Kelumit sederhana ini hanya gambaran ilusi yang membayangkan sebuah institusi koperasi yang benar benar menjadi sebuah solusi dan familier di masyarakat, mengajak masyarakat melupakan trauma masa lalu atas suramnya cerita koperasi dengan kentalnya hegemoni pemerintah.
Bahwa sumber kekuatan koperasi adalah orang, anggota, masyarakat sederhana yang mungkin secara sosial hidup di desa sering dinilai sebagai kehidupan yang tenteram, damai, selaras, jauh dari perubahan yang dapat menimbulkan konflik. Basis kekuatan yang notabene masyarakat desa dan lekat dengan imaginasi : bodoh, lambat dalam berpikir dan bertindak, sulit menerima pembaharuan, mudah ditipu dan sebagainya. (Kesan semacam ini timbul karena sebagian masyarakat (kota) hanya mengamati kehidupan desa secara sepintas dan kurang mengetahui tentang kehidupan mereka sebenarnya. Redfield  (Ifzanul, 2010:1).
Kenyataannya koperasi saat ini belum menjadi sederhana yang membuat nyaman kebanyakan orang, Â belum menjadi milik "kita" baru menjadi milik "mereka" yang penuh dengan teori berbasis keruwetan ilmu. Mungkin suatu saat koperasi benar benar menjadi milik berbagai kalangan sehingga koperasi menjadi keren karena "gue banget", Indonesia banget, soko guru yang tidak hanya menggurui tapi benar benar menjadi sistem perekonomian yang cair, bijaksana dan diterima bagi semua kalangan....semoga....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H