Karena apa? Karena pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul saat sebelum menulis. Bukan setelah tulisan tersebut diselesaikan. Sehingga hambatan ini menjadi sebuah hambatan yang muncul secara 'mental' (atau lebih sering disebut hambatan psikologis) dan bukan hambatan teknis.
Memaksakan diri untuk mulai menulis, tentang apapun dan tanpa target kata yang harus dituliskan,
Kemudian menulislah yang kita suka dan kemudian kita menyukai yang kita tulis.
Saat menulis, cobalah gunakan gaya bercerita (seperti yang menjadi judul presentasi kang Bugi: 'menulislah, ber-storytellinglah') dan saat bercerita dalam bentuk tulisan itu, coba bayangkan kalau ada orang lain di depan kita dan kita sedang bercerita kepada orang lain tersebut.
Biasakan mengedit tulisan di akhir tulisan. Jadi, menulis terus dan terus, tanpa sering mengoreksinya di tengah-tengah perjalanan menulisnya.
Siapkan konsep menulis sebelum memulai menulis. Konsep tersebut bisa berupa outline sederhana, maupun berupa mind map yang juga dibuat dengan sesederhana mungkin.
Mental blocking memang kadang menjadi hambatan yang tidak nyata tetapi cukup mengganggu dalam proses membuat tulisan. Dengan kemauan yang kuatlah, mental blocking tersebut dapat dikurangi dan kemudian dihilangkan.
Vlomaya tepat setahun
Tanpa terasa, Vlomaya (Komunitas Vlogger Kompasiana Pemerhati Budaya) telah memasuki usia setahun, tepatnya Vlomaya muncul di tahun 2017 tanggal 15 Juli. Walau masih kurang sehari, namun kemarin ini, dalam acara workshop singkat tersebut, diperingati secara sederhana, dengan meniup lilin tunggal di atas potongan pisang goreng pepe atau pisang goreng yang dipenyet terlebih dahulu - dalam bahasa Makassar disebut dengan 'sanggara pepe'.Â
Pokoknya uniklah sanggara pepe ini. Meniup lilin ini dengan harapan agar Vlomaya Kompasiana dapat terus hadir memberikan manfaat bagi anggota-anggota komunitasnya maupun bagi masyarakat luas.Â