"Iklan tersebut dapat menjadikan pelajaran politik bukan saja untuk Jokowi tetapi untuk seluruh Capres, ujar Iswandi, Jumat (28/3/2014).
Lebih lanjut Iswandi menjelaskan selama pesan dalam iklan mengandung kebenaran serta mengarah pada perbaikan hidup berbangsa dan meningatkan kesehjateraan rakyat, tidak perlu terburu-buru menilai iklan tersebut sebagai kampanye gelap (dark campaign) untuk Jokowi.
Sekarang keadaannya lebih mengherankan lagi, karena KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang menilai iklan "Kutagih Janjimu" sebagai iklan bermuatan politik yang dinilai, ngawur, gegabah nan absurd !
Klaim Said Salahuddin (Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia), KPI sebaiknya berhati-hati dalam membuat penilain terhadap suatu siaran atau iklan yang bermuatan politik yang ditayangkan di televisi...
"Saya menyayangkan adanya pernyataan dari wakil Ketua KPI (Idy Muzayyad) dalam acara jumpa pers di kantor Bawaslu, Jumat (28/3). KPI seperti terlalu reaktif dalam penayangan iklan "Kutagih Janjimu," karena secara terburu-buru menyimpulkan tayangan tersebut sebagai iklan politik bermasalah," ujarnya dikutip okezone.com, Minggu (30/1/2014) malam.
Sikap KPI, yang menyatakan Jokowi diserang dalam iklan tersebut, bila dimaknai dalam perspektif politik, KPI telah membentuk opini bahwa Jokowi telah di zholimi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H