Mohon tunggu...
Vlomaya
Vlomaya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - VLOMAYA (Komunitas vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya)

VLOMAYA (Vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya), bagi mereka yang suka menulis, yang suka membuat vlog atau video untuk berbagi. Berbagi apa saja, yang penting bermanfaat. Tagline: 'explore your (local) culture.' Ayo gabung bersama kami di wa group kami. Silakan kirim wa ke: 085313141496 atau email kami di: vloggerkompasiana@gmail.com See you guys .... ;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Menulis Ilmiah Populer di Kompasiana

2 Mei 2019   02:37 Diperbarui: 2 Mei 2019   11:50 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana pelatihan 2 (dok: Lutung FSP)

Vlomaya, pada hari Sabtu beberapa minggu lalu, yaitu tanggal 20 April 2019, telah dengan sukses melaksanakan kegiatannya berupa pelatihan penulisan ilmiah populer dan menulis di Kompasiana. Pelatihan yang dilakukan dengan dukungan dana mandiri Vlomaya serta  Himabio (Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Nasional) dan Lutung FSP (Forum Studi Primata), berhasil menjaring sekitar 30 peserta pelatihan.

Pelatihan ini mendapat dukungan semangat yang luar biasa dari Kompasiana. Hal ini dibuktikan dengan dihadirkannya tiga orang mewakili Kompasiana untuk hadir di acara tersebut, yaitu mas Deri, mas Dimas dan mbak Keke. Semangat dalam bentuk lainpun diberikan Kompasiana, yaitu dalam bentuk merchandise Kompasiana yang diberikan kepada para peserta pelatihan bila mampu menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.

Dalam acara tersebut, Ketua Vlomaya (Kang Bugi) dan perwakilan Kompasiana (dalam hal ini adalah mas Deri) didapuk menjadi pemateri atau pengisi acaranya. Ketua Vlomaya, sesuai latar belakang keilmuan serta keahliannya (beliau adalah seorang peneliti Sosiologi Lingkungan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), kang Bugi memberikan materi tentang Penulisan Ilmiah Populer. Mas Deri, fokus terhadap materi tentang bagaimana menulis di Kompasiana yang ditekankan kepada ketentuan-ketentuannya serta manfaat menulis di Kompasiana.

Materi yang digunakan kang Bugi sebagai acuan dasar menulis ilmiah populer dapat dilihat dalam tiga link berikut ini. Link pertama berisi  panduan tentang menulis ilmiah populer. Link kedua merupakan contoh tulisan ilmiah populer yang ditulis oleh kang Bugi. Link ketiga merupakan contoh tulisan ilmiah populer yang dimuat di instansi Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Peserta telah mendapatkan materi  yang diperlukan sebagai bekal menulis ilmiah populer serta menulis di Kompasiana. Kebingungan wajar bila melanda pasca pelatihan, namun usaha tiada hentilah yang nantinya akan meningkatkan keterampilan menulis para peserta. Seperti berulang kali dikatakan kang Bugi bahwa kemampuan menulis BUKANlah bakat, melainkan keterampilan. Sehingga yang diperlukan adalah berlatih menulis, berlatih menulis dan berlatih menulis.

Pada saat pelatihan tersebut sekurang-kurangnya 25 peserta membuat akun Kompasiana sebagai media mereka menuangkan buah karyanya nanti. Mengingat waktu yang tersedia cukup singkat, mereka bersepakat untuk berlatih menulis ilmiah populer dan menuangkannya dalam postingan di Kompasiana beberapa waktu kemudian. Beberapa contoh link peserta yang telah berlatih membuat artikel ilmiah populer di Kompasiana, seperti dimuat di bawah ini:

Link nomor 1 tentang alternatif pengganti bahan bakar minyak

Link nomor 2 tentang pengetahuan tentang tanaman hias di dalam ruangan

Link nomor 3 tentang 17 jenis tanaman rotan yang menjadi koleksi luar biasa hutan Nagari Paru.

Link nomor 4  tentang aksara ka ga nga yang merupakan naskah bengkulu kuno di Bengkulu.

Di akhir acara, tim Kompasiana diminta untuk membagikan kesan selama hadir di acara pelatihan tersebut. Sementara para peserta diminta membuat pertanyaan-pertanyaan yang masih menggelayuti pikirannya - untuk dibahas. Kesan tim Kompasiana disajikan di bawah ini. Sementara dari pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peserta terlihat cukup menarik karena ternyata, kegalauan mereka menulis ilmiah populer dikarenakan ketidak tahuan teknis (52%) dan 48% merupakan alasan karena faktor non-teknis. Beberapa contoh pertanyaan seperti dimuat di bawah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun