Mohon tunggu...
Vladimir Preximovic
Vladimir Preximovic Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Asli Semarang tapi jarang ada di Semarang. Melanglangbuana menjelajah ke seluruh pelosok nusantara demi mengusahakan rezeki yang halal untuk anak-istri dan keluarga....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

AFF Cup Tidak Masuk Kalender AFC & FIFA (Jawaban Artikel Palti Hutabarat)

27 Oktober 2012   04:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:21 5496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam Sepakbola Bangkit!!!

Artikel ini mirip dengan komentar Ane di artikel Bang PH dengan judul "Mengapa Tidak Ada Turnamen Piala AFF di Situs FIFA dan AFC".  Tapi, karena loadingnya ga selesai-selesai, dan Ane lihat banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang sama di beberapa kolom komentar sepakbola nasional, jadi Ane tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah artikel.  Mudah-mudahan artikel ini benar, sesuai dan tidak terplintirkan, tentunya bermanfaat.

FIFA adalah konfederasi resmi yang membawahi seluruh aktivitas sepakbola di seluruh jagat.  Semakin maju dan berkembangnya persepakbolaan di dunia, ditandai dengan semakin banyaknya jumlah konfederasi dan event yang diselenggarakan, membuat bagian Development FIFA membuat regulasi yang fair dan sesuai dalam penentuan peringkat anggota-anggota federasinya.  Pemeringkatan ini tidak hanya sebuah formalitas belaka, tapi dari pemeringkatan ini akan menghasilkan pembuktian pencapaian sebuah negara dalam hal pembinaan dan tata kelolanya.  Pemeringkatan ini juga diharapkan dapat memotivasi setiap anggotanya untuk terus mengevaluasi diri, serta mempopulerkan cabang sepakbola menjadi olah raga dan tontonan paling berpengaruh sejagat raya.

Di era sepakbola modern, FIFA telah melakukan 2 kali perubahan metode perhitungan poin yang sangat mempengaruhi peringkat suatu negara.  Sebelum tahun 1992, pemeringkatan masih belum berjalan baik dan konsisten, jadi jangan gunakan peringkat sebelum tahun ini sebagai acuan.  Lalu pada tahun 2010, setelah FIFA World Cup di Afrika Selatan, FIFA kembali merubah metode penilaian.  Penilaian yang baru ini bisa dikatakan sangat rumit, tapi memang sangat presisi, karena memperhitungkan berbagai aspek.  Aspek yang mempengaruhi peringkat dan poin suatu negara ditentukan oleh hasil pertandingan, status pertandingan, peringkat lawan dan peringkat/kekuatan konfederasi regionalnya.  Tambahan lainnya adalah perolehan  poin selama 4 tahun terakhir diakumulasikan.  Jadi, mengapa Australia (dari OFC) sampai pindah ke AFC (Asia) dan Kazakhstan pindah dari AFC ke UEFA (Eropa), bukan hanya masalah ketatnya kompetisi, tapi juga kesempatan mendulang poin lebih.  Poin konfederasi lebih besar dari OFC, begitu juga poin UEFA lebih besar dari AFC.  Belum lagi peringkat lawan.  Itu pula yang mendasari Australia lebih memilih mengikuti Piala Asia Timur (Dinasty Cup) ketimbang Piala ASEAN (AFF Cup).  Dan itu pula yang mendasari Mexico selalu antusias saat dipanggil sebagai tamu di Copa America.  Menang melawan China, Jepang dan Korsel tentunya nilainya lebih tinggi dibanding menang melawan Thailand, Vietnam atau Malaysia.

Banyaknya event akhirnya FIFA menentukan kriteria sebuah event menjadi kalender resmi FIFA, sehingga muaranya adalah pembatasan jumlah event yang dihitung.  Beberapa event pun dikeluarkan dari perhitungan poin dengan mengubah regulasinya, misalnya Olimpiade.  Olimpiade diubah peruntukannya untuk U23 plus.  3 pemain senior yang diperbolehkan untuk berpartisipasi digunakan untuk mempertahankan gereget dari pertandingan sepakbola di Olimpiade.  Event yang dihitung sebagai kalender resmi FIFA adalah event yang diadakan oleh FIFA untuk usia senior, ditambah event-event resmi yang diadakan oleh konfederasi di bawahnya.  Konfederasi di bawah FIFA adalah UEFA (Eropa), Conmebol (Amerika Selatan), Concacaf (Amerika Utara, Tengah dan Karibia), AFC (Asia), CAF (Afrika) dan OFC (Oseania).  Sedangkan event lain yang mempertemukan antar anggotanya dihitung sebagai uji coba, selama didaftarkan oleh federasi dari masing-masing negara dan pertandingannya sesuai standar FIFA.

Sampai di sini, tentunya Kompasioner sudah tahu bukan, kenapa AFF Cup tidak masuk kalender FIFA?.

AFF merupakan organisasi sepakbola untuk negara-negara ASEAN.  Existensinya sendiri masih  belum diakui oleh AFC.  Hal ini bisa dilihat dari setiap kualifikasi di regional Asia, tidak ada zona ASEAN, yang ada adalah zona Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan dan Asia Timur.  Meskipun untuk level junior (U13/U14), sudah mulai ada kelompok zona ASEAN, tapi ini bukan jaminan AFF akan diakui oleh AFC.  Kalaupun akhirnya AFF diakui oleh AFC, maka AFF tidak akan serta merta bisa menjadi konfederasi yang berdiri sendiri untuk berdiri sejajar dengan AFC di mata FIFA.  Kecuali FIFA kembali melakukan perubahan model penghitungan poin, dengan menghitung event untuk konfederasi di bawah konfederasi anggotanya.

Tapi, AFF tidak seharusnya berkecil hati dan harus realistis.  AFF sudah menyediakan ajang AFF Cup bagi anggotanya untuk terus berbenah memperbaiki kualitasnya.  Toh, turnamen sejenis AFF Cup, bahkan yang kualitasnya lebih baik pun tetap dihitung sebagai pertandingan uji coba oleh FIFA & AFC.  Contohnya Piala Asia Timur dan Piala Teluk.

Indonesia sendiri tetap harus prioritas dan fokus ke AFF Cup, karena setiap pertandingannya akan dihitung sebagai poin pertandingan uji coba.  Lumayan untuk mengatrol peringkat Indonesia, paling tidak ke level 140-an.  Dan yang perlu diingat juga bahwa, kondisi AFF Cup 2010 berbeda dengan AFF Cup 2012.  Perbedaannya adalah peringkat negara-negara yang dihadapi Indonesia di AFF Cup 2010 hampir semuanya di bawah Indonesia.  Hanya Thailand yang berhasil dikalahkan 2-1 melalui penalti BePe yang peringkatnya di atas Indonesia.  Sementara itu, di AFF Cup 2012 hanya Laos dan Myanmar yang peringkatnya di bawah Indonesia.  Praktis, setiap kemenangan Indonesia di AFF Cup 2012 akan memiliki bobot poin lebih tinggi dibandingkan AFF Cup 2010.

Selain itu, ajang AFF Cup 2012 ini bisa dijadikan ajang persiapan Indonesia menjelang kualifikasi Piala Asia 2015.  Ingat bobot poin kualifikasi Piala Asia sama dengan bobot poin kualifikasi Piala Dunia.  Lawan yang dihadapi pun jauh di atas Indonesia, yang juga akan membantu memberikan kontribusi tambahan poin untuk Timnas.

Pada tahun 2011, poin akumulatif Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan poin di tahun 2010 dan 2009.  Tingginya poin ini dikontribusikan dari kemenangan melawan Turkmenistan di kualifikasi Piala Dunia 2014, dan Palestina di ajang uji coba, serta hasil imbang melawan Turkmenistan maasih di kualifikasi Piala Dunia 2014, dan Arab Saudi di ajang uji coba.  Jadi, bagi yang masih menganggap pengurus PSSI sekarang yang menyebabkan peringkat Indonesia terus turun, cari fakta yang benar.  Silakan masuk ke website resmi FIFA, berikut adalah kontribusi poin Indonesia selama 4 tahun terakhir, yang dihitung akumulasinya ke dalam peringkat yang sekarang.

Tahun 2009                  97,11 poin

Tahun 2010                  38,68 poin

Tahun 2011                114,35 poin

Tahun 2012                  22,36 poin

Kalau membandingkan peringkat negara lain seperti Filipina, Malaysia dan Singapura yang terus naik.  Lihat lagi faktanya bahwa negara-negara lain tidak mengalami masalah finansial, sehingga bisa mengejar partai uji coba sebanyak mungkin.  Contoh paling nyata adalah Filipina yang di tahun 2012 ini banyak mengikuti turnamen-turnamen kecil seperti Challenge's Cup, Turnamen Hongkong Invitation dan Turnamen Raja Bahrain, selain rajin mengirim undangan ke negara-negara lain yang peringkatnya lebih tinggi untuk beruji coba.   Tentunya ini di luar program naturalisasi yang mereka gencarkan.

Penurunan peringkat juga dialami oleh Thailand, lihat peringkat Thailand sekarang yang di tangga 139, hanya 1 strip di atas Vietnam dan 8 strip di atas Filipina.  Padahal kita tahu, Thailand selalu di posisi 100 besar pada tahun-tahun sebelumnya.  Isu korupsi di sepakbola Thailand telah menyebabkan Thailand nasibnya sama seperti Indonesia, yang bermasalah finansialnya dan kesulitan mengikuti atau menyelenggarakan turnamen uji coba.

Jadi, AFF Cup meskipun tidak masuk ke dalam kalender FIFA & AFC, perannya tetap penting untuk mendulang poin bagi Indonesia dan persiapan menuju kualifikasi AFC Asian Cup 2015.  Tentunya kita tidak mau menjadi lumbung pembantaian bagi China, Arab Saudi dan Irak.  Oleh karena itu, bagi yang masih menghalangi proses bersatunya Timnas dengan alasan-alasan yang tidak logis, maka jargonnya yang mengatakan ingin memperbaiki peringkat Indonesia di FIFA sungguh tidak bisa dipercaya.  Orang-orang itu adalah orang-orang yang senang dengan hancurnya martabat bangsa Indonesia, demi perut sendiri.  Laknatullah....

Salam Sepakbola Bangkit!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun