Mohon tunggu...
Victor Kurniawan
Victor Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar dan pencari kebenaran

Pria yang mencintai seni, alam, jalan-jalan, pembelajar komunikasi dan kehidupan bermasyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Akhirnya Aku Harus Memasak Sendiri

30 Desember 2020   18:20 Diperbarui: 30 Desember 2020   18:35 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masakanku hari ini (dok Pribadi)

Beberapa hari terakhir istri sibuk dengan pekerjaannya. Dampaknya meja makan selalu kosong, tidak ada makanan. Walaupun kangen dengan masakannya, tetapi aku mencoba memahami situasi yang sedang dia hadapi terkait dengan pekerjaannya. Namun, lama-lama bosan juga dengan masakan yang dibeli dari luar. 

Akhirnya hari ini, di saat kami sedang olahraga pagi, aku mengutarakan pada istriku, bahwa aku ingin kembali makan masakan yang dimasak di rumah. Mendengar keinginanku dia menjawab, "Aku ingin sih memasak lagi, tapi pekerjaanku menumpuk, bagaimana ya?"

Kami diam sejenak sambil terus berolah raga. Tiba-tiba ia berkata, "Kamu saja yang masak! Terutama jika aku sedang sibuk seperti sekarang ini." Kaget aku mendengar idenya. Membayangkan diriku memasak tampaknya mustahil. Memasak air aku terampil, memasak nasi - mudah bagiku, tetapi memasak lebih dari itu, rasanya mustahil. 

Sebelum aku membuka mulutku untuk protes, istriku melanjutkan idenya, "Nanti, saat aku sedang sibuk, aku bikinkan catatan resep sederhana yang  kurasa bisa kamu eksekusi. Selain itu, bahannya juga yang  tersedia di kulkas, sehingga kamu tidak perlu belanja."

"Ehmmm...." Belum sempat aku mengeluarkan kata-kata, istriku langsung melanjutkan, "Ini akan seru kok. Ingat diskusi kita di awal menikah, tidak ada pekerjaan rumah tangga yang memiliki jenis kelamin. Jadi, jangan enggan untuk mencoba untuk memasak".

Tiba di rumah. Istriku bersiap-siap untuk pergi kerja Mandi, berganti pakaian, berdandan dan minum susu. Dia memang tidak pernah makan berat di pagi hari. Sebelum berangkat ke kantor, ia meninggalkan resep di meja makan. Sambil berkata. "Yuk, kita mulai rencana kita tadi".

Istriku berangkat kerja dan aku masih termangu. Tapi, kupikir tidak ada salahnya untuk kucoba. Apalagi aku sedang ambil cuti, jadi tidak ada kegiatan yang penting hari ini. 

Dan mulailah aku memasak. Istriku meninggalkan resep yang sederhana saja. Jadi, setelah membaca resepnya, aku bisa memahami cara untuk memasaknya. Ternyata memasak adalah kegiatan yang menyenangkan. 

Paling tidak ada tiga manfaat yang kurasakan ketika memasak. Pertama, memasak membuatku merasa tenang. Hal ini tidaklah terlalu mengejutkan, sebab beberapa artikel menuliskan bahwa memasak adalah satu cara untuk bermeditasi. Saat memasak, otak dan tangan akan fokus membuat makanan sehingga mengalihkan pikiran negatif dan menggantikannya dengan ketenangan dan perasaan bahagia

Kedua, ketika makanan selesai dimasak dan aku menyantapnya ada perasaan bangga yang timbul dalam hatiku. "Wah, ternyata enak juga masakanku", begitulah kira-kira pikiranku setelah menyantap masakan yang kumasak.  Dan, pikiranku terasa positif dan merasa senang karena bisa menyantap masakan dari hasil usaha sendiri. 

Terakhir, memasak hari ini membuatku lebih hemat dibandingkan ketika membeli makan di luar. Ya, jadi bersyukur dengan ide spontan dari istriku. Tanpa ide tersebut, aku tidak akan menikmati pengalaman baru, yaitu memasak makanan yang akhirnya kunikmati sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun