Untuk itu membuat vlog juga perlu menyiapkan 'skenario' tentang apa yang akan kita munculkan di vlog tersebut. Tapi jangan membayangkan kata skenario sebagai sesuatu yang rumit ya. Cuma mind-map (peta dalam pikiran) saja di kepala, misalnya yang nanti saya akan tampilkan di vlog saya adalah tentang hal ini ... ini .. ini dan ini ... begitu saja.
Hal lain adalah di ponselnya perlu memiliki memori yang cukup serta aplikasi pembuatan video. Di Play Store banyak kok aplikasi yang bisa diunduh dengan gratis pula. Diantaranya adalah viva video, flipagram, kinemaster, quik dan lain sebagainya. Silakan diunduh dan digunakan yang sesuai dengan selera si vlogger tersebut.
Dengan aplikasi tersebut ponsel sudah dapat menghasilkan sebuah vlog yang menarik. Aplikasi tersebut di ponsel sudah dapat melakukan tugas-tugas pembuatan video/vlog seperti: mengedit, menambahkan teks atau kata-kata, menambahkan suara, menambahkan lagu/musik serta menggabungkan semua foto, video, teks dan musik menjadi satu kesatuan video atau vlog yang menarik. Disamping itu, aplikasi-aplikasi tersebut memiliki pilihan atau template tampilan video yang kita inginkan.Â
Apalagi, masih menurut kang Bugi, membuat Vlog itu kuncinya hanya: saya suka dan penonton suka. Artinya saat kita melihat hasil vlog tersebut, kita menyukainya dan kita dapat memprediksi, penontonpun akan suka. Simpel dan mudah kan ya ....
Seperti yang sudah-sudah, metode training yang disampaikan kang Bugi disebut sebagai metode tukik. Tahu tukik kan? itu .. tuh sebutan untuk anak penyu. Mengapa mengambil nama tukik? Menurut kang Bugi, tukik itu sejak didalam telur, sudah berusaha semaksimal mungkin untuk keluar dari cangkang telurnya. Sudah tahu bentuk cangkang telur penyu? Berbeda dengan telur pada umumnya, ia tidak keras, tetapi lembek, tetapi kuat dan tidak mudah dibuka/dipecahkan dan tukik telah menunjukkan kemampuannya keluar dari telur tersebut - memecahkan cangkangnya.Â
Hal lain adalah tukik harus berjalan dari tempat menetasnya ke pantai dan laut lepas, lumayan jauh untuk ukuran tukik. Tetapi tukik berusaha keras menempuh perjuangan tersebut. Itu baru menuju laut lepasnya. Di laut lepas, tukik harus berjuang mencari makan serta menghindari predator untuk bisa survive. Berat ya perjuangannya ...
Nah, yang ingin kang Bugi sampaikan adalah bahwa kita perlu berusaha dan terus berusaha untuk menguasai aplikasi di HP untuk menghasilkan vlog yang baik dan menarik. Tidak harus selalu menunggu bimbingan, yang penting mau praktik ... praktik dan praktik. Apalagi yang kita praktikan adalah hal-hal yang berbau digital. Tidak suka, edit saja lalu perbaiki lagi. Tidak suka, delete atau hapus saja, buat lagi yang baru. Begitu terus berulang-ulang hingga kita mahir melakukannya dan menghasilkan video blog yang memenuhi kriteria tersebut.Â
Ayo, gunakan ponsel semaksimal mungkin diantaranya untuk menghasilkan vlog. Punya ponsel yang rata-rata sudah ponsel yang smartphone canggih-canggih ini, jangan hanya untuk main game saja ya hehe, ayo nge-vlog. Pak Jokowi, Presiden kita, sudah mencontohkan tuh, bagaimana vlog sangat bermanfaat bagi aktualisasi diri maupun untuk mereka yang bekerja di kantor atau bidang media.Â
Untuk yang bekerja di bidang tersebut, diseminasi informasi dan terkait media sosial, membuat video/vlog dengan hanya menggunakan HP dapat menunjang kinerjanya.Â
Ayo kita berkarya menghasilkan vlog-vlog hanya dengan cara sederhana yaitu menggunakan ponsel kita.
Vlog selintas tentang workshop Vlomaya di atas dapat dilihat di sini:Â