti hidup atau kehidupan dan ethike yang berarti ilmu. Berarti bioetika adalah studi tentang isu-isu etik yang timbul dalam praktek ilmu biologi. Lalu untuk bioetika pada kultur jaringan sendiri dalam skala nasional, sudah dibentuk undang-undang yang berkaitan dengan Kloning gen tumbuhan atau nama lain Kultur Jaringan dalam UU No. 18/2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK (RPP Peneltian Berisiko Tinggi).Â
Dan disebutkan pada pasal 22 yang berbunyi: 1) Pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup. 2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah mengatur perizinan bagi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya dengan memperhatikan standar nasional dan ketentuan yang berlaku secara internasional. Namun juga ada dalam aspek sosial, kultur jaringan ini diharapkan tidak menjadi penghambat diversitas yang lain.Â
Gan juga keberadaanya tetap ada dan sejalan dengan perkembangan diversitas pada tumbuhan yang. Dan juga pada aspek agama, diasumsikan bahwa setiap konflik yang terjadi semata-mata didasarkan pada epistemologi dari esensi agama itu sendiri. jadi, pertimbangan setiap agama terhadap kultur jaringan tumbuhan memiliki kebijakan sendiri.
Kita kembali lagi ke topik awal, yaitu tentang teknologi kultur jaringan yang digunakan oleh negara-negara maju untuk mengambil plasma nutfah dari negara lain dan dikembangkan di negaranya sendiri. Sebenarnya, yang membuat teknik ini bisa dengan mudah dilakukan oleh negara maju adalah karena gen plasma nutfah yang diambil bisa dengan mudah untuk keluar masuk bandara manapun.Â
Hal ini disebabkan, karena teknik kultur jaringan sendiri awalnya ditujukan untuk penelitian dasar di bidang biologi, terutama pembuktian totipotensi sel. Jadi, hal ini yang mendorong negara maju untuk melakukan teknologi kultur jaringan daripada mereka harus mengimportnya dari luar negeri.
Sebenarnya apa itu plasma nutfah? Plasma nutfah adalah substansi pembawa keturunan. Jadi, plasma nutfah sangat penting sebagai salah satu bahan untuk melakukan kultur jaringan. Memang sangat benar strategi negara-negara maju untuk mengambil plasma nutfah dan dikembangkan di negaranya untuk mendapatkan bahan produksi dengan mudah tanpa harus mengimportnya dari luar negeri yang memerlukan biaya cukup mahal. Tapi menurut saya dengan melakukan hal itu ada kelebihan dan kekurangannya.
Yang pertama saya akan membahas kelebihan dari penggunaan teknik tersebut. Dengan menggunakan plasma nutfah dari suatu tanaman yang langka atau malah hampir punah maka akan menjadikan jumlah dari tanaman itu bertambah dan tidak terancam punah lagi. Dengan begitu maka kita juga menjaga kelestarian tanaman-tanaman yang ada di dunia ini.Â
Kita juga dapat menggunakan teknik ini untuk memperbanyak jumlah tanaman yang berguna untuk menjadi bahan mentah dalam proses produksi suatu barang. Dengan begitu maka juga akan mempermurah harga dari barang mentah yang sangat berguna untuk memproduksi suatu barang. Selain itu juga ada lagi kelebihan yang bisa didapatkan dari teknik tersebut, yaitu kita bisa dengan mudah mendapatkan tanaman yang penting dan berada jauh dari tempat kita berada.Â
Dengan menggunakan plasma nutfah kita bisa mengembangkan tanaman yang berasal jauh dari tempat kita tanpa kita harus mengeluarkan biaya yang besar untuk mengirimkan tanaman tersebut dari tempat asalnya. Dengan begitu kita juga bisa menghemat biaya dan waktu dan juga bisa mendapatkan tanaman tersebut di tempat kita karena sudah dibudidayakan.
Tetapi, juga ada kekurangan yang berasal dari teknologi tersebut. Dengan menggunakan plasma nutfah maka plasma nutfah dari negara tersebut bisa habis karena diambil secara terus menerus. Dengan begitu maka kekhasan tanaman dari negara tersebut bisa hilang karena plasma nutfahnya habis. Lalu dengan menggunakan plasma nutfah, maka tanaman asli yang digunakan untuk media kultur jaringan tersebut juga akan terancam punah.Â
Hal ini disebabkan oleh tanaman yang merupakan hasil dari teknik tersebut bisa lebih baik daripada tanaman medianya. Jadi, tanaman yang menjadi media teknik itu mulai ditinggalkan dan tidak dirawat sehingga menghasilkan kelangkaan jenis tanaman tersebut. Dan juga ada lagi kekurangan dari teknik ini, yaitu negara kita bisa kehilangan salah satu tanaman khasnya.Â
Karena dengan plasma nutfah kita diambil, maka otomatis tanaman khas kita tidak menjadi khas lagi karena sudah banyak negara yang mempunyai tanaman tersebut yang padahal jika ingin menggunakan jenis tanaman tersebut sebenarnya harus membeli dari negara kita dan membayar biaya-biaya import dari tanaman tersebut.Â
Dengan begitu, maka otomatis pendapatan negara kita akan berkurang karena sudah tidak ada lagi negara yang membutuhkan tanaman tersebut karena sudah mempunyai tanaman itu di negaranya masing-masing.
Jadi menurutku tindakan yang dilakukan oleh negara-negara maju itu tidak sesuai dengan apa yang semestinya alam perbuat. Karena jika menggunakan teknik itu juga bisa merusak ekosistem yang ada. Seperti jika pohon asli yang digunakan untuk media teknik ini mulai punah, maka pasti akan berpengaruh terhadap tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan yang ada. Juga bisa menimbulkan pengaruh jika plasma nutfah yang diambil habis, maka akan menimbulkan kerugian bagi negara itu karena mereka sudah tidak memiliki persediaan plasma nutfah bagi negaranya dan mengakibatkan negara itu tidak lagi memiliki tanaman yang menjadi kekhasan negaranya. Dan masih banyak lagi hal-hal yang memang tidak sesuai dengan keadaan alaminya.
Secara keseluruhan saya sebagai penulis beropini bahwa tidak sepenuhnya setuju dengan apa yang negara-negara maju telah lakukan. Bagian dimana saya setuju hanyalah berada dimana teknik ini bisa dikembangkan untuk melestarikan tumbuhan yang hampir punah. Dan bagian dimana saya tidak setuju berada dimana perbuatan yang sudah negara maju lakukan dengan teknik ini bisa mengarah ke ekploitasi pada plasma nutfah yang dimiliki negara tersebut.Â
Hal ini bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi negara yang plasma nutfahnya diambil. Karena pendapatan yang biasanya diterima karena negara lain mengimport tanaman yang menjadi kekhasannya menjadi berkurang.Â
Hal ini didasari oleh negara-negara maju tersebut sudah tidak membutuhkan tanaman dari negara asalnya dan mereka sdah bisa membuatnya yang lebih baik dari aslinya. Belum lagi jika negara-negara maju tersebut menjual temuannya ke negara lain malah semakin membuat pendapatan negara asalnya berkurang semakin drastis.
Tetapi dibalik ketidaksetujuan saya, saya masih berharap bahwa sebenarnya teknik ini bisa sangat berguna bagi tanaman-tanaman yang terancam punah. Semoga para peneliti bisa lebih memanfaatkan teknik ini untuk hal-hal yang penting seperti itu. Dan juga tidak hanya tumbuhan tetapi juga dengan hewan-hewan yang terancam punah. Tetapi kita juga harus bisa memilah-milah mana yang benar-benar berguna dan juga mana yang memang membahayakan bagi kehidupan kita.Â
Kalau kita salah pilih maka nantinya malah kita yang terkenen imbasnya sendiri, bukannya keuntungan yang kita dapatkan tetapi malah kita mendapatkan musibah yang dapat merusak semua yang sudah kita perjuangkan selama ini.Â
Jika semua itu bisa dilakukan pasti ekosistem yang ada ini pasti akan lebih seimbang. Dan yang terpenting agar nantinya anak cucu kita masih bisa melihat hewan dan tumbuhan yang ada sekarang ini bukan malah mereka hanya dapat melihatnya dari foto saja. Dan juga yang terpenting, jika kita memberikan apa yang terbaik bagi alam, maka nantinya kita juga akan mendapat yang terbaik dari alam. Hal ini terjadi karena sekarang ini alamlah yang sudah memfasilitasi kita, mulai dari sandang, pangan, dan papan. Â
Sekian artikel pertama dari saya. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada beberapa kesalahan penulisan, pemilihan kata, dan jika ada kalimat-kalimta yang kurang berkenan bagi pembaca. Saya harap semoga para pembaca cukup puas dengan apa yang saya tulis kali ini dan bisa menjadi referensi bagi masa sekarang ini atau di kemudian hari.
Sekali lagi saya mohon pamit dan terima kasih untuk para pembaca yang sudah membaca tulisan saya ini. Dan juga jangan lupa untuk kembali lagi di artikel yang selanjutnya dan jangan lupa untuk membacanya juga. Salam sejahtera dan terima kasih.
Daftar Pustaka :
Definisi, Aplikasi Dan Sejarah Kultur Jaringan Tanaman
Kultur Jaringan, Pengertian dan Manfaatnya untuk Budidaya Tumbuhan
BioEtika Kultur Jaringan pada Tumbuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H